Firasat Sebelum Sekeluarga Tewas Saat Tidur di Rumah, Banjir buat Listrik Mati hingga Keracunan Asap

Peristiwa sekeluarga tewas saat tidur di dalam rumah karena keracunan asap terjadi di Pulogadung, Jakarta Timur.

tribunjakarta.com
Jajaran Polres Metro Jakarta Timur saat melakukan olah TKP di kediaman Mahmudi, Jumat (3/1/2020). Firasat Sebelum Sekeluarga Tewas Saat Tidur di Rumah, Banjir buat Listrik Mati hingga Keracunan Asap. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Peristiwa sekeluarga tewas saat tidur di dalam rumah karena keracunan asap terjadi di Pulogadung, Jakarta Timur.

Keempatnya tewas keracunan asap genset setelah musibah banjir di Jakarta yang menyebabkan listrik padam.

Insiden nahas tersebut terjadi pada Kamis (2/1/2020) malam.

Para korban sekeluarga tewas adalah Mahmudi (35), Ayu Maryana Oktavia (29), Selvia Audy Pratiwi (9), dan Mahezha Kurniawan (5).

Seorang tetangga korban, Ade (30) mengungkap keseharian Mahmudi sebelum peristiwa sekeluarga tewas karena keracunan asap tersebut.

Sekeluarga Tewas Keracunan Asap di Dalam Rumah, Musibah Banjir di Jakarta Berujung Maut

3 Orang Sekeluarga Tewas Saat Tidur, Kecelakaan Maut Libatkan Truk Mundur di Cianjur

Ibu Kurung 4 Anak Gadisnya Bertahun-tahun, Ada Anaknya yang Kini Berusia 45 Tahun

Ibu Bunuh Anak Kandung di Kupang, Benturkan Kepala Bocah 2 Tahun hingga Kejang Lalu Tewas

Mahmudi yang ditemukan tewas di kediamannya pada Kamis (2/1/2020) malam ternyata memiliki niat untuk pulang kampung.

Jasad sekeluarga tewas akibat keracunan asap buangan genset di dalam rumah saat hendak dibawa keluar dari Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (3/1/2020).
Jasad sekeluarga tewas akibat keracunan asap buangan genset di dalam rumah saat hendak dibawa keluar dari Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (3/1/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

"Dia bilang kalau ingin tinggal di Kampung saja, bawa anak istri dan nggak mau di Jakarta lagi. Eh beneran dia ke 'Kampung' sekarang," ucap Ade.

Ade menilai, niat korban pulang kampung karena dagangannya tak laku saat musim hujan seperti sekarang.

Mahmudi yang berjualan arum manis dan mainan itu kesulitan untuk berdagang.

"Karena sekarang musim hujan susah jualan. Dia keliling pakai gerobak sama jualan mainan, kalau hujan susah, jadi nggak laku," imbuh Ade.

Lebih lanjut, Ade menjelaskan, keseharian Mahmudi dan keluarga yang dikenal baik.

Bahkan, Ade merasakan kebaikan sang almarhum dan keluarga.

"Di belakang rumah ada bengkel bajaj, dan banyak yang kerja di sana, kadang mereka ngasih makanan. Jadi, orangnya baik banget," imbuh Ade.

Selain itu, Ade memaparkan keseharian dua buah hati Mahmudi yang kerap kali bermain di belakang rumah yang bersebelahan dengan bengkel.

"Anak-anaknya juga sering main ke sini."

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved