Kisah Karni Ilyas Tamat SMA Merantau dari Padang ke Jakarta, Turun Kapal Uang Sisa Rp 5 Ribu

Kemudian Karni Ilyas bercerita bahwa uang yang ia miliki saat ini, di luar uang Rp 5 ribu tersebut adalah murni keuntungan dari kerja kerasnya.

Editor: Romi Rinando
tribunWow.com
Kisah Karni Ilyas Tamat SMA Merantau dari Padang ke Jakarta, Turun Kapal Uang Hanya Sisa Rp 5 Ribu 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -  Di akhir tahun 1971, Karni Ilyas muda memutuskan pergi merantau ke Jakarta.

Saat itu dirinya baru saja tamat SLTA. Dirinya  merantau ke jakarta naik naik kapal laut, dari Padang, Pelabuhan Teluk Bayur ke Tanjung Priok

Ketika turun di Pelabuhan Tanjung Priok, uang yang ia pegang hanya tersisa sebesar Rp 5 ribu.

Uang tersebut bahkan tidak bisa dibelikan tiket pulang ke Padang.

"Jadi pas turun kapal, itu uang di kantong saya tinggal Rp 5.000 perak," ujar Karni Ilyas menceritakan perjuangannya meniti karier dari bawah, di acara Parodi ILC.

"Tiket untuk pulang, kalau saya enggak berani merantau, kan harus pulang, Rp 17.500, jadi enggak bisa pulang lagi, One way ticket (tiket sekali perjalanan)," lanjutnya.

ILC TV One Selasa Malam, Rocky Gerung Tak Diundang, Karni Ilyas Dicecar Netizen

Karni Ilyas Ungkap Kondisi Harun Masiku Saat Ditanya Ferdinand Hutahaean

Disebut Percaya Pawang, Karni Ilyas Beri Balasan Jleb Banget

Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube tvOneNews, Jumat (14/2/2020), awalnya Karni Ilyas bercerita, kisah perjuangannya dimulai ketika dirinya lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau SLTA.

Cak Lontong yang penasaran tentang kelanjutan kisah Karni Ilyas, menanyakan apa yang dilakukan oleh seorang Karni Ilyas dengan uang hanya sebanyak Rp 5 ribu.

"Apa yang pertama kali Bapak lakukan di Jakarta waktu itu?" tanya Cak Lontong.

"Mau tahu saja," jawab Karni Ilyas yang disambut tawa penonton di studio.

Kemudian Karni Ilyas bercerita bahwa uang yang ia miliki saat ini, di luar uang Rp 5 ribu tersebut adalah murni keuntungan dari kerja kerasnya.

"Jadi sekarang ini saya bilang, kalau di kantong saya hari ini lebih dari Rp 5.000, yang lainnya itu udah keuntungan, profit (keuntungan)," lanjut Karni Ilyas.

Karni Ilyas Sebut Terkenal Itu Capek

Setelah bercerita sedikit tentang masa lalunya, Karni Ilyas ditanyakan oleh Cak Lontong apa perasaannya setelah menjadi terkenal seperti saat ini.

Karni Ilyas mulanya menjelaskan hal positif dari menjadi terkenal adalah bisa masuk ke tempat mana pun tanpa melalui proses pemeriksaan.

"Enaknya, kita masuk mana pun enggak diperiksa-periksa langsung silahkan," katanya.

s
Luncurkan Buku: Wartawan senior Karni Ilyas paparkan perjuangan kehidupan sebelum sukses menjadi wartawan saat peluncuran buku "40 Tahun Jadi Wartawan-Lahir Untuk Berita " di Toko Buku Gramedia, jalan Pandanaran, Kota Semarang, Jateng, Rabu (29/05/2013). Buku yang ditulis Fenty Effendy ini menceritakan sosok Karni Ilyas yang lahir dari perkampungan hingga menjadi seorang wartawan. Buku terbitan Kompas Gramedia dengan 396 halaman yang dijual dengan harga Rp 96 ribu per buku. ((Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)

Sedangkan tidak enaknya menjadi terkenal adalah lelah.

Sebab banyak orang-orang yang menginginkan untuk mengambil foto bersama dirinya.

"Tapi enggak enaknya, capek," kata Karni Ilyas.

"Ke kondangan kayak begini, satu per satu minta foto, selfie lagi," tambahnya.

Marahi Acara Mamah Dedeh.

Lalu Karni Ilyas memaparkan apa kunci agar berhasil dan sukses seperti dirinya.

Hal terpenting yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan menurut Karni Ilyas adalah konsisten dalam menjalani profesi.

"Dalam profesi itu kita harus konsisten," katanya.

Pertanyaan lain diajukan oleh komedian Bedu yang juga hadir di acara parodi ILC.

Bedu menanyakan apakah Karni Ilyas menonton dan mengetahui soal acara Rumah Mamah Dedeh yang dibawakan oleh Ustadzah kondang Mamah Dedeh.

Karni Ilyas mengakui menonton dan tahu acara tersebut.

Bahkan ia mengatakan pernah marah-marah ke acara tersebut.

Begitu Karni Ilyas mengungkapkan alasan kemarahannya, hal tersebut justru menuai tawa dari audiens di studio.

Kemarahan Karni Ilyas lantaran penonton acara tersebut yang mayoritas berumur lebih tua dibandingkan Mamah Dedeh.

s
Penonton Mamah Dedeh di youtube religiOne, 9 Oktober 2019 (youtube religiOne)

"Nonton, awalnya saya marah-marah juga," katanya.

"Kok penontonnya lebih tua dari Mamah Dedeh semua, audiens-nya maksud saya," canda Mamah Dedeh.

Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-8.45:

(Artikel ini telah tayang di Tribunpapua.com)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved