Mantan Gubernur Pernah Menyamar Jadi Kuli, Bawa Pistol Kecil hingga 100 Kopassus Diterjunkan
Dengan sandi Operasi Flamboyan yang dipimpin oleh Dading Kalbuadi, Kopassus mengirimkan tiga regu berkekuatan 100 prajurit.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menceritakan pengalamannya saat menjalankan misi rahasia di Timor Timur (sekarang Timor Leste)
Kejadian itu berawal dari pertemuan Sutiyoso dengan Benny Moerdani, seperti dilansir dari buku 'Benny Moerdani Yang Belum Terungkap', Tempo, PT Gramedia 2015
Suatu malam di penghujung tahun 1974, mantan gubernur DKI Jakarta yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Seksi Intelijen Grup II Kopassandha (sekarang Kopassus), diminta menghadap Benny Moerdani
"Saya bertanya-tanya, apa tugas yang akan dihadapi," kata Sutiyoso kepada Tempo pertengahan September 2014
Wajar saja Sutiyoso agak tegang, sebab Benny Moerdani saat itu berpangkat brigadir jenderal dan menjabat sebagai Asisten Intelijen Departemen Pertahanan dan Keamanan

Saat itu Sutiyoso menghadap Benny Moerdani di kantornya di Tebet, Jakarta Selatan, muncul perintah yang cukup menciutkan nyali Sutiyoso
"Cari dua titik untuk masuk ke Timor Timur. Waktunya sepekan, lakukan secara rahasia. Jika tertangkap, kamu tidak akan diakui sebagai prajurit," ujar Sutiyoso menirukan Benny Moerdani
Sutiyoso mengaku diperintahkan mengintai sekaligus menginisiasi rencana ekspansi militer jika diperlukan.
Sutiyoso pun menuju Atambua di perbatasan Timor Timur dengan berpakaian sipil dan diberi modal pistol kecil serta teropong.
Untuk mengumpulkan data, Sutiyoso menyamar sebagai mahasiswa hingga kuli angkut.

Beberapa kali Sutiyoso menyusup dan nyaris tertangkap
"Di perbatasan, Fretilin membuat pos penjagaan dan siap berperang" kata Sutiyoso
Setelah Sutiyoso menemukan celah penyusupan, pada pertengahan 1975, misi Sutiyoso dinaikkan skalanya oleh Benny Moerdani.
Dengan sandi Operasi Flamboyan yang dipimpin oleh Dading Kalbuadi, Kopassus mengirimkan tiga regu berkekuatan 100 prajurit.
Tim berkode Susi, Umi dan Tuti bertugas menyusup ke Timor Timur bertugas untuk merekrut milisi setempat dan menyiapkan basis untuk operasi militer skala besar.
"Ada 1500 gerilyawan lokal yang bergabung," ujar Sutiyoso, yang kebetulan saat itu menjabat juga sebagai Wakil Komandan Tim Umi.
Tiga tim Kopassus ini dijuluki sebagai The Blue Jeans Soldiers.
Misi rahasia ke Israel
Bukan sekali ini Benny Moerdani melancarkan misi rahasia.
Soeharto pernah memerintahkan Benny Moerdani untuk menutupi misi super rahasia di Israel.
Mulai dari identitas tim yang dibuang ke laut Singapura hingga membakar sejumlah barang bukti.
Sebelum melakukan pembelian, Soeharto melalui Benny Moerdani mengirim tim mulai teknisi hingga pilot secara rahasia ke Israel.
Melansir dari buku berjudul "Benny Moerdani Yang Belum Terungkap", terungkap sejumlah cara cerdik agar tim rahasia tersebut tak diketahui aksinya.
1. Identitas dibuang ke laut

Misi super rahasia ini cukup merepotkan intelijen Indonesia karena harus mengirim tim mulai dari teknisi hingga pilot, tentunya dengan diam-diam.
Semua identitas prajurit yang dikirim dalam misi ini dibuang di laut Singapura.
Bahkan, untuk menjaga kerahasiaan, mereka menyebut Israel dengan Arizona (negara bagian AS).
2. Langsung digiring intelijen
Djoko Poerwoko, salah satu anggota tim, dalam bukunya berjudul 'Menari di Angkasa', menceritakan bahwa awalnya mereka terbang ke Frankfurt, Jerman.
Setelah beberapa kali ganti pesawat, mereka tiba di bandara Ben Gurion, Tel Aviv, Israel.
Di sana, para pilot itu langsung digiring petugas tanpa sempat menyerahkan surat jalan.
"Betapa hebatnya agen rahasia Mossad (intelijen Israel) yang dapat cepat mengenali penumpang gelap tanpa paspor" kata Djoko dalam bukunya.
3. Barang bukti dibakar
Latihan terbang para tim teknisi dan pilot ini pun berakhir pada 20 Mei 1980.
Para penerbang gembira tapi tak lama.
Sebab, sejumlah barang bukti seperti brevet da ijazah pendidikan dibakar oleh perwira intelijen penghubung.
Bukan itu saja, semua barang milik penerbang juga dibakar, termasuk peta navigasi dan peta perjalanan.
Djoko menulis, "Mereka berpesan, tidak ada bukti kalau kalian pernah ke sini".
4. Pulang melalui Washington, AS

Tim ini kemudian pulang ke Indonesia melalui Washington.
Kemudian mereka ke Arizona, masuk ke pangkalan US Marine Corps.
Selama tiga hari mereka menjalani pelatihan versi Marine Corps, dan pada hari terakhir mereka diwajibkan berfoto dengan A-4E Skyhawk milik AS.
"Ini sebagai kamuflase intelijen" kata Djoko dalam bukunya.
Kembali ke Indonesia, mereka memamerkan Skyhawk ke publik pada peringatan HUT ABRI, 5 Oktober 1980.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Cara Cerdik Soeharto Tutupi Misi Super Rahasia di Israel, Identitas Dibuang ke Laut & Bukti Dibakar