Berhasil Dilacak, Inilah Pasien Corona Pertama yang Terinfeksi Virus Covid-19
Berhasil Dilacak, Inilah Pasien Corona Pertama yang Terinfeksi Virus Covid-19
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Virus Corona atau Covid-19 terus menyebar. Korban terus berjatuhan di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Kejadian ini kemudian membuat kita bertanya-tanya, siapa manusia pertama yang terkena virus corona, dan bagaimana penularannya bisa menyebar hingga ke berbagai negara.
Sampai saat ini, peneliti terus berusaha untuk mengungkap, bagaimana dan dari mana virus corona baru yang sekarang menjadi pandemi global menjangkiti manusia.
Seperti yang pernah disebutkan, virus corona ini mewabah pertama kali di Wuhan, sebelum akhirnya menyebar ke berbagai negara.
Salah satu yang peneliti lakukan adalah dengan melacak pasien pertama virus corona.
Sebelumnya, ilmuwan mencurigai kalau virus tersebut berasal dari kelelawar yang melompat ke hewan lain, selanjutnya menularkan ke manusia.
• Anies Baswedan Liburkan Sekolah untuk Tekan Corona, Anak-anak Malah Main di Warnet
• Kondisi Terkini Pengobatan Ningsih Tinampi setelah Wabah Virus Corona Merebak
• Istri Papasan dengan Mobil Suami di Jalan lalu Dikejar, 1 Orang Tewas Dihajar Massa
Namun kini, virus corona telah menyebar di antara orang-orang tanpa perantara hewan.
Itu mengapa, jika peneliti bisa melacak kasus paling awal, mereka mungkin dapat mengidentifikasi hewan inang tempat virus corona bersembunyi.

Selain itu, peneliti juga butuh memahami, bagaimana virus corona menyebar, dan menentukan kasus yang tak terdokumentasi berkontribusi terhadap penularannya akan sangat meningkatkan pemahaman tentang ancaman virus ini.
Dan, berdasarkan data yang South Morning China Post peroleh, kasus pertama pertama virus corona berhasil terlacak.
Seorang individu berusia 55 tahun yang berasal dari Provinsi Hubei, China disebut menjadi orang pertama terjangkit Covid-19.
Kasus tersebut, menurut data, tercatat pada 17 November 2019 atau sebulan lebih awal dari catatan dokter di Kota Wuhan, tempat virus corona pertama kali terdeteksi.
Setelah terjadi kasus 17 November 2019, sekitar satu hingga lima kasus baru dilaporkan setiap hari. Pada 15 Desember, total infeksi mencapai 27.
Kasus harian tampaknya telah meningkat setelah itu, dengan jumlah kasus mencapai 60 pada 20 Desember 2019.
Dokter di China baru menyadari jika mereka sedang menghadapi penyakit baru akhir Desember 2019.