Tanya Dokter
Apa Itu Hernia, Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan Hernia
Hernia atau dikenal dengan sebutan ‘Turun berok’ adalah situasi menekan dan mencuatnya organ dalam tubuh manusia lewat jaringan otot.
Penulis: Tama Yudha Wiguna | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID BANDAR LAMPUNG - Hernia atau dikenal dengan sebutan ‘Turun berok’ adalah situasi menekan dan mencuatnya organ dalam tubuh manusia lewat jaringan otot atau jaringan ikat di sekitaran organ lemah. Atau Hernia dapat diartikan turunnya buah zakar seseorang yang disebabkan karena lapisan otot dinding perut melemah. Setelah mengetahui apa itu hernia, bagaimana cara obati hernia?
Umumnya, hernia di alami oleh sebagian besar laki-laki. Terutama pada anak-anak. Sehingga penderitannya akan merasakan tidak ketidak nyamanan pada wilayah tersebut, yang diakibatkan rasa nyeri.
dr Ahmad Farishal mengucapkan, hernia dapat dikatakan penyakit usus turun dan masuk yang terjadi karena lemahnya dinding usus.
“Umumnya, hernia terjadi sejak lahir tapi seiring bertambahnya usia makin lama semakin parah akibat tekanan pada tubuh. Hernia bisa di obati,” ucap Farishal, kepada Tribunlampung.co.id. Rabu (15/1/2020).
Dokter yang juga bertugas di Puskesmas Simpur, Bandar Lampung ini menjelaskan, bila sejumlah gejala dari hernia telah muncul, segera melakukan pemeriksaan dan konsultasi kepada dokter ahli bedah.
“Jadi jangan ditunda-tunda, karena itu bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani, bahkan dapat mengakibatkan infeksi pada bagian perut hingga menakibatkan kematian,” tukas Farishal.
Adapun beberapa jenis-jenis Hernia, antara lain seperti:
1. Hernia inguinalis.
Ini terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak di rongga perut mencuat ke selangkangan.
2. Hernia femoralis.
Ini terjadi ketika jaringan lemak atau sebagian usus mencuat ke paha atas bagian dalam.
3. Hernia umbilikus.
Ini terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak mendorong dan mencuat di dinding perut, tepatnya di pusar
4. Hernia hiatus.
Ini terjadi ketika sebagian lambung mencuat ke dalam rongga dada melalui diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut).
5. Hernia insisional.
Ini terjadi ketika usus atau jaringan mencuat melalui bekas luka operasi di bagian perut atau panggul.
6. Hernia epigastrik.
Ini terjadi ketika jaringan lemak mencuat melalui dinding perut bagian atas, tepatnya dari uluhati hingga pusar.
7. Hernia spigelian.
Ini terjadi ketika sebagian usus mendorong jaringan ikat (spigelian fascia) yang terletak di sisi luar otot rektus abdominus, yaitu otot yang membentang dari tulang rusuk hingga tulang panggul dengan karakteristik tonjolan yang dikenal dengan ‘six pack’.
8. Hernia diafragma.
Ini terjadi ketika sebagian organ lambung mencuat masuk ke rongga dada melalui celah diafragma. Hernia jenis ini juga dapat dialami oleh bayi ketika pembentukan diafragma kurang sempurna.
9. Hernia otot.
Ini terjadi ketika sebagian otot mencuat melalui dinding perut. Jenis hernia ini juga dapat terjadi pada otot kaki akibat cedera saat berolahraga.
Apa penyebab terjadinya hernia?
Hernia terjadi dikarenakan adanya kombinasi antara situasi otot yang tertarik dan melemah.
Adapun sejumlah hal yang menyebabkan otot tubuh melemah, yakni:=
1. Usia.
2. Batuk kronis.
3. Bawaan lahir, terutama di pusar dan diafragma.
4. Cedera atau komplikasi dari operasi di bagian perut.
Selain itu, ada sejumlah faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hernia, terutama ketika otot tubuh mulai melemah. antara lain adalah:
1. Terlalu sering mengangkat beban berat.
2. Konstipasi yang menyebabkan penderitanya harus mengejan saat buang air besar.
3. Kehamilan yang menyebabkan meningkatnya tekanan dalam dinding perut.
4. Penumpukan cairan di dalam rongga perut.
5. Berat badan meningkat secara tiba-tiba.
6. Bersin yang berlangsung lama.
7. Penyakit seperti cystic fibrosis, secara tidak langsung juga dapat meningkatkan risiko hernia. Kondisi ini menyebabkan terganggunya fungsi paru sehingga memicu batuk kronis.
Apa gejala hernia?
Umumnya, hernia akan menimbulkan sejumlah gejala berdasarkan tingkat keparahan dari penyakit itu sendiri.
Kendati, biasanya hernia di perut atau selangkangan akan ditandai, dengan munculnya benjolan atau tonjolan yang dapat hilang ketika berbaring.
Namun, benjolan dapat muncul kembali ketika penderita tertawa, batuk, atau mengejan. Gejala hernia lainnya adalah:
1. Nyeri di area benjolan, terutama ketika mengangkat atau membawa benda berat.
2. Rasa berat dan tidak nyaman di perut, terutama ketika membungkuk.
3. Konstipasi.
4. Ukuran benjolan semakin membesar seiring waktu.
5. Benjolan di selangkangan.
6. Hernia hiatus juga ditandai dengan gejala nyeri dada, sulit menelan (disfagia), dan heartburn.
Bagaiman pengobatan hernia?
Ada baiknya sebelum melakukan pengobatan terhadap hernia, penderita harus mempertimbangkan faktor yang dapat memengaruhi keputusan dokter tatkala menentukan operasi, yaitu:
1. Kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Gejala yang muncul dan dampaknya terhadap kehidupan pasien. Dokter akan merekomendasikan tindakan operasi jika gejala yang dirasakan semakin memburuk atau telah mengganggu aktivitas pasien sehari-hari.
2. Jenis dan lokasi hernia.
Isi hernia. Misalnya otot atau sebagian usus yang menyebabkan obstruksi usus atau terganggunya sirkulasi darah ke organ
Berdasarkan pertimbangan tersebut, ada beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan dokter, yaitu:
1, Terapi obat.
Untuk pasien hernia hiatus, dokter akan meresepkan obat untuk menurunkan asam lambung guna meredakan gejala dan rasa tidak nyaman.
Beberapa jenis obat yang mungkin diberikan, yaitu antasida, antagonis reseptor H-2, dan penghambat pompa proton (PPI).
2. Operasi.
Tindakan operasi merupakan langkah utama yang dilakukan dokter dalam menangani hernia. Ada dua metode operasi yang dapat dilakukan, yaitu:
Operasi terbuka.
Terdiri atas beberapa pilihan tindakan yang mungkin dilakukan dokter selama operasi turun berok. Di antaranya adalah:
1. Herniotomi.
Dokter akan membuat sayatan pada dinding perut, kemudian mendorong hernia agar masuk kembali ke dalam rongga perut dan membuang kantung hernia.
2. Herniorafi.
Hampir serupa dengan herniotomi, namun dokter akan menjahit area keluarnya hernia untuk memperkuat dinding perut.
3. Hernioplasti.
Tindakan ini dilakukan ketika lubang tempat keluarnya hernia cukup besar. Dokter akan menggunakan jaring sintetis (mesh) untuk menutup dan memperkuat lubang tersebut,
4. Laparoskopi (operasi lubang kunci).
Prosedur penanganan hernia yang dilakukan dengan membuat sayatan kecil di dinding perut.
Dokter bedah akan menggunakan laparoskop dan alat penunjang operasi lain dalam prosedur ini. Laparoskop adalah alat berbentuk tabung tipis dan dilengkapi dengan kamera dan cahaya di bagian ujungnya.
Meskipun demikian, ada jenis hernia yang tidak membutuhkan tindakan operasi, yaitu hernia umbilikus yang biasanya dapat sembuh sendiri dan hernia hiatus yang terkadang dapat ditangani dengan obat-obatan.
Bagaimana pencegahan hernia?
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah hernia. Di antaranya adalah:
1. Berhenti merokok.
Karena rokok memicu batuk kronis yang dapat meningkatkan risiko hernia.
2. Menjaga berat badan ideal dengan berolahraga secara teratur.
3. Mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti buah, sayuran, dan biji-bijian untuk menghindari konstipasi.
4. Hindari mengangkat beban berlebih atau di luar kemampuan.
5. Konsultasi kepada dokter jika mengalami batuk atau bersin yang berlangsung terus-menerus.
Demikian penjelasan Apa Itu Hernia, Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan Hernia.(tribunlampung.co.id/tama yudha wiguna)