Warga Bantul Bangun Gerbang Penyemprot Disinfektan Otomatis, Setiap yang Melintas Kena Semprot   

di gerbang tersebut dilengkapi sensor gerak otomatis, dan dipasang 15 spuyer atau sprinkler, tempat keluarnya kabut asap disinfektan.

Editor: Romi Rinando
Facebook
Warga Bantul Bangun Gerbang Penyemprot Disinfektan Otomatis, Setiap yang Melintas Kena Semprot 

Pada waktu uji coba, alat itu dipajang di depan pintu utama Kampus STMIK Primakara untuk melakukan penyemprotan desinfektan otomatis kepada siapapun yang melewatinya.

s

STMIK Primakara

Uji coba gate penyemprotan desinfektan otomatis di Kampus STMIK Primakara, Jalan Tukad Badung Nomor 135 Denpasar, Sabtu (21/3/2020) 

“Alat ini merupakan gerbang penyiraman cairan desinfektan yang memiliki kemampuan penyiraman otomatis yang memafaatkan teknologi Internet of Things (IoT), dengan memanfaatkan Microcontroller, Sensor dan Relay,” terang akademisi Program Studi (Prodi) Teknik Informatika STMIK Primakara, Made Adi Paramartha Putra.

Adi yang merupakan salah satu yang ikut menciptakan alat ini menjelaskan, cara kerja gate yang menggunakan bantuan dari Arduino IDE ini adalah melakukan deteksi secara terus menerus.

Kemudian saat mendeteksi pengguna dijarak tertentu, relay akan menyalakan pompa untuk menyemprotkan cairan desinfektan secara otomatis.

“Semuanya itu akan bisa berjalan ketika dibaca oleh sensor yang kita taruh di bagian atas depan bilik. Kemudian saat mendeteksi pengguna dijarak tertentu, relay akan menyalakan pompa untuk menyemprotkan cairan desinfektan melalui lima lubang yang telah disediakan,” tuturnya kepada awak media di sela-sela uji coba alat ini di Kampus STMIK Primakara, Jalan Tukad Badung Nomor 135 Denpasar, Sabtu (21/3/2020).

Walau gate penyemprotan desinfektan otomatis ini saat ini baru sebatas protipe, namun menurut Adi saat uji coba alat ini sudah dapat bekerja dengan baik.

Namun memang masih diperlukan sejumlah perbaikan atau peningkatan, salah satunya adalah kualitas deteksi sensor yang dinilai masih kurang sensitif terhadap tubuh manusia.

"Ini yang menjadi kelemahan dalam alat ini. Sensor yang kami sediakan hanya satu. Jadi ketika ada orang yang ada di depan alat ini, sensor yang kami sediakan juga kurang sensitif.

Jadi ke depan kami akan kembangkan dengan banyak sensor. Ketika ada orang yang ada di depan alat ini, validasi yang diperoleh oleh program akan lebih akurat," jelasnya.

Sementara itu Ketua STMIK Primakara, I Made Artana mengatakan, penciptaan gate penyemprotan desinfektan otomatis ini terbilang dikebut dengan cepat yakni hanya dalam jangka waktu kurang dari dua hari.

Tim dari STMIK Primakara bergerak cepat menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan khususnya perangkat IoT-nya termasuk melakukan programming atau koding sederhana untuk mengoperasikan alat ini secara otomatis.

“Awalnya saya di-tag dan ditantang teman di Facebook untuk membuat sesuatu di tengah situasi keperihatinan kita berjuang melawan Corona. Jadi lahirlah alat ini,” ungkap Artana 

Keberadaan gate penyemprotan desinfektan otomatis dirasakan sangat dibutuhkan dan efektik digunakan terutama pintu keluar-masuk Bali, seperti bandara dan pelabuhan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved