Kasus Corona di Indonesia
Tak Ada Kasus Baru Positif Virus Corona di Riau, Pemerintah Ralat Data Kasus Covid-19 Jadi 308
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo meralat jumlah kasus pasien positif corona menjadi 308 orang.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pemerintah pusat melalui BNPB memastikan tak ada kasus baru virus corona di Riau.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo meralat jumlah kasus pasien positif corona menjadi 308 orang.
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan pasien positif virus corona di Indonesia tercatat ada 309 orang.
Revisi data tersebut mengacu pada hasil klarifikasi tim surveilans di PHEOC.
"Ada sedikit kesalahan dan sudah diklarifikasi dengan tim surveilans di PHEOC," ujar Agus Wibowo kepada wartawan, Kamis (19/3/2020).
Agus mengatakan di wilayah Riau, tidak ada penambahan kasus hingga hari ini, Kamis (19/3/2020). Sehingga sudah ada 308 pasien positif corona.
Dengan ada ralat data tersebut, berikut sebaran pasien virus corona di 15 provinsi.
Berikut rinciannya;
Kasus positif virus corona
1. Bali: 1 orang
2 Banten: 27 orang
3. DIY: 5 orang
4. DKI Jakarta: 210
5. Jawa Barat: 26
6. Jawa Tengah: 12
7. Jawa Timur: 9
8. Kalimantan Barat: 2
9. Kalimantan Timur: 3
10. Kepulauan Riau: 3
11. Sulawesi Utara: 1
12. Sumatera Utara: 2
13. Sulawesi Tenggara: 3
14. Sulawesi Selatan: 2
15. Lampung: 1
16. Riau: 1
Total kasus: 308 Orang
Pasien sembuh
DKI Jakarta 15 orang
Total pasien sembuh sembuh 15
Pasien meninggal dunia
1. DKI Jakarta: 17 orang
2. Jawa Tengah: 3 orang
3. Bali: 1
4. Banten: 1
5. Jawa Barat: 1
6. Jawa Timur: 1
7. Sumatera Utara: 1
Update Kasus Corona
Sebelumnya, Jumlah pasien virus corona tercatat sebanyak 309 kasus pada Kamis (19/3/2020). Jumlah itu meningkat dibanding catatan Rabu (18/3/2020) sebanyak 227 kasus.
Hal itu diungkapkan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Gedung BNPB.
"Total kasus pada hari ini adalah 309 orang," ucap Achmad Yurianto.
Pada Rabu (18/3/2020), pemerintah mengumumkan ada 227 kasus Covid-19 di Indonesia.
Dengan demikian ada penambahan 82 kasus baru.
Penambahan itu terhitung sejak Rabu (18/3/2020) pukul 12.00 WIB hingga Kamis (19/3/2020) pukul 12.00 WIB.
1 warga Bandar Lampung
Sebelumnya pada Rabu (18/3/2020), satu warga Bandar Lampung yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) dinyatakan positif Covid-19.
Pasien pria berusia 62 tahun itu dipastikan terkena virus corona berdasarkan pengumuman pemerintah pusat.
Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Rabu (18/3/2020) sekitar pukul 16.00 WIB.
Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana membenarkan pengumuman itu.
"Iya betul (pengumuman satu pasien warga Bandar Lampung positif corona)," kata Reihana melalui pesan WhatsApp, Rabu sore.
Menindaklanjuti pengumuman resmi pemerintah pusat, Diskes Lampung menggelar konferensi pers di aula kantor Badan Pelatihan Kesehatan Lampung, Rabu petang.
Dalam konferensi pers, Reihana menjelaskan pasien RSUDAM tersebut diketahui positif corona dari hasil pemeriksaan laboratorium di Jakarta oleh Kementerian Kesehatan.
Hasil lab keluar lebih kurang empat hari setelah sampel air liur pasien dikirim pada Sabtu (14/3/2020) akhir pekan lalu.
"Pasien usia 62 tahun yang dirawat di RSUDAM itu positif (corona). Sudah dilaporkan kepada Bapak Gubernur Lampung Arinal Djunaidi," ujarnya.
Dengan dipastikannya satu warga Bandar Lampung positif terkena corona, Reihana mengimbau masyarakat Lampung tidak panik.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Lampung ini meminta masyarakat terus menjaga pola hidup sehat.
"Kami berharap pasien positif Covid-19 ini sembuh. Masyarakat jangan panik. Jika sesak napas, silakan hubungi pihak kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, hindari keramaian, tutup mulut jika batuk dan bersin. Jaga pola hidup bersih dan sehat," pesannya.
Riwayat Pasien Positif
Pasien warga Bandar Lampung positif corona ini pertama kali dilaporkan oleh anaknya yang berusia 32 tahun ke puskesmas, Sabtu (14/3/2020) lalu.
Sang anak khawatir karena mengetahui ayahnya terlibat dalam pertemuan jemaat Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), 25-28 Februari 2020.
Pertemuan itu berlangsung di hotel di Bogor, Jawa Barat.
Dari pertemuan tersebut, diketahui ada satu peserta dari Jawa Tengah meninggal dunia dan dipastikan positif corona.
Kemudian ada satu peserta lainnya yang dirawat di rumah sakit di Jakarta.
"Mereka ini bersamaan pada saat itu, di Bogor, pertemuan jemaat," kata Reihana dalam konferensi pers, Rabu petang.
Peserta pertemuan jemaat GPIB asal Bandar Lampung itu pulang ke kediamannya pada 29 Februari.
Reihana mengungkapkan, kondisi badan pria berusia 62 tahun itu mulai panas pada 3 Maret.
"Suhu badannya 37 derajat celsius. Lalu batuk, makan dan minum susah menelan. Pasien ini kemudian periksa ke dokter swasta. Periksa ke laboratorium juga, di RS Advent. Tes widal untuk tifoid (tifus)," beber Reihana.
Selanjutnya, Jumat (13/3/2020) pekan lalu, yang bersangkutan menjalani pemeriksaan di puskesmas.
Sehari berselang, anaknya datang lagi dan melapor ke puskesmas.
"Oleh petugas diberi masker, lalu pulang. Istri (pria tersebut) panik, meminta pergi ke RSUDAM menggunakan layanan BPJS," ujar Reihana.
Pria tersebut akhirnya masuk dan mulai dirawat di RSUDAM pada Sabtu siang.
Ia lalu dinyatakan kategori pasien dalam pengawasan (PDP).
Sampel swab tenggorokannya dikirim ke Kemenkes, diteliti, hingga dinyatakan positif corona, Rabu (18/3/2020).
Hingga diumumkan positif corona, kondisi pasien di RSUDAM ini membaik.
Ia tetap dalam pemantauan pihak RSUDAM.
Warga Lamtim Negatif
Sementara satu pasien kategori PDP lainnya, warga Lampung Timur, dinyatakan negatif corona.
"Satu lagi pasien PDP, yang dirawat di RSUD Ahmad Yani, Metro, hasilnya negatif (corona). Namun, belum boleh pulang dari RS," kata Reihana.
Juru Bicara Satuan Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 Metro Nasir AT mengungkapkan, kondisi pasien membaik dengan tekanan darah normal.
"Selang infus sudah dicabut. Sudah bisa duduk-duduk," ujar Nasir, Rabu.
Sementara dua pasien anak-anak sejauh ini masih dirawat di RS Belleza, Bandar Lampung.
Masing-masing berumur 1 tahun dan 2 tahun 6 bulan.
Untuk pasien balita 2 tahun 6 bulan, Reihana menyebut pihak keluarga khawatir lantaran nenek dari balita tersebut baru saja datang dari Jakarta.
Adapun pasien balita 1 tahun juga dilakukan pemeriksaan oleh keluarganya karena khawatir.
"Kami sudah mengambil sampel swab tenggorokannya," kata Reihana.
Lacak interaksi pasien
Diskes Lampung menyatakan melacak interaksi dan hubungan pasien positif corona sebelum dinyatakan positif.
Diskes akan mendata setiap orang yang sempat berhubungan dengan si pasien.
"Akan kami tracing (lacak), bertemu dengan siapa saja," ujar Reihana.
Pihaknya mengimbau warga melakukan self isolation (isolasi diri di rumah selama 14 hari) untuk memutus mata rantai virus corona.
"Semua dari kita bisa jadi ODP (orang dalam pemantauan). Maka, harus kita putus mata rantai virus ini dengan self isolation," katanya.
Terkait pencegahan, menurut Reihana, tak hanya dengan menggunakan masker.
Warga juga harus rajin mencuci tangan menggunakan sabun.
Reihana menambahkan Lampung sampai saat ini tidak melakukan lockdown.
"Penekanannya, harus menjaga stamina tubuh. Masyarakat diharapkan melapor kepada tempat pelayanan kesehatan setempat kalau tidak enak badan," ujarnya.
Lacak orang pertama
Sosok orang pertama yang positif terjangkit virus corona di dunia berhasil dilacak para peneliti. Pelacakan orang pertama yang positif terjangkit Covid-19 menjadi penting untuk mengungkap cara dan sumber kemunculan virus tersebut.
Hal itu karena virus corona telah menjadi pandemi global.
Virus tersebut menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Dikutip dari Kompas.com, upaya untuk mengungkap sumber kemunculan virus corna dilakukan adalah dengan melacak pasien pertama virus SARS-CoV-2.
Kemudian, hewan tersebut menularkan ke manusia.
Namun kini, virus corona telah menyebar di antara orang-orang tanpa perantara hewan.
Apabila peneliti dapat melacak kasus paling awal, mereka mungkin dapat mengidentifikasi hewan inang tempat virus bersembunyi.
Selain itu, peneliti juga butuh mengetahui bagaimana penyakit tersebut menyebar.
Kemudian, menentukan kasus yang tak terdokumentasi berkontribusi terhadap penularannya akan sangat meningkatkan pemahaman tentan ancaman virus tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh South Morning China Post, kasus pertama virus corona berhasil terlacak.
Seorang individu berusia 55 tahun yang berasal dari provinsi Hubei, China disebut menjadi orang pertama yang terjangkit Covid-19.
Kasus tersebut, menurut data, tercatat pada 17 November 2019, atau sebulan lebih awal dari catatan dokter di Wuhan.
Setelah terjadi kasus 17 November 2019, sekitar satu hingga lima kasus baru dilaporkan setiap hari.
Pada 15 Desember 2019, total infeksi mencapai 27.
Kasus harian tampaknya telah meningkat setelah itu, dengan jumlah kasus mencapai 60 pada 20 Desember 2019.
Dokter di China baru menyadari bahwa mereka sedang menghadapi penyakit baru akhir Desember 2019.
Pada 27 Desember 2019, Zhang Jixian, seorang dokter dari RS Pengobatan Terpadu China dan Barat China, Provinsi Hubei memberi tahu otoritas kesehatan bahwa penyakit disebabkan virus corona baru.
Saat itu, lebih dari 180 orang telah terinfeksi.
• Pasien Ditolak Warga yang Takut Virus Corona, Wanita di Jakarta Sewa Hotel untuk Isolasi
• Sosok Rachel Vennya, Kumpulkan Donasi Corona Rp 1,1 Miliar Tak sampai 24 Jam
• Driver Taksi Online Dibunuh Pakai Obeng, Pelaku Juga Tewas setelah Diteriaki Istri Korban
• Bikin Heboh saat Wabah Corona, 3 Remaja Ludahi Pagar Mall Ditangkap Polisi
Meski pasien kasus 17 November 2019 ini telah terindentifikasi, masih ada keraguan membenarkan individu tersebut benar menjadi orang pertama yang terjangkit.
Masih ada kemungkinan, kasus yang lebih awal lagi untuk ditemukan.
Sementara itu, para ahli di seluruh dunia tak berhenti untuk terus mempelajari virus SARS-CoV-2, menguji vaksin, serta memberikan perawatan supaya pandemi global ini segera berlalu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dan Tribunnews.com
BNPB meralat jumlah pasien virus corona tercatat sebanyak 308 kasus dari 309 kasus pada Kamis (19/3/2020). Tak ada penambahan kasus baru di Riau, sehingga kasus di Riau tetap 1 kasus positif virus corona.