Longsor di Lampung Barat

Polisi Rekayasa Jalur Liwa-Krui dengan Sistem Buka Tutup Akibat Longsor 5 Titik

Bencana longsor akibat curah hujan tinggi sempat membuat jalur Liwa (Lampung Barat)-Krui (Pesisir Barat) lumpuh, Jumat (24/1) sore hingga Sabtu (25/1)

Dokumentasi BPBD Lampung Barat
Polisi Rekayasa Jalur Liwa-Krui dengan Sistem Buka Tutup Akibat Longsor 5 Titik. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LIWA - Bencana longsor akibat curah hujan tinggi sempat membuat jalur Liwa (Lampung Barat)-Krui (Pesisir Barat) lumpuh, Jumat (24/1) sore hingga Sabtu (25/1) pagi. Kendaraan baru bisa melintas dengan sistem buka tutup pada Sabtu siang dan menjelang sore.

Tanah longsor terjadi total di lima titik di jalur Liwa-Krui, kawasan Taman Nasional Bukit Barisan (TNBBS). Longsor pertama terjadi pada Jumat sore sekitar pukul 16.00 WIB di dua titik. Masing-masing di Pal 21 dan 22, Pekon Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit, Lambar.

Longsor susulan lalu terjadi pada Sabtu pagi di tiga titik tak jauh dari longsor di dua titik sebelumnya. Tiga titik longsor susulan ini masing-masing di Pal 10, 15, dan 19, Pekon Kubu Perahu.

Selain tanah, material longsor lainnya adalah pohon dan ranting-ranting. Kabel listrik pun ikut tertimpa pohon. Material longsor memenuhi dan menutupi jalan hingga menyebabkan kendaraan tidak bisa melintas.

Gunawan, pengendara dari Krui yang hendak ke Liwa, terpaksa menunggu belasan jam sebelum bisa melintas dengan sistem buka tutup. Ia tiba di titik longsor pada Jumat sore.

Susah Sinyal di Lokasi Longsor Menghambat Penyebaran Informasi Terkini Kondisi Jalur Liwa-Krui

VIDEO Detik-detik Jalan Liwa-Krui Lumpuh Total Akibat Longsor

Oknum Guru Cabuli Siswinya Sejak April 2019, Dilakukan saat Ruang Kelas Sudah Sepi

Jadwal Kapal Eksekutif Januari 2020 serta Cara Beli Tiket di Bakauheni dan Merak Gunakan e-Money

"Dari Krui mau pulang ke Liwa, bawa mobil. Sejak jam 4 sore kemarin (Jumat) sampai sekarang masih antre untuk lewat," katanya, Sabtu pagi.

Beberapa pengendara lain yang tiba di titik longsor pada Jumat sore juga memilih memutar balik kendaraan.

"Kami putar balik kendaraan. Terpaksa tunggu besok (Sabtu) sampai jalan bisa digunakan," ujar Sumarno, pengendara dari Krui yang hendak ke Liwa. "Selain jalan putus, jadi was-was juga karena hujan lebat dibarengi petir," sambungnya.

Saat longsor pertama dan kedua terjadi, empat unit mobil sempat terjebak di antara titik longsor pertama dan kedua. Para pengemudi dan penumpang berhasil keluar dari kendaraan.

"Benar, ada empat mobil yang terjebak di dua lokasi berbeda di antara longsor satu dengan longsor lainnya, (jarak) sekitar 100 meter," jelas Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Lambar Inspektur Satu Pol Raphiq Hendrawan, Sabtu pagi. "Mereka (pengemudi dan penumpang mobil) semua selamat, sudah dievakuasi ke tempat aman. Tapi empat mobil masih berada di lokasi," imbuhnya.

Raphiq mengungkapkan tanah longsor terjadi di tengah guyuran hujan. Pihaknya menerjunkan sejumlah personel untuk mengatur arus lalu lintas. "Para pengendara kami arahkan untuk mengisi tempat-tempat parkir yang ada di sejumlah rumah makan di kawasan ini," katanya.

Penanganan 4-5 Hari

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lampung Barat mencatat ada lima titik longsor di sepanjang ruas jalur Liwa-Krui. BPBD melakukan penanganan sejak Jumat malam dan berlanjut Sabtu pagi dengan adanya longsor susulan.

"Keseluruhan ada lima titik longsor. Penanganan sudah dilakukan sejak Jumat malam," kata Sekretaris BPBD Lambar Syamsurizal, Sabtu. "(Sabtu) pagi ini (penanganan) diteruskan karena ada longsor susulan di sekitar lokasi," imbuhnya.

Kapolres Lambar Ajun Komisaris Besar Pol Rachmat Tri Haryadi memprediksi penanganan dan evakuasi material longsor hingga tuntas memakan waktu 4-5 hari. Pihaknya bersama TNI, BPBD, serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Lambar terus melakukan penanganan dan evakuasi material longsor.

"Sejauh ini kami masih melakukan evakuasi. Titik terparah longsor ada di Pal 15, di mana material longsor mencapai 50-100 meter," ujarnya saat meninjau lokasi longsor, Sabtu pagi. "Dilihat dari besarnya volume material longsor, proses evakuasi kami prediksi berlangsung empat sampai lima hari. Setelah itu, jalur antarkabupaten ini akan terbuka (dua jalur)," lanjutnya.

Dua Ekskavator

Setidaknya dua unit alat berat, yakni ekskavator, diturunkan ke jalur Liwa-Krui untuk proses evakuasi material longsor. Satu unit ekskavator di antaranya dari Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Lampung.

Laporan kepala Satuan Polairud Lambar menyebutkan evakuasi material longsor dengan ekskavator antara lain dilakukan di Pal 21 pada pukul 08.30 WIB.

Hingga Sabtu sore, sebagian material longsor telah dievakuasi menggunakan ekskavator. Jalur Liwa-Krui pun mulai bisa digunakan dengan sistem buka tutup di satu jalur.

Sementara jaringan komunikasi menjadi kendala untuk menyampaikan informasi terbaru mengenai kondisi di lokasi longsor. Seorang petugas di lokasi longsor mengeluhkan susahnya sinyal ponsel.

"Susah sinyal. Kami harus cari tempat yang ada sinyalnya untuk menyampaikan informasi terbaru," katanya.

Waspada Sepekan Ini

Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan setiap pihak mewaspadai potensi hujan lebat disertai kilat dan petir setidaknya sampai 29 Januari. Masyarakat diimbau berhati-hati terhadap dampak yang bisa ditimbulkan. Seperti banjir, angin kencang, pohon tumbang, jalan licin, termasuk tanah longsor.

"Secara umum, puncak musim penghujan hingga akhir Februari 2020. Untuk Lampung Barat, waspada hingga sepekan ke depan," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudi Hariyanto, Sabtu.

Ia menjelaskan sirkulasi siklonik di sekitar Samudera Hindia yang diprakirakan terbentuk antara 24-26 Januari menyebabkan terjadinya pola konvergensi. Serta, terjadinya belokan angin di wilayah Indonesia bagian barat.

Selain itu, labilnya kondisi atmosfer Indonesia menyebabkan massa udara yang lembab dari lapisan bawah cukup mudah terangkat ke atmosfer. Dua faktor inilah yang menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat.

Senada, BPBD Lambar mengimbau masyarakat waspada dengan cuaca ekstrem. "Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan, mengingat cuaca beberapa hari terakhir cukup ekstrem," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Lambar Hidayatullah, Sabtu.

Ia mengungkapkan hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang berpotensi terjadi di sejumlah kawasan di Lambar. Antara lain di Kecamatan Balik Bukit, Suoh, Bandar Negeri Semong, Batu Brak, Way Tenong, Sumber Jaya, Sekincau, dan Belalau.

"Kami mengimbau masyarakat, terutama pengguna jalan, agar meningkatkan kewaspadaan. Curah hujan yang tinggi bisa mengakibatkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan lainnya," kata Hidayatullah.

Dengan curah hujan yang semakin tinggi, pihaknya juga meminta kesiapsiagaan para satuan tugas (satgas) penanggulangan bencana di tingkat pekon maupun kecamatan.

"Satgas-satgas tingkat pekon maupun kecamatan bisa mengarahkan masyarakat agar berhati-hati dan bersiaga," tandas Hidayatullah. (Tribunlampung.co.id/Ade Irawan)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved