Pasien Ditolak Warga yang Takut Virus Corona, Wanita di Jakarta Sewa Hotel untuk Isolasi
Pasien Sakit Ditolak Warga yang Takut Virus Corona, Wanita di Jakarta Sewa Hotel untuk Isolasi
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang pria asal Jakarta berinisial SH menceritakan pengalamannya saat menemani sang istri berjuang mendapat pemeriksaan Covid-19.
Dalam kasus ini, TribunJakarta.com menyebut istri SH sebagai A, yang bukan inisial nama sebenarnya.
Tekanan darah A juga cukup tinggi, yakni 144/120.
Padahal, kata SH, istrinya tidak memiliki riwayat darah tinggi.
• Pasien Nyaris Meninggal Diselamatkan Dokter Handoko Gunawan, Kisahnya Viral
• Tertular di Bogor, Pasien Bandar Lampung Positif Corona
• Berhasil Dilacak, Inilah Pasien Corona Pertama yang Terinfeksi Virus Covid-19
Dugaan terpapar Covid-19 diperkuat setelah A diketahui melakukan kontak dengan rekannya yang baru kembali dari Jepang, salah satu negara terjangkit virus corona.
Bahkan, kata SH, sang istri berada dalam satu kamar hotel yang sama dengan rekannya tersebut selama lima hari berturut-turut dari 9 sampai 13 Maret 2020.
"Istri kan bekerja di kementerian. Dia baru pulang penelitian dari Batam, pesertanya empat orang. Nah, salah satu peserta penelitian ini baru pulang dari negara terjangkit, dari Jepang. Selama lima hari itu istri saya satu kamar. Kebetulan memang sahabatnya," tutur dia.
Pihak rumah sakit melakukan pemeriksaan terhadap A di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Setelahnya, A langsung diisolasi.
Pada Senin (16/3/2020), SH mengatakan istrinya menjalani tes swab dan sampelnya dikirim ke Balitbangkes.
"Hasilnya dua hari kemudian katanya. Tapi istri saya diminta tetap diisolasi sambil nunggu rumah sakit rujukan," ucap SH.
Keesokan harinya, pihak rumah sakit justru memulangkan A.
Padahal, SH menyebut kondisi A saat itu belum memungkinkan untuk pulang.
Suhu tubuh A masih 37 derajat Celcius, tensi darah belum stabil, serta batuk dan sakit tenggorokan.
"Mereka (pihak RS) bilang nanti hasilnya dikabari by phone. Tapi kalau ada perubahan kondisi istri saya, harap langsung dibawa ke RS rujukan atau telepon hotline," ujar dia.