Video Berita

VIDEO Profil Taufik Qurohman, Putra Tenun dan Songket Lampung 2019

Video berita YouTube Taufik Qurohman merupakan Putra Tenun dan Songket Lampung 2019.

Penulis: Wahyu Iskandar | Editor: Reny Fitriani

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Video berita YouTube Taufik Qurohman merupakan Putra Tenun dan Songket Lampung 2019.

Dalam video berita YouTube Bersama dengan Nyi Ayu Santika, Taufik Qurohman berjuang memperkenalkan tenun dan songket khas Lampung di kancah nasional tersebut.

Terlihat dalam video berita YouTube Sebelum menjadi Putra Tenun dan Songket Lampung 2019 Taufik Qurohman telah memenangkan banyak kontes lainnya seperti Muli Mekhanai Lampung 2017 dan Duta Bahasa Lampung 2016.

Berikut ini adalah profil singkatnya.

VIDEO Naura Farradiena, Duta Kopi Lampung 2018

VIDEO Kenalan Dengan Muhammad Firly Ramadhan, Mekhanai Lampung 2019

Tentara Kejar Mobil Travel Selamatkan Wanita yang Diculik, Korban Teriak-teriak Minta Tolong

Anak Mantan Wapres Jadi Kapolda Jambi, Sebut Pesan Khusus dari Ayah

Berawal dari Duta Bahasa

Pria berkaca mata yang akrab disapa Taufik tersebut lahir di Bandar Lampung pada 26 Oktober 1994.

Taufik merupakan anak bungsu dari pasangan Ujang Rusli dan Aida Sari yang aktif dalam banyak kontes kedutaan atau peagent.

Karier Taufik dimulai pada 2016.

Tonton juga video berita YouTube lainnya di bawah ini.

Kala itu, Taufik mengikuti ajang Duta Bahasa Provinsi Lampung dan langsung menyabet juara satu.

Alasan Taufik mengikuti ajang tersebut adalah karena ingin berkompetisi dengan mengandalkan kemampuan berpikirnya.

Sempat ingin menyudahi bidang tersebut,  pada 2017 Taufik justru ditawari sponsor oleh beberapa rekannya untuk mencoba ajang peagent lainnya.

Akhirnya, karier Taufik berlanjut ke Muli Mekhanai Pesawaran 2017, Muli Mekhanai Lampung 2017, sampai Putra Putri Tenun dan Songket Indonesia 2019.

Angkatan Pertama

Putra Putri Tenun dan Songket Indonesia 2019 merupakan kontes yang diselenggarakan oleh Yayasan Cinta Budaya Kain Nusantara (CBKN), Komunitas Tekstil Indonesia (KTTI) dengan kerabat kerja Rumah Kreasi Indonesia Hebat dan Forum Silaturahmi Keraton Nusantara.

Ajang yang digelar di Jakarta pada Desember 2019 silam tersebut diikuti sedikitnya 30 pasang perwakilan dari provinsi se-Indonesia.

Sama seperti peagent lainnya, Taufik harus melewati rangkaian seleksi terlebih dahulu sebelum akhirnya menjadi perwakilan provinsi Lampung.

Namun, kontes yang baru pertama kali digelar tersebut tidak melakukan seleksi dari tingkat provinsi terlebih dahulu.

Tonton juga video berita YouTube lainnya di bawah ini.

Para peserta hanya perlu mendaftar, mengirimkan esai dan menunggu pengumuman apakah bisa bertanding di nasional.

Awalnya, Taufik sempat bingung untuk berdiskusi atau bertanya pada siapa tentang kontes perdana tersebut.

Beruntung, Dinas Pariwisata aktif membantu segala keperluan yang dibutuhkan Taufik untuk mewakili Provinsi Lampung.

Mulai dari kainnya hingga literatur tentang tenun dan songket Lampung.

Kenalkan Tapis Lampung ke Nasional

Sebelum mengikuti Putra Putri Tenun dan Songket Indonesia 2019, Taufik awalnya tidak memiliki pengetahuan sama sekali terkait kain warisan leluhur tersebut.

Namun, karena esai persyaratan seleksi mengharuskan dirinya mengulas hal tersebut, Taufik pun mulai aktif mengumpulkan informasi melalui internet dan arahan Dinas Pariwisata.

Dari hasil bacaan dan observasi tersebut, Taufik kemudian mengetahui bahwa kain tapis Lampung memiliki keunikan tersendiri karena merupakan perpaduan antara tenun dan songket.

Ajang tersebut memang potensial untuk memperkenalkan kain khas dari seluruh daerah, termasuk Lampung.

Sebab, belum ada ajang serupa yang mewadahinya selama ini sedangkan masyarakat butuh edukasi terkait hal tersebut.

Setelah ajang nasional tersebut selesai, para kontestan termasuk Taufik diharuskan untuk melestarikan tenun dan songket di daerahnya masing.

Adapun langkah konkret yang akan ditempuh oleh Taufik kedepannya adalah mempromosikan tapis Lampung melalui berbagai media, terutama media sosial.

Selain itu, Taufik juga mengupayakan untuk menjalin kerja sama antara pemerintah Lampung dan yayasan penyelenggara Putra Putri Tenun dan Songket Indonesia untuk mengadakan pemilihan di tingkat provinsi.

Perjuangan Lima Hari

Sebelum masa malam final tiba, para kandidat Putra Putri Tenun dan Songket Indonesia menjalani karantina selama lima hari di Jakarta.

Bisa dikatakan selama menjalani karantina banyak hal-hal menarik yang dialami Taufik.

Di hari pertama, seluruh kandidat disibukkan dengan perkenalan, pengundian nomor peserta, pemilihan ketua angkatan sampai pemotretan atau photoshot.

Namun, sebelum pemotretan baju Taufik sempat terkena cipratan sambal dari peserta lain yang sedang makan.

Paham kondisi bajunya tidak prima, Taufik kemudian berinisiatif mengganti bajunya dengan yang pakaian yang ada di kopor.

Sayangnya, saat itu Taufik lupa berapa password koper tersebut.

Bingung bagaimana cara membukanya, seorang rekan Taufik kemudian menyarankan untuk membuka paksa dengan pena.

Namun, karena Taufik membawa sekitar delapan kostum full tapis senilai 16 juta, akhirnya melahirkan rasa was-was selama kompetisi.

Kemudian di hari kedua dan selanjutnya, para Putra Putri Tenun dan Songket Indonesia 2019 disibukkan dengan pemotretan dan pembekalan dari pemateri-pemateri ternama.

Mulai dari Tika Wibisono, Putri Indonesia Wilda Oktaviana Sitongkir, dan lain-lain.

Sedangkan di malam final, dilakukan penilaian secara akumulasi dari awal karantina.

Mulai dari sikap, wawasan dan kekompakan dengan pasangan menjadi poin-poin penilaian.

Di antara poin-poin penilaian tersebut, kekompakan antar pasangan adalah hal yang sangat penting.

Sebab, kandidat yang masuk sepuluh besar rata-rata adalah pasangan. 

Tonton juga video berita YouTube lainnya di bawah ini.

Pasangan Taufik sendiri Nyi Ayu Sartika, tidak dibentuk sejak awal melainkan dari hasil seleksi esai.

Meski keduanya belum bisa lolos ke tahap sepuluh besar, Taufik berpendapat ajang tersebut memberikan pengalaman yang berharga bagi dirinya.

Bersaing dengan Para Pelaku Peagent Nasional

Di ajang nasional kali ini, Taufik mengaku sempat minder dengan para pesaingnya.

Banyak dari mereka merupakan jebolan ajang peagent bergengsi seperti Miss Grand Indonesia, Abang None, dan lain-lain.

Meski begitu, Taufik tak berambisi menang melainkan menganggap ajang tersebut sebagai tempat belajar dan menimba banyak pengalaman baru.

Ditambah lagi dengan persiapan singkat sekitar dua minggu menjelang keberangkatan, Taufik kembali meyakinkan diri untuk tetap tenang dan menjalaninya dengan senyaman mungkin.

Peminat BUMN

Meski kariernya kian moncer, Taufik masih bercita-cita menjadi bagian dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sejalur dengan keilmuannya.

Taufik adalah sarjana elektro dengan konsentrasi telekomunikasi, sehingga memilih PT Telkom sebagai perusahaan idamannya.

Taufik menolak untuk menjadikan dunia peagent sebagai tujuan jangka panjang.

Sebab, akan selalu ada momentum yang silih berganti dari waktu-waktu yang kemudian diisi oleh orang-orang baru.

Meski begitu, Taufik tak menampik banyak pengetahuan dan keterampilan baru yang ia peroleh dari dunia peagent.

Mulai dari cara bernegosiasi, bekerja di bawah tekanan, keterampilan berkomunikasi, dan lain-lain.

Softskill baru tersebut menjadi poin plus dirinya terjun ke dunia kerja.

Isu Gay

Aktif dalam dunia peagent membuat Taufik kerap disangka sebagai penyuka sesama jenis atau gay.

Pria yang mengidolakan BJ Habibie tersebut mengaku sering mendapatkan pesan di sosial medianya dari para laki-laki.

Mulai dari ajakan kenalan biasa sampai pernyataan cinta.

Bagi Taufik, hal tersebut adalah konsekuensi bidang yang ia tekuni.

Guna mengatasinya, Taufik mengaku membentengi dan menguatkan imannya semaksimal mungkin.

Hingga sejauh ini terhindar dari hal-hal yang demikian. (Tribunlampungwiki.com/Kiki Novilia)

Videografer Tribunlampung.co.id/Wahyu Iskandar

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved