Sederet Fakta Menarik Muhyiddin Yassin, Perdana Menteri Malaysia Berdarah Bugis dan Jawa
Dalam periode yang sama saat menjabat Menteri Pendidikan, Muhyiddin merangkap pula sebagai Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Muhyiddin Yassin terpilih menjadi Perdana Menteri Malaysia yang baru.
Namanya memang cukup asing di telinga.
Lalu siapakah sebenarnya Muhyiddin Yassin?
Pria bernama lengkap YB Tan Sri Mahiaddin bin Muhammad Yasin ini lahir di Johor, Malaysia, 15 Mei 1947.
• Pria Keturunan Indonesia Diangkat Jadi Perdana Menteri Malaysia, Harapan buat Muhyiddin Yassin
• Warga Negri Jiran Kaget, PM Malaysia Mahathir Mohamad Mengundurkan Diri
• VIDEO Profil Ashraf Sinclair, Aktor dan Bintang Iklan Asal Malaysia
• Kisah Jamaah Lampung yang Beruntung Bisa Umrah di Makkah, Takbir Saat Bus Tinggalkan Jeddah
Beberapa literatur menyebut Muhyiddin memiliki darah Bugis dan Jawa.
Itu karena ayah Muhyiddin keturunan Bugis, sementara sang ibu keturunan Jawa.
Merujuk Straits Times, Muhyiddin mengawali karier dengan menjadi ketua Pemuda Partai Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) Bagian Pagoh (kota di Distrik Muar, Johor, pada 1976.
Ia lalu menunjukkan eksistensinya setelah menjadi ketua Pemuda UMNO Malaysia pada 1982, anggota Majelis Tertinggi UMNO (1985), hingga menjabat Wakil Presiden UMNO (1993).
Muhyiddin juga sempat menjabat menteri di sejumlah kabinet di Malaysia.
Seperti menjadi Menteri Besar Johor (1992-1995) serta Menteri Pertanian dan Perindustrian Berbasis Agro (2004-2008).
Posisi menteri lainnya, yaitu Menteri Perdagangan Internasional dan Industri (2008-2009) dan Menteri Pendidikan (2009-2015).
Dalam periode yang sama saat menjabat Menteri Pendidikan, Muhyiddin merangkap pula sebagai Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia.
Adapun PM Malaysia kala itu ialah Najib Razak, anak didik Mahathir Mohamad, yang kemudian tumbang oleh koalisi Mahathir dan Anwar Ibrahim.
Sumpah setia Muhyiddin bersama UMNO goyah saat ia dilepaskan dari jabatan Wakil Presiden UMNO.
Ia diduga terlibat dalam skandal korupsi di lembaga investasi 1MDB (Malaysia Development Berhad).
Muhyiddin bersama Mahathir kemudian mendirikan Partai Pribumi Bersatu Malaysia alias Bersatu pada 2016.
Ia mendapat posisi Presiden Bersatu. Mulai 21 Mei 2018, ia mengemban tugas sebagai Menteri Dalam Negeri.
Belakangan, nama Muhyiddin masuk sebagai kandidat PM Malaysia, di samping Mahathir dan Anwar Ibrahim.
Muhyiddin lalu secara mengejutkan terpilih sebagai PM merujuk keterangan tertulis Datuk Pengelola Bijaya Diraja Istana Negara Malaysia, yakni Dato' Ahmad Fadil Shamsuddin.
Ahmad Fadil menyebut keputusan itu berdasarkan pertemuan Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah, dengan seluruh anggota parlemen.
Mayoritas dari mereka sepakat menyuarakan Muhyiddin.
"Sehubungan dengan itu, Seri Paduka Baginda telah berkenan melantik YB Tan Sri Mahiaddin bin Md Yasin (Muhyiddin) sebagai Perdana Menteri, selaras dengan perkara 40(2)(a) dan 43(2)(a) Perlembagaan Persekutuan," kata Ahmad Fadil, Sabtu (29/2/2020).
Drama Politik
Drama politik di Malaysia berakhir tragis bagi koalisi Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim.
Itu setelah Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah tidak memilih Mahathir yang mendapat dukungan Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri.
Raja Malaysia malah menunjuk Muhyiddin Yassin menjadi PM kedelapan.
Kepastian pengangkatan Muhyiddin sebagai PM disampaikan Kepala Rumah Tangga dan Keluarga Kerajaan Ahmad Fadil Shamsuddin, Sabtu (29/2/2020).
Ia mengungkapkan penunjukan Muhyiddin terjadi setelah Raja Malaysia menggelar pertemuan dengan seluruh anggota parlemen.
"Dari hasil pertemuan tersebut, Raja mantap memilih Muhyiddin. Muhyiddin dirasa layak memimpin pemerintahan mayoritas. Raja memilih Muhyiddin sebagai PM Malaysia sesuai dengan Artikel 40 (2) (a) dan 43 (2) (a) Konstitusi Federal," jelas Fadil dilansir Channel News Asia.
Muhyiddin yang merupakan Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) akan dilantik dan disumpah di Istana Negara pada hari ini, Minggu (1/3/2020), pukul 10.30 waktu setempat.
Raja Malaysia, terang Fadil, telah menegaskan pelantikan Muhyiddin sebagai PM yang baru tidak boleh ditunda.
Sebab, hal tersebut berkaitan dengan kesejahteraan rakyat dan negara Malaysia.
"(Raja Malaysia) berargumen penunjukan perdana menteri tidak boleh ditunda-tunda demi kesejahteraan rakyat dan bangsa," kata Fadil.
"Seri Paduka Baginda bertitah bahwa ini adalah keputusan terbaik untuk semua, dan Baginda menzahirkan harapan agar kemelut politik ini berakhir," imbuhnya.
Detik Akhir
Terpilihnya Muhyiddin sebagai PM baru Malaysia terbilang mengejutkan.
Sebab, fokus publik selama ini tertuju pada koalisi Pakatan Harapan (PH), dengan Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim sebagai motornya.
Penunjukan Muhyiddin oleh Raja Malaysia terjadi beberapa jam setelah Mahathir memutuskan mencalonkan diri lagi sebagai PM.
Mahathir menyatakan mencalonkan diri pada Sabtu pagi, berbekal dukungan koalisi Pakatan Harapan.
Koalisi oposisi bersama Anwar Ibrahim inilah yang menumbangkan Najib Razak dengan Koalisi Barisan Nasional dalam Pemilu 2018.
Kemenangan koalisi Pakatan Harapan sekaligus mengakhiri 60 tahun lebih kekuasaan Najib Razak, anak didik Mahathir, yang terindikasi korup.
Pada Selasa (24/2/2020) lalu, Mahathir menyatakan mundur dari kursi PM Malaysia. Ia juga keluar dari Partai Bersatu.
Hal itu lantaran malam sebelumnya, 23 Februari, Partai Bersatu disebut menggelar pertemuan dengan sejumlah partai oposisi.
Di antaranya Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), bagian dari Barisan Nasional yang ditumbangkan Mahathir pada Pemilu 2018.
Dalam pernyataannya, politisi berusia 94 tahun ini menyatakan harus mundur karena tidak ingin bekerja sama dengan UMNO yang disebutnya korup.
Namun, beberapa jam kemudian, Raja Malaysia menunjuk Mahathir sebagai PM sementara.
Sementara Anwar Ibrahim tidak dilibatkan, meskipun sebelumnya dijanjikan akan menggantikan Mahathir.
Dalam momen ini, Muhyiddin mulai muncul dengan membawa Partai Bersatu keluar dari Koalisi Pakatan Harapan.
Di tengah memanasnya suhu politik, Anwar Ibrahim yang sempat memutuskan mencalonkan diri sebagai PM lantas mendukung Mahathir sebagai calon PM.
Bahkan, ia langsung yang mengantarkan surat dukungan kepada Raja Malaysia.
"Sudah waktunya untuk melakukan hal benar bagi masyarakat dan negara kami yang tercinta ini," ujar Anwar di akun Twitter, dikutip AFP.
Namun, Mahathir dan Anwar pada akhirnya tersingkir setelah Raja Malaysia menggelar pertemuan dengan seluruh anggota parlemen, lalu menunjuk Muhyiddin sebagai PM.
Kepada awak media di kediamannya selepas pengumuman, Muhyiddin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pendukungnya.
"Saya ingin berterima kasih kepada semua yang sudah memberi dukungan moral, dan saya harap publik Malaysia menerima keputusan yang diumumkan," katanya.
Krisis Politik
Krisis politik di Malaysia dimulai setelah pendukung Mahathir berusaha membentuk koalisi baru.
Tujuannya, membendung penunjukan Anwar Ibrahim sebagai suksesor Mahathir pada posisi PM.
Padahal, Mahathir sebelumnya telah berjanji kepada Anwar bahwa Anwar akan menggantikannya sebagai PM ketika berkoalisi dalam pemilu dua tahun lalu.
Dikutip dari Guardian, Mahathir tidak menjelaskan alasannya mundur sebagai PM.
Namun, diduga ada ketidakcocokan antara Mahathir dan Anwar. Keduanya telah berseberangan selama beberapa dekade terakhir.
Namun, bersatu dalam Pemilu 2018 untuk menggulingkan PM Malaysia saat itu, Najib Rajak.
Sebagai bagian kesepakatan, Mahathir berjanji menyerahkan kursi PM kepada Anwar dua tahun setelah pemilu.
Namun, Mahathir tak kunjung memutuskan tanggal penetapan Anwar sebagai suksesornya.
Friksi dalam koalisi keduanya muncul pada Minggu (22/2/2020), saat pendukung Mahathir dikabarkan bertemu oposisi untuk membahas pemerintahan baru.
Mahathir lalu membuat publik Malaysia terkejut setelah memutuskan mencalonkan diri lagi sebagai PM.
Dalam pengumumannya, ia mengaku mendapatkan dukungan dari koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim.
Pada Senin (23/2/2020), aliansi Pakatan kolaps ketika partai Mahathir, Bersatu, memutuskan keluar.
Anwar Ibrahim menyebut Mahathir Sendiri yang Ingin Keluar dari Pakatan.
Sebelumnya, terjadi pertemuan rahasia Bersatu dengan oposisi yang membuat Dr M, julukan Mahathir, mengundurkan diri.
Keputusan politisi 94 tahun itulah yang dimanfaatkan Muhyiddin, Presiden Bersatu, untuk berkonsolidasi dengan oposisi membentuk koalisi pemerintahan baru.
Salah satu partai yang diajak Muhyiddin adalah UMNO.
Dalam keterangan tertulisnya dilansir SCMP, Sabtu (29/2/2020), Mahathir mengaku sudah bertemu dengan para pemimpin koalisi Pakatan Harapan.
"Saya mendapatkan dukungan mayoritas di Dewan Rakyat (majelis rendah Parlemen Malaysia). Karena itu, saya mengajukan diri sebagai kandidat perdana menteri," ujarnya.
Dibutuhkan paling sedikit 112 dari total 222 kursi Parlemen Malaysia untuk memuluskan langkah sebagai orang nomor satu Negeri "Jiran".
Sebelumnya, kubu Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yassin saling klaim kemenangan.
Membuat Raja Malaysia Sultan Abdullah memutuskan mewawancarai mereka langsung.
Berdasarkan konstitusi setempat, Yang di-Pertuan Agong mempunyai hak untuk memilih PM Malaysia jika si kandidat dirasa mampu memimpin mayoritas.
Mahathir menuturkan, dia tidak berniat untuk bekerja sama dengan UMNO. Sebab menurutnya, motor koalisi Barisan Nasional itu punya catatan korupsi.
"Saya berulang kali menyatakan, saya menentang segala bentuk kerja sama dengan individu korup, di mana Pakatan Harapan bekerja keras menyingkirkannya," kata Mahathir.
Meskipun begitu, ia mengaku bisa menerima mantan politisi UMNO sepanjang mereka bersih.
"Mungkin pendekatan Muhyiddin lebih lunak daripada saya," jelasnya.
Koalisi Pakatan sempat mencabut dukungan bagi Mahathir setelah ia berniat untuk membentuk pemerintahan dengan menggabungkan penguasa serta oposisi.
Namun pada Sabtu, koalisi pimpinan Anwar berbalik arah dan mendukung PM yang pernah menjabat pada periode 1981-2003. (tribun network/ditya/kompas.com)