5 Ribu Turis China Terdampar di Bali Imbas Virus Corona

Perkiraan sekitar 5.000 wisatawan China di Bali itu disampaikan Konsulat Jenderal Republik Rakyat China di Denpasar.

Editor: martin tobing
ANTARA/FIKRI YUSUF
Penumpang maskapai China Southern Airline tujuan Guangzhou, China menunjukkan tiket di Terminal Keberangkatan Internasional Bandara Internasional Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (4/2/2020). 

Meski penerbangan ditunda, Budi memastikan pengiriman logistik dari negeri Tirai Bambu itu tetap berjalan. Namun ia mengatakan logistik yang berasal dari China akan diberlakukan pemeriksaan khusus.

"Pertama kali yang tidak diperbolehkan adalah live animal, yang kedua adalah awak pesawat atau awak kapal tidak turun dari pesawat atau kapal. Jadi kita lakukan pemeriksaan," katanya.

Budi menuturkan alasan diperbolehkannya logistik masuk ke Indonesia yakni agar tidak merusak hubungan bisnis antara Indonesia - China.

"Ini memang upaya-upaya yang kita akukan dengan hati-hati supaya hubungan bisnis kita tetap baik tetapi proses melindungi masyarakat dari bahaya Corona," pungkasnya.

Tinjau Ulang
Pemerintah diminta untuk mengkaji ulang pemutusan penerbangan dan pemutusan logistik dari China yang dilakukan karena virus corona.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Lembaga Kerjasama Ekonomi Sosial Budaya Indonesia-China (Association of Indonesia-China Economic Social and Cultural Cooperation/AICESCC) Mayjen TNI (Purn) Sudrajat pasca bertemu dengan Menkopolhukam Mahfud MD kemarin.

"Kita sangat concern dengan keputusan pemerintah bahwa adanya pemutusan penerbangan dengan Tiongkok. Dan ini saya kira kita harus melihat apakah ini perlu atau tidak perlu dilihat kembali," ujar Sudrajat.

Sudrajat juga menilai pemutusan logistik, terutama barang-barang yang datang dari China juga tidak diperlukan. Pasalnya, hal itu tidak ada sangkut pautnya secara langsung dengan virus corona.

"Kami menilai bahwa itu tidak ada terlalu bersangkutan langsung dengan virus, karena virus sendiri di luar dia hanya bisa survive 16 jam paling lama 24 jam," jelasnya.

Lebih lanjut, Sudrajat mengimbau dan mengharapkan pemerintah agar membuat kebijakan yang lebih kondusif terkait perdagangan Indonesia seperti aliran logistik atau persilangan logistik antara China dengan Indonesia.

Meski belum dapat menyebutkan dampak atau kerugian secara pasti, namun Sudrajat memastikan hal itu akan mengganggu perekonomian dan perdagangan Indonesia.

"Kalau dari penerbangan yang kita lihat tentu adanya penurunan turis, juga travel bisnis dan event-event. Tapi (kerugian) sampai sekarang masih belum lihat. Karena baru saja, tapi ini pasti akan mengganggu perekonomian perdagangan kita," ujarnya.

Sementara itu, untuk tetap menjaga frekuensi penerbangan, Angkasa Pura II menggarap penerbangan wilayah potensial seperti ke Asia Barat.

“Ada sekitar 16-20 slot penerbangan per hari yang idle karena penerbangan dari dan ke Tiongkok ditutup sementara, di mana ini menjadi peluang baru bagi Soekarno-Hatta untuk dapat memperluas konektivitas penerbangan ke negara lain atau memaksimalkan rute yang telah ada saat ini,” ujar Presdir Angkasa Pura II M Awaluddin.

“Pasar yang bisa digarap dengan adanya ruang lebih ini adalah rute Asia Barat seperti India, Pakistan, Maladewa, Srilanka, Nepal, lalu wilayah lain yakni Turki dan Australia,” tambah Awaluddin.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved