Eks Panglima TNI Dikabarkan Bakal Maju di Kongres Partai Demokrat, Demorkat Jatim Ingin Regenerasi 

Disinggung mengenai peluang tokoh di luar lingkaran SBY, mantan Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali ini menyerahkan hal tersebut kepada SBY.

Editor: Romi Rinando
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato politiknya dalam kampanye rapat umum Partai Demokrat, di Kemayoran, Jakarta, Kamis (3/4/2014). Dalam pidatonya SBY menyampaikan pencapaian dua periode masa kepemimpinannya sebagai Presiden RI. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -  Dua nama Putra SBY Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) disebut-sebut akan bersaing merebut tahta ayahnya di Partai Demokrat.

Selain dua nama tersebut ada nama lain dikabarkan bakal ikut memperebutkan kursi ketua umum partai Demokrat.

Dua nama tersebut yakni adik Ani Yudhoyono yakni Pramono Edhie Wibowo dan mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo. 

Terkait hal tersebut, Sekretaris DPD Demokrat Bali, Wayan Adnyana mengaku, pihaknya menginginkan bahwa kepemimpinan Demokrat harus memiliki citra dan marwah SBY.

Hal ini menurutnya, merupakan kesepakatan seluruh kader Demokrat Bali.

"Kita sudah sempat membicarakan di internal bahwa itu yang penting pimpinan partai masih marwahnya Pak SBY," katanya, Kamis (12/3/2020).

DPC Demokrat Bandar Lampung Dukung AHY Jadi Ketum Demokrat

3 Balon Wali Kota Bandar Lampung Adu Gagasan di Demokrat Akhir Pekan Ini

PAN Akan Usung Kader Internal, Demokrat: Semua Balon Berpeluang Dapat Rekomendasi

 

Pihaknya bahkan mengatakan Demokrat Bali lebih cenderung mendukung salah satu anak SBY menjadi Ketua Umum DPP Demokrat periode 2020-2025.

Pihaknya beralasan bahwa Demokrat masih belum bisa lepas dari pengaruh dan kharisma SBY.

"Nanti kalau masih arahnya ke salah satu anaknya, kita harus mengikuti, intinya kita tidak mau lepas dari Pak SBY," tegasnya.

Disinggung mengenai peluang tokoh di luar lingkaran SBY, mantan Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali ini menyerahkan hal tersebut kepada SBY.

Jenderal Gatot Nurmantyo.(Kompas.com/ SABRINA ASRIL)
Jenderal Gatot Nurmantyo.(Kompas.com/ SABRINA ASRIL) ()

Ia mengatakan pihaknya akan mengikuti apapun pilihan SBY.

"Soal nanti arahnya kepada anaknya atau orang yang ditunjuk, itu sudah kita serahkan ke beliau, sepanjang marwahnya begitu keluar dari Pak SBY," ungkap dia.

Bahkan, ia mengatakan suara Bali tidak akan pecah di Kongres nanti.

Pasalnya, pihaknya sudah melakukan penandatanganan kesepakatan antara DPD dengan DPC Demokrat se-Bali.

"DPC kita juga sudah ada kesepakatan yang sama," tandasnya.

Sedangkan, Ketua Dewan Kehormatan DPD Demokrat Bali, Putu Suasta menegaskan pihaknya sudah pasti akan mengarahkan dukungannya ke AHY.

Apalagi, AHY sudah beberapa kali melakukan aplikasi internal dengan jajaran Demokrat Bali secara tertutup.

"Pasti AHY dong, kan beliau sudah beberapa kali ke sini konsolidasi, sudah diskusi, aku sendiri juga sudah sempat diskusi sama dia," katanya, Kamis.

Mengenai alasan mendukung AHY. Suasta mengaku sosok AHY memiliki peluang membesarkan Demokrat dan menjadi capres di Pemilu 2024.

"Beliau ini kan tokoh muda, berprestasi, masih punya masa depan yang bagus untuk jadi pemimpin di depan. Bagus lah itu untuk diorbitkan di 2024," tutur dia.

Nama mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dikabarkan akan merapat ke Partai Demokrat. bahkan senter kabar Gatot siap bersaing merebut kursi ketua umum Partai Demokrat.

Politikus Partai Demokrat Achmad Mubarok mengaku, Gatot akan meramaikan bursa ketum pada Kongres V Partai Demokrat yang akan digelar pada 14-16 Maret 2020.

Sementara Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan, belum ada tanda-tanda Gatot Nurmantyo akan maju menjadi caketum Partai Demokrat. "Tapi sampai saat ini enggak ada tanda-tandanya," kata dia. 

Menurut Anggota Komisi VI DPR RI ini, Gatot Nurmantyo, tidak bisa langsung terjun memperebutkan kursi ketua umum Partai Demokrat.  Ada aturan yang wajib dipatuhi Gatot Nurmantyo. "Ada aturannya di AD dan AD/ART, tidak serta merta," jelas legislator asal Jawa Barat ini.

Regenerasi Ketua Umum

Beda dengan Bali yang sudah memutuskan dukungan ke salah satu anak SBY.

Demokrat Jawa Timur justru mengusulkan adanya regenerasi Ketua Umum di tubuh partai Demokrat.

"Memang, satu di antara agendanya adalah pemilihan Ketua umum. Namun, Kami tidak bisa cerita siapa yang akan kami calonkan," kata Plt Ketua Demokrat Jatim, Renville Antonio di lansir Tribunnews.

Namun, pihaknya tak memungkiri telah memiliki kriteria calon yang diusung sebagai Ketua Umum di partai berlambang bintang mercy ini.

Di antaranya, regenerasi pimpinan partai.

"Namun, kami sudah punya gambaran. Intinya, kami ingin Demokrat menjadi partai yang siap untuk regenerasi," katanya.

Regenerasi dalam partai merupakan sebuah keniscayaan.

Sebab, partai memiliki tugas dalam hal kaderisasi di internal partai.

4 Ketua Umum Partai Demokrat Sejak 2009 

Melansir dari Wikipedia, Partai Demokrat pertama kali mengikuti pemilihan tahun 2004 meraih suara sebanyak 7,45% (8.455.225) dari total suara dan mendapatkan kursi sebanyak 57 di DPR.

Dengan perolehan tersebut, Partai Demokrat meraih peringkat ke 5 Pemilu Legislatif 2004.

Jelang Pemilu 2004, popularitas partai cukup terdongkrak dengan naiknya popularitas Yudhoyono waktu itu.

Bersama PKS, partai ini menjadi the rising star pada pemilu kedua di Era Reformasi itu. Popularitas partai ini terutama berada di kota-kota besar, dan di wilayah bekas Karesidenan Madiun, tempat Yudhoyono berasal.

Dari hasil Pemilu 2009, Partai Demokrat menjadi Pemenang Pemilu Legislatif 2009. Partai Demokrat memperoleh 150 kursi (26,4%) di DPR RI, setelah mendapat 21.703.137 total suara (20,4%).

Partai Demokrat meraih suara terbanyak di banyak provinsi, hal yang pada pemilu sebelumnya tidak terjadi, seperti di Aceh, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Pada Pemilu 2014, jumlah perolehan suara dan perolehan kursi di DPR untuk Partai Demokrat merosot drastis dari posisi pertama pada 2009, menjadi posisi keempat dari 10 partai di DPR, dengan perolehan suara sebanyak 10,19% suara nasional (12.728.913).

Perolehan itu disebut-sebut karena kasus beberapa kader partai yang terkait masalah hukum yang membuat citra Partai Demokrat menurun di mata publik.

Pada Pemilu 2019, jumlah perolehan suara dan perolehan kursi di DPR untuk Partai Demokrat menurun dari posisi keempat pada 2014, menjadi posisi ketujuh dari 9 partai di DPR, dengan perolehan suara sebanyak 7,77% suara nasional (10.876.507).

Ketua Partai Demokrat pertam Subur Budhisantoso selanjutnya Hadi Utomo, kemudian Anas Urbaningrum Anas, Anas kemudian digantikan Susilo Bambang Yudhoyono. (Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved