Curhat Mahasiswi Indonesia Terjebak Virus Corona, Psikologis Mulai Terganggu Stok Makanan Menipis

Siti Mawaddah adalah mahasiswi tahun ketiga yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Hubai, yang terletak di Pusat Kota Wuhan.

Editor: Romi Rinando
AFP via Kompas.com
Suasana Kota Wuhan China setelah terjangkit virus Corona 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Saat ini virus corona sudah merebak ke 12 negara di berbagai belahan dunia.

Virus corona ini pertama kali ditemukan dan tersebar di Kota Wuhan, China.

Virus yang disebut mirip dengan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) ini telah menjangkiti 2000 lebih dan membunuh 80 jiwa di China.

Pemerintah China menyatakan, korban meninggal akibat wabah virus corona mencapai 80 orang dengan lebih dari 2.300 orang terinfeksi.

Tak hanya warga Wuhan yang terperangkap, ternyata ratusan WNI dilaporkan masih berada di kota tersebut bersama virus corona.

VIDEO Perawat Menangis Putus Asa Akibat Pasien Virus Corona Membludak

4 Langkah Dinas Kesehatan Antisipasi Virus Corona Masuk ke Lampung

RSUAM Bandar Lampung Siapkan Ruang Isolasi Bagi Warga yang Suspect Virus Corona

Virus Corona yang menyerang China mau tidak mau telah membuat mahasiswa asal Indonesia yang tinggal di China khawatir. 

Berikut curhat Mahasiswi Indonesia yang tinggal di China, terkait Virus Corona di Wuhan

Dilansir dari laporan Kementerian Kesehatan, memastikan sebanyak 242 mahasiswa di Indonesia yang sedang kuliah di Wuhan, China, dalam kondisi baik.

Berbeda dengan curhatan yang dibagikan oleh seorang mahasiswi asal Aceh bernama Siti Mawaddah ini.

Curhatan Siti hingga kini masih di Wuhan

Dilansir dari video di KompasTV, Siti Mawaddah adalah mahasiswi tahun ketiga yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Hubai, yang terletak di Pusat Kota Wuhan.

Kepada Kompas TV, Siti mengisahkan apa yang ia rasakan selama terkurung di asrama selama 8 hari.

Siti mengaku, sejak ditetapkannya kondisi darurat virus corona di China, dirinya dilarang untuk melakukan kegiatan di luar ruangan.

Dirinya juga diminta untuk tetap tinggal di asramanya selama virus corona masih menyebar.

Siti juga mengaku bahwa setiap hari yang ia dengar hanyalah penambahan jumlah korban.

Hal ini membuat kondisi psikisnya mulai terganggu.

"Seolah-olah kami menunggu giliran untuk terinfeksi, dan itu sangat menggangu psikis kami", ujar Siti.

Siti mengaku, kondisi psikologisnya mulai terganggu setelah delapan hari terisolasi di Kota Wuhan.

Bahkan dikabarkan pasokan makanan terus menipis, dan juga kesulitan untuk mendapatkan makanan yang bersih.

Sementara itu, Siti dan sejumlah WNI lainnya yang berada di Wuhan sudah berkoordinasi dengan KBRI di Beijing.

Namun, menurutnya, hingga dirinya membuat video tersebut, bantuan belum bisa datang, dan pemerintah Indonesia juga belum bisa mengevakuasi warga Indonesia dari Wuhan.

Siti dan WNI lainnya yang berada di Wuhan meminta kepada pemerintah untuk segera direlokasi dari Kota Wuhan.

Belum bisa evakuasi WNI di Wuhan

Anggota DPR Aceh, Muslim Syamsuddin, meminta Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menambah pasokan makanan untuk mahasiswa Aceh di Provinsi Hubei, seiring meningkatnya jumlah korban yang terkena virus corona di China.

Sehari sebelumnya, Pemerintah Aceh mengirimkan uang tunai Rp 50 juta untuk kebutuhan mahasiswa di sana.

Namun, Muslem menyebutkan uang itu hanya cukup untuk dua hari bagi mahasiswa di sana.

Pelaksana Tugas (Plt) Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan saat ini belum memungkinkan untuk mengevakuasi WNI dari Wuhan.

Sejak mewabahnya virus corona, Wuhan masih diisolasi oleh pemerintah China.

Pernyataan ini menanggapi rencana beberapa negara, seperti Jepang dan Amerika Serikat, yang hendak mengevakuasi warga mereka pasca penyebaran virus Corona.

"Hingga saat ini status Wuhan masih diisolasi, tidak bisa masuk ataupun keluar," kata Faizasyah kepada Kompas.com, Senin (27/1/2020).

"Negara-negara tersebut (Jepang, Amerika Serikat) memang menyampaikan keinginan mengevakuasi, namun dari pantauan hingga saat ini masih belum dimungkinkan," lanjutnya.

Meski begitu, menurut Faizasyah, pemerintah terus mengupayakan langkah-langkah terbaik. Ia meminta WNI yang berada di Wuhan untuk bersabar.

Pemerintah, kata Faizasyah, terus mencari opsi yang memungkinkan.

"Agar mereka (WNI yang berada di Wuhan) bersabar dan meyakini pemerintah terus berikhtiar," kata Faizasyah.

Data Kemenlu hingga Jumat (24/1/2020), belum ada WNI di China yang terpapar virus corona.  (Artikel ini sudah tayang di Tribunstyle)

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved