Peduli Virus Corona Christiano Ronaldo Ubah Hotel Pribadi Jadi Rumah Sakit?
Akibatnya seluruh pemain dari kedua tim harus menjalani masa karantina, tak terkecuali sang megabintang, Cristiano Ronaldo.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Bintang sepakbola Juventus Cristiano Ronaldo mencuri perhatian masyarakat dunia.
C Ronaldo melakukan aksi sosial menyusul merebaknya wabah virus corona di Eropa.
Cristiano Ronaldo memutuskan memerangi wabah virus corona yang menjalar ke Eropa, dengan mengubah hotel miliknya menjadi rumah sakit khusus pasien virus corona.
Pesepak bola berusia 35 tahun ini sadar akan keharusan untuk membantu masyarakat yang terjangkit virus corona.
Tak hanya merubah hotelnya yang berada di Portugal menjadi sebuah rumah sakit, Ronaldo bahkan tak mengenakan biaya sepeser pun bagi para pasien.
Ronaldo bahkan menggaji para dokter dan semua elemen yang terlibat pada rumah sakit dadakannya itu.
• Gol Cristiano Ronaldo untuk Juventus Berbuah Sejarah di Liga Italia
• Deretan Mobil Super Mewah Milik Cristiano Ronaldo, Paling Murah Chvrolet Camaro Rp 618 Juta
• Kisah Cristiano Ronaldo Nyaris Gabung Liverpool, Saat itu Nilai Transfernya Bisa Dicicil 4 Tahun
Terdapat alasan menyentuh yang menjadi dasar tindakan megabintang Juventus itu dalam membuat rumah sakit.
Ronaldo percaya bahwa semua orang wajib melindungi nyawa mereka di atas kepentingan apa pun.
Ia juga mengimbau para masyarakat agar tetap memperhatikan imbauan pihak berwenang terkait apa yang harus dilakukan melawan virus corona.
"Kita harus mendengarkan pihak berwenang, melindungi nyawa kita di atas kepentingan apa pun," ucap Cristiano Ronaldo.
Ronaldo kini tengah menjalani masa karantina di Madeira setelah batal kembali ke Turin.
Sementara itu, Portugal juga dalam kondisi siaga menyusul merebaknya virus corona.
Sekolah hingga kelab malam ditutup, transportasi laut seperti kapal tidak diperbolehkan berlabuh.
Bukan kali ini saja Ronaldo melakukan aksi sosial dengan membantu masyarakat yang terdampak musibah.
Ia pernah menjual sepatu emas miliknya untuk disumbangkan ke sejumlah sekolah di Gaza pada 2011.
