Kisah Korban Banjir Jakarta: Mengungsi ke Halte Bus, 3 Hari Cuma Makan Gorengan
Selain rumahnya terendam air, harta benda hanyut mereka pun kini harus rela mengungsi di halte bus Trans Jakarta.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Nestapa dialami korban banjir di Jakarta.
Selain rumahnya terendam air, harta benda hanyut mereka pun kini harus rela mengungsi di halte bus Trans Jakarta.
Ratusan orang terlihat berdesak-desakan di halte bus Trans Jakarta dan hanya beralaskan kardus.
Pemandangan di halte bus Trans Jakarta itu terlihat kumuh.
Banyak korban banjir yang menjemur pakaian di pagar halte bus Trans Jakarta.
• Begini Ciri-ciri Mobil Bekas Terendam Banjir
• Firasat Sebelum Sekeluarga Tewas Saat Tidur di Rumah, Banjir buat Listrik Mati hingga Keracunan Asap
• Sekeluarga Tewas Keracunan Asap di Dalam Rumah, Musibah Banjir di Jakarta Berujung Maut
Salah satu warga yang mengungsi di sana adalah Maria (26).
Ia bersama anak-anaknya sudah tiga hari mengungsi di Halte Jembatan Baru, Cengkareng, Jakarta Barat. Ia ikut berdesak-desakan di halte bus itu.
Maria bahkan hanya bisa mengkonsumsi gorengan dan mi instan yang dibelinya pakai uang sendiri.
Selama tiga hari menjadi pengungsi ia dan korban banjir lainnya belum juga menerima bantuan.
Terpaksa mereka harus bertahan dengan kocek mereka sendiri.
"Akhirnya saya tiga hari ini hanya makan gorengan saja sama mi instan, habis yang jualan di dekat sini hanya itu, belum ada bantuan makanan juga," ceritanya.
Maria berharap bantuan makanan segera dapat diterimanya.
Apalagi sampai saat ini rumahnya di RT 04 RW 01 Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat masih terendam.
Ia mengaku belum mengetahui sampai kapan mengungsi di halte bus Trans Jakarta Jembatan Baru.
Pasalnya, uang simpanannya sudah mulai menipis karena harus membeli makanan selama mengungsi.
"Jadi mohon kepada pemerintah bantuan pangan dan pakaian itu yang utama, masa kita tiga hari tidak ganti baju," kata Maria.
Sampai kemarin siang sekitar pukul 11.00 WIB beberapa pengungsi mendapatkan nasi kotak.
Namun sayangnya nasi kotak tersebut bukan dari pemerintah, melainkan dari kocek pribadi Kapolsek Cengkareng Kompol Khoiri.
"Kalau dari pemerintah sampai saat ini belum dapat sama sekali, baru ini datang bantuan, tapi bukan dari pemerintah, ini dari Kapolsek Cengkareng Khoiri," kata Ketua RT 11 RW 01 Sunardi.
Sunardi mengatakan, ada 300-an pengungsi di Halte Trans Jakarta Jembatan Baru.
Sampai saat ini mereka masih menanti bantuan dari pemerintah.
"Jadi kami harap kepeduliannya kepada pemerintah DKI untuk para pengungsi," jelas Sunardi.
Pengungsi lain, Yuliana mengaku mengalami sakit kulit.
Seluruh badannya mengalami gatal-gatal karena terkena air banjir.
"Ya gimana enggak gatal-gatal, baju saya enggak pernah diganti sejak banjir kemarin, mau mandi juga enggak tahu dimana," kata dia.
Yuliana tidak tahu sampai kapan harus memakai baju yang dipakainya sejak banjir melanda itu.
Ia mengaku belum menerima bantuan sama sekali dari pemerintah untuk pakaian atau obat-obatan.
"Enggak ada, sama sekali enggak ada baju ganti apalagi obat, kami semua belum terima," jelas Yuliana.
Bukan hanya Yuliana yang alami gatal-gatal, bayi 1 tahun 5 bulan juga alami gatal-gatal karena digigit nyamuk.
"Ini lihat bayi saya sudah korengan, dia digigit nyamuk selama menginap disini dua malam, habis enggak ada selimut di sini," kata ibu bayi tersebut Neneng (35) ditemui di tempat pengungsian.
Enam Kecamatan Banjir
Sebanyak enam kecamatan di Jakarta Barat masih terendam banjir hingga kemarin.
Wilayah di Jakarta Barat menjadi wilayah terluas yang masih terdampak banjir di ibu kota.
"Masih ada 18 Kelurahan dan 6 Kecamatan yang terendam banjir di Jakarta Barat," kata Kapusdatin BPBD DKI Jakarta M Ridwan.
Dari 18 kelurahan tersebut sedikitnya 221 RT masih terendam banjir.
Rata-rata ketinggian air di wilayah tersebut masih mencapai 50-70 cm.
Akibat banjir itu ada 1.554 jiwa dari 625 KK mengungsi akibat banjir. "Mereka tersebar di 5 lokasi pengungsian," jelas Ridwan.
Sampai saat ini penyebab banjir di wilayah Jakarta Barat masih didominasi karena luapan Kali Pesanggrahan, luapan Kali Banjir Kanal Barat (BKB) dan luapan Kali Angke serta air rob.
"Sampai saat ini upaya yang dilakukan ialah pembersihan tali-tali kali oleh PPSU dan penyedotan banjir oleh Satgas SDA di Kecamatan," kata Ridwan.
Sedangkan untuk DKI Jakarta keseluruhan ada 23 kecamatan yang masih terdampak banjir.
Dilaporkan 12.491 jiwa masih mengungsi akibat banjir yang berlangsung sejak 1 Januari 2020 lalu.(tribun network/m24/wly)