Kapolri Soroti Gaya Mewah Istri-istri Kapolres dan Kapolda, Bandingkan dengan Istri Jokowi

Idham Azis menyesalkan, kemewahan pengawalan untuk istri Kapolres dan Kapolda, lebih mewah dibanding pengawalan untuk seorang Ibu Negara, Iriana Jokow

Editor: taryono
TRIBUN/IQBAL FIRDAUS
Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - KAPOLRI Jenderal Idham Azis ternyata diam-diam memperhatikan Iriana Jokowi. 

Salah satu yang diperhatikan adalah gaya sederhana Ibu Negara Iriana Jokowi. 

Bahkan Idham Azis membandingkan Iriana dengan istri Kapolres serta Kapolda.

Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana dan Kapolri Jenderal Idham Azis
Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana dan Kapolri Jenderal Idham Azis (Kolase TribunStyle.com/ Dok Tribunnews)

Iriana terlihat jauh lebih sederhana ketimbang para istri polisi. 

Idham Azis menyesalkan, kemewahan pengawalan untuk istri Kapolres dan Kapolda, lebih mewah dibanding pengawalan untuk seorang Ibu Negara, Iriana Jokowi.

Suami Selingkuh dengan Janda, Artis Ini Langsung Bongkar Identitas Anak Mantan Kapolri

Irjen Polisi Gatot Eddy Pramono Jadi Wakapolri, IPW Langsung Berkomentar

Deretan Jenderal Polisi yang Dimutasi Kapolri

Lagi, Kapolri Mutasi Besar-besaran, 3 Perwira Menengah di Polda Lampung Pindah Jabatan

Itu baru satu contoh dari sekian gaya mewah istri-istri perwira jajarannya, yang menurutnya, harus segera dibenahi, mengikuti gaya sederhana istri orang nomor satu di Indonesia. 

Idham Azis masih memiliki sederet contoh lain dari gaya keluarga korps Bhayangkara yang seharusnya segera dibenahi menjadi lebih merakyat.

Natya Shina, Presiden Jokowi, dan Ibu Negara Iriana Jokowi.
Natya Shina, Presiden Jokowi, dan Ibu Negara Iriana Jokowi. (instagram@natyashina)

Ya, delapan belas bulan menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya (Juli 1997-Januari 2019), diam-diam Kepala Polri (Kapolri) Jenderal (Pol) Idham Aziz (55) mengamati perilaku ibu negara Iriana Joko Widodo (56), saat hendak pulang ke Solo.

Dari perilaku dan adab itu, Kapolri mengaku belajar banyak dan ingin menularkan teladan itu kepada para pejabat utama polisi pada semua level di Indonesia.

Pengamatannya dan teladan ini terungkap dalam sebuah klip video arahan resminya kepada jajaran polisi di tiga kepolisian daerah di Sulawesi, Sulsel (Makassar), Mamuju (Sulbar) dan Kendari (Sulawesi Tengah), akhir pekan lalu.

Dari potongam video berdurasi 2 menit 26 detik itu, Kapolri mengungkap kebiasan istri Jokowi saat hendak bepergian untuk urusan pribadi, lalu membandingkannya dengan perilaku oknum perwira polisi dan keluarganya di daerah.

Dari informasi yang diperoleh Tribun Timur, Selasa (14/1/2020), potongan video itu direkam saat Kapolri memberi pengarahan tertutup di Aula Mapolda Sulawesi Barat, Lingkungan Kalubibing, Kelurahan Mamanyu, Kecamatan Mamuju, Kota Mamuju, Sulbar, Minggu (12/1/2020).

Idham menuturkan, sebagai pejabat yang ikut bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan kepala negara dan keluarganya di ibu kota negara, Idham ternyata memperhatikan kesederhanaan istri Joko Widodo saat berada di bandara.

Keberangkatan ibu negara tak mencolok dan laiknya perjalanan rakyat biasa.

“Kalau ibu negara mau pulang ke Solo, di bandara dia tak diantar dan tak dijemput.

Hanya ada dua paspampres (paspampres) yang lihat-lihat dari belakang. Beliau langsung duduk di ruang tunggu biasa, bersama penumpang bandara,” ujarnya.

Perilaku ini, kata dia jauh berbeda dengan sebagian oknum perwira polisi dan istrinya.

“Kau bayangkan itu ibu kapolres, kalau mau ke Jakarta saja, semua pintu VIP di bandara ditutup.

Itu baru istri kapolres, bayangkan kalau itu istri kapolda,” ujar Idham yang terdengar diikuti tawa hadirin.

Dengan nada kelakar dia melanjutkan, dengan memberi contoh kejadian itu ada di bandara Tampapadang, Mamuju.

Lalu setelah tawa kembali terdengar menggema.

Belum lagi derai tawa mereda, kapolri melanjutkan; “Tapi itu, contoh bukan disini, bukan di Tampapadang. Contoh saya, itu di polda lain.”

Kapolri lalu merelefksikan teladan itu harus diterapkan dalam perilaku keseharian semua personel polisi di Indonesia.

“Pelajaran yang saya mau ambil, bahwa kadang-kadang tanpa kita sadari, kita diomongin sama orang banyak (karena perilaku polisi yang tak disadari.)”

 Menurutnya perbaikan isntitusi Polri sebagai pelayan masyarakat harus dimulai dari kesadaran personel, termasuk dirinya.

“Makanya saya sejak saya kapolri, kalau naik mobil tak pernah itu pakai bintangku, bintang empat. Kau lihat saja sendiri.

Saya pergi ke istana (presiden), mobil biasa saja. (kalau rapat terbatas) Ratas jam 1, jam 12 saya sudah berangkat ke Istana (tak ada pengawalan mencolok),” ujarnya.

Ayah empat anak ini juga menceritakan kebiasaan lainnya saat jabat kapolri (November 2019) yang juga tak mau banyak protokoler dan jemputan.

“Pasti kalian bertanya-tanya. Terutama PJU (perwira jabatan utama) polda/polres, semua kenapa kapolri ini tak boleh dijemput-jemput.”

Dia melanjutkan, perilaku itu harus dibiasakan. “Tidak boleh, kita harus bisa membedakan mana adat, mana kebiasaan, agama, dan tradisi. semua harus bisa dibedakan.”

Perwira tinggi Polri angkatan 1988 ini pun mengingatkan para anggota kepolisian untuk selalu berperilaku sederhana dan mensyukuri yang ada.

“Harus banyak bersyukur. Karena hanya dengan kamu banyak bersyukur, kamu bisa menatap masa depan,”

Copot Kapolres hingga Kapolda

Sebelumnya, Idham Azis mengungkapkan dirinya bisa mencopot 10 sampai 15 pejabat polisi selevel kapolda dan kapolres yang terbukti meminta dan bermain proyek dengan pemerintah daerah.

Kapolri Idham Azis menegaskan, bukan rahasia lagi banyak kapolda dan kapolres yang meminta jatah proyek ke gubernur atau bupati/wali kota setempat.

"Saya tegas kepada kasatwil-kasatwil (kepala satuan wilayah; kapolda/kapolres) saya yang bermain dengan pemda, yang bermain dengan proyek. Ini memang bukan rahasia umum, saya pernah dinas di luar wilayah," kata Idham dalam Rapat Kerja dengan Komisi III DPR RI, Rabu, (20/11/219).

Menurut Idham oknum-oknum tersebut harus ditindak.

Ia tidak akan segan untuk mencopot kapolres yang meminta atau bermain proyek dengan Pemda.

"Obatnya harus kita tindak. Saya kira kita copot 10 sampai 15 kapolres ini, tidak akan goyang organisasi ini, Pak,"kata Idham.

Sebelumnya Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan menanyakan mengenai adanya aduan kapolres yang meminta proyek ke pemda.

"Tolong dicek apakah jalan perintah Kadiv Propam itu dan apa yang disampaikan Presiden Jokowi, kapolda, kapolres jangan menyusahkan bupati, itu memang fakta yang tak terbantahkan," kata Trimedya.

Menurut Trimedya, banyak kepala daerah terutama yang diusung PDIP mengeluhkan adanya kapolres yang meminta proyek tersebut.

Ia meminta Kapolri turun langsung ke lapangan mengecek kebenaran informasi itu.

Artikel ini telah tayang di  wartakota.tribunnews.com

# Kapolri Soroti Gaya Mewah Istri-istri Kapolres dan Kapolda, Bandingkan dengan Istri Jokowi

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved