Jangan Kaget Mulai 2 Maret Isi Ulang Saldo Ovo Ada Biaya Rp 1.000, Pakai Debit Kena Charge 2 Persen

Sementara untuk pengisian saldo via aplikasi Ovo (Instant Top Up) melalui kartu debit akan dibebankan biaya 2 persen dari total pengisian.

Editor: Romi Rinando
Ilustrasi Ovo.(KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA)
Jangan Kaget Mulai 2 Maret Isi Ulang Saldo Ovo Kena Biaya Rp 1.000, Pakai Debit Kena Charge 2 Persen 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID- Bagi anda pemilik dompet digital Ovo tidak perlu kaget. 

Karena pengisian saldo Ovo yang sebelumnya tidak dikenakan biaya alias gratis, mulai 2 maret 2020, pihak Ovo akan memberlakukan biaya transaksi tambahan sebesar Rp 1.000.

Biaya Rp. 1000 akan dikenakan  ketika melakukan top up atau mengisi ulang saldo Ovo.

Melalui keterangan resminya, Ovo mengatakan bahwa pembebanan biaya ini merupakan salah satu bentuk komitmen Ovo untuk terus mendukung sistem pembayaran digital Indonesia yang inklusif.

"Setelah membebaskan biaya selama dua tahun lebih, mulai Maret 2020 Ovo akan mengenakan biaya administrasi Rp1.000, untuk layanan isi ulang (top up) saldo Ovo melalui rekening bank," ujar Karaniya Dharmasaputra, President Director OVO dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, Jumat (28/2/2020).

Karaniya juga mengatakan bahwa pengenaan biaya top up ini juga telah dilakukan oleh penyelenggara jasa sistem pembayaran lain.

Cara Top Up Love Nikki, Top Up Game Online Pakai OVO dan DANA

Cara Top Up Laplace M, Simak Panduan Lengkap Pembayaran via OVO dan Bank

Cara Top Up Saldo OVO 2020, Simak Tempat Top Up OVO yang Mudah Ditemui

Sebelumnya, Ovo juga telah menyampaikan pemberitahuan "Penyesuaian Tarif Top Up Ovo" lewat aplikasi aplikasi Ovo saat ponsel dibuka.

Berdasarkan pengumuman tersebut, pembebanan biaya transaksi tambahan akan mulai berlaku 2 Maret 2020.

Adapun biaya sebesar Rp 1.000 itu dibebankan jika pengguna mengisi saldo Ovo lewat ATM, internet/mobile banking, Tokopedia, hingga Ovo Booth.

Pihak Ovo mengatakan pembebanan tersebut berlaku untuk seluruh seluruh bank yang digunakan oleh pengguna.

Sementara untuk pengisian saldo via aplikasi Ovo (Instant Top Up) melalui kartu debit akan dibebankan biaya 2 persen dari total pengisian.

Misalnya, jika pengguna mengisi saldo Ovo Rp 200.000 dari aplikasi Ovo lewat kartu debit BCA, maka mereka akan dibebankan biaya tambahan sebesar Rp 4.000, sehingga total yang harus dibayar adalah Rp 204.000.

Meski demikian, pengisian pihak Ovo mengatakan bahwa pengisian saldo melalui driver Grab masih tidak dikenakan biaya administrasi.

"Langkah ini kami tempuh, sesuai dengan arahan regulator kepada semua penyelenggara fintech untuk mulai mewujudkan model bisnis yang stabil dan berkelanjutan," lanjut Karaniya.

Ia pun mengatakan bahwa biaya administrasi top up senilai Rp1.000 ini, tidak diserap Ovo sebagai keuntungan, melainkan untuk menutupi beban operasional.

s
Lihat Foto Pengumuman yang disebar Ovo di dalam aplikasi terkait biaya top up.(KOMPAS.com/Bill Clinten)

"Ovo bekerja sama dengan berbagai mitra seperti bank, penyelenggara switching, dan merchant, di mana Ovo sebagai perusahaan dikenakan biaya. Jadi, biaya top ini kami terapkan semata untuk mengurangi beban operasional dan infrastruktur kami," ungkap Karaniya.

Selain itu, jika dilihat pada gambar di atas, terdapat tulisan "Berlaku sampai 31 Januari 2021". Jangan terkecoh, karena keterangan itu merupakan tanggal berakhirnya pengumuman tersebut, bukan tanggal berakhirnya kebijakan pembebanan biaya top up.

Ini bukan pertama kalinya Ovo mengubah kebijakan administrasi. Anggota dari Lippo Group itu juga telah menambahkan biaya tambahan Rp 2.500 untuk transfer dana dari Ovo ke rekening bank lain, mulai 12 Desember 2019 lalu. (Artikel ini telah tayang di Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved