Video Berita
VIDEO Yuk Kenalan dengan Musisi Lampung Rendika Cindra Reranta
Video YouTube Rendika Cindra Reranta atau yang akrab disapa Rey adalah seorang musisi asal Lampung.
Penulis: Wahyu Iskandar | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Video YouTube, Rendika Cindra Reranta atau yang akrab disapa Rey adalah seorang musisi asal Lampung.
Laki-laki yang juga mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia ini menguasai dua alat musik, yakni gambus dan gitar klasik Lampung.
Sejauh ini, Rey sudah memproduksi sedikitnya 6 buah lagu dan menginisiasi terbentuknya band Lampung bernama Nayah Cawa.
Latar Belakang
Rey terlahir dengan nama lengkap Rendika Cindra Reranta.
• VIDEO Kenalan dengan Irvan Apriza, Putra Bahari Indonesia 2019
• VIDEO Profil Taufik Qurohman, Putra Tenun dan Songket Lampung 2019
• Guru SMP Tewas Dilempari Bata saat Masuk Kelas, Pelakunya Seorang Siswa
• Maia Estianty Ketemu Ahmad Dhani di Grand Final Indonesian Idol, Apa yang Akan Terjadi?
Rey lahir di Kotabumi, 9 Januari 1996, dari pasangan Fachruddin dan Yurida.
Kini, Rey berdomisili di Bandar Lampung dan Depok karena Rey tengah menempuh pendidikan magisternya di Universitas Indonesia.
Tonton juga video YouTube lainnya di bawah ini.
Bukan Gitaris
Nama Rey diidentikaan sebagai gitaris Lampung.
Meski menolak disebut demikian, tak menyurutkan banyak orang untuk mengenalnya sebagai gitaris.
Kepada Tribunlampungwiki.com, Rey mengungkapkan sudah belajar gitar sejak kelas enam SD.
Kala itu, Rey belajar gitar biasa bersama dengan sang kakak dan memainkan lagu-lagu pop.
Meningkat pesat di kelas 3 SMP, Rey mulai manggung bersama rekan-rekan band-nya membawakan lagu-lagu rock.
Panggung demi panggung akhirnya coba dijajaki oleh Rey.
Namun, ketika masuk SMA, Rey banting setir aliran musiknya.
Dari yang awalnya rock, menjadi lebih ke arab-araban.
Di sanalah, Rey kemudian berkenalan dengan alat musik gambus.
Hanya saja karena terbatasnya perdagangan gambus, Rey akhirnya bertemu dengan alat musik yang kelak ia jadikan sebagai hobi, yakni gitar klasik Lampung.
Rey menjelaskan, terdapat beberapa perbedaan mendasar antara gitar biasa dengan gitar klasik Lampung.
Jika gitar biasa memiliki setelan standar, maka gitar klasik Lampung memiliki setelannya sendiri yang harus diatur setiap kali akan main.
Selain itu, pemain gitar klasik Lampung juga terbiasa memetik sambil bernyanyi.
Perbedaan-perbedaan tersebut akhirnya membuat seseorang yang mahir memainkan gitar biasa belum tentu mahir di gitar klasik Lampung, begitu pula sebaliknya.
Penggawa Nayah Cawa
Memiliki ketertarikan di bidang musik, kemudian membawa Rey untuk membentuk sebuah band musik Lampung yang bernama Nayah Cawa.
Band yang dibentuk pada tahun 2018 tersebut beranggotakan tiga orang.
Tonton juga video YouTube lainnya di bawah ini.
Ketiganya yaitu, Rey sebagai vokalis dan gitaris, Agung sebagai basis, dan Irfan sebagai rhythm beserta vokalis latar.
Ketiga musisi tersebut merupakan warga Garuntang yang kemudian disatukan oleh Rey untuk kemudian berkarya dalam wadah yang lebih baik.
Uniknya, nama tersebut didapatkan secara tidak sengaja ketika Rey dan kawan-kawan manggung di salah satu acara.
Waktu itu, Rey ditanya nama bandnya apa, lalu terlintas kata Nayah Cawa yang artinya banyak omong.
Sejauh ini Rey telah menghasilkan enam karya yang bisa diakses di saluran YouTube dengan nama Nayah Cawa TV.
Keenam karya tersebut berbentuk video klip yang didanai secara pribadi oleh Rey.
Mulai dari rekaman studio, videografer dan lain-lain, dengan kisaran harga satu juta rupiah per lagu.
Rey menolak mengajukan proposal atau bekerja sama dengan berbagai dinas yang ada.
Rey menegaskan dirinya tidak ingin memiliki ikatan apapun atas karya-karya yang dihasilkan.
Supervisor Hotel
Selepas menamatkan program sarjana, Rey langsung dipercaya menjadi supervisor di salah satu hotel bintang tiga di Bandar Lampung.
Menjadi pimpinan di awal usia 20an, membuat Rey akhirnya memiliki banyak bawahan yang berusia jauh di atasnya.
Alih-alih minder, Rey justru menghadapinya dengan percaya diri dan menghargai proses.
Kurang lebih dua tahun bergelut di dunia perhotelan, Rey kemudian melanjutkan studi masternya di Universitas Indonesia.
Sebab, sejak dulu laki-laki berlesung pipi ini memang bercita-cita menjadi seorang dosen.
Rey ingin pengalaman dan ilmu yang didapatkannya sebagai supervisor dapat menjadi data konkret untuk disampaikan kepada para mahasiswanya.
Rey tak ingin kelak menjadi dosen yang hanya kaya teori, melainkan tampil utuh dengan pengalaman nyata di dunia kerja.
S2 Sambil Nyantri
Selain disibukkan dengan aktivitas sebagai mahasiswa pascasarjana UI, Rey juga kini menjadi santri di salah satu pesantren di Depok.
Bukan perkara gampang menyelaraskan kehidupannya di kampus dengan pesantren.
Rey mengaku mengerahkan tenaga ekstra agar bisa survive di keduanya.
Selama hari kerja, Rey hanya berkesempatan tidur selama dua hingga tiga jam per hari.
Itu sebabnya, ketika akhir pekan tiba, Rey lebih banyak menghabiskan waktu untuk beristirahat.
Meski berat, Rey percaya bahwa perjuangan yang dilakukannya bisa menjadi bekal kedepannya menginspirasi banyak orang.
Metallica dengan Kearifan Lokal
Dalam karya-karyanya, Rey tidak hanya menyuguhkan musik Lampung secara murni yang mendayu-dayu dan berisikan syair kesedihan.
Seperti anak yatim piatu, ditinggal mati orang tua, ditinggal menikah, dan lain sebagainya.
Alih-alih mengikuti kebanyakan tema-tema tersebut, Rey membuat musiknya sendiri dengan mengangkat tema agama dan kritik sosial.
Mulai dari perjalanan hidup sesudah mati, pergaulan bebas di masa sekarang sampai tentang Nabi Muhammad SAW.
Tema-tema tersebut dipilih karena berkaitan langsung dengan pengalaman dan pemikirannya.
Belum berhenti sampai sana, Rey juga memasukkan unsur rock di dalamnya.
Laki-laki penggemar band rock kenamaan Scorpion tersebut mengaku senang bisa mengombinasikan beberapa unsur sekaligus dalam musik Lampung.
Rey merasa sah-sah saja untuk memadukan unsur apapun selama tidak menghilangkan identitas Lampung dalam musiknya.
Meski memang tak jarang menuai cibiran, Rey tak mau ambil pusing.
Baginya, Rey hanya ingin berkarya sesuai yang diinginkan, bukan untuk menuai popularitas atau pengakuan dari banyak orang.
Rey bahkan pernah menampilkan karyanya di Universitas Indonesia dan mendapat banyak respon positif dari para dosen.
Mereka mengatakan, karya yang sangat luar biasa, mirip seperti Metallica.
Selain itu, karyanya juga kerap diputar sebelum kuliah berlangsung.
Replika Orang Tua
Darah seni yang dimiliki Rey mengalir deras dari sang ibu yang seorang penyiar radio dan mahir membuat pisaan (pantun) Lampung.
Sedangkan sifatnya yang senang belajar bahkan sampai pascasarjana, didapatkan dari keluarga sang ayah.
Sebab, mulai dari ayah, paman serta kakeknya adalah seorang pengajar atau guru.
Dari kedua belah pihak tersebutlah akhirnya menjadikan Rey sosok yang seperti sekarang.
Tolak Banyak Penghargaan
Rey pernah menolak beberapa penghargaan musik yang akan diberikan padanya.
Rey menegaskan banyak musisi Lampung lain yang lebih pantas untuk diberikan penghargaan.
Mulai dari jumlah karya yang dihasilkan, latar belakang pendidikan musik atau yang sudah bertahun-tahun menggeluti bidang tesebut.
Penghargaan dan pengakuan dari orang lain bukan menjadi fokus Rey dalam berkarya.
Rey hanya ingin berkarya sesuai dengan kata hati dan sesuai minatnya saja.
Rey menambahkan, dirinya baru akan mau menerima penghargaan jikalau memang beberapa puluh tahun ke depan masih aktif berkarya.
Biodata
1. Nama lengkap: Rendika Cindra Reranta
2. Nama sapaan: Rey
3. Tempat dan tanggal lahir: Kotabumi, 9 Januari 1996
4. Nama orang tua: Fachruddin dan Yurida.
Riwayat pendidikan:
- SDN 1 Garuntang
- SMPN 11 Bandar Lampung
- SMAN 2 Bandar Lampung
- S1 Jurusan Sastra Inggris Teknokrat
- S2 Jurusan Linguistik Universitas Indonesia
(Tribunlampungwiki.com/Kiki Novilia).
Videografer Tribunlampung.co.id/Wahyu Iskandar