Curhat Anak Dokter Meninggal karena Corona hingga Pasien Kabur dari RS
Testimoni seseorang yang tak disebutkan namanya itu mengungkap cerita pasien Virus Corona meninggal dunia.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Jumlah pasien Virus Corona meninggal dunia hingga Senin (23/2/2020) mencapai 49 orang.
Ini artinya, pasien Corona meninggal dunia bertambah 1 orang dibandingkan satu hari lalu atau Minggu (22/2).
Hingga hari ini, pasien virus corona indonesia mencapai 579 orang.
Dengan demikian, persentase kematian Virus Corona di Indonesia mencapai 8,46 persen.
Persentase kematian Virus Corona adalah jumlah pasien Virus Corona meninggal dibagi total pasien positif Virus Corona.
Korban Virus Corona pun tidak pandang bulu. Mulai dari masyarakat biasa sampai pejabat tinggi negara.
Mereka yang meninggal pun tidak hanya orang awam, tetapi juga sejumlah petugas medis bahkan beberapa dokter.
Karena itu, seruan #dirumahaja terus digelorakan sejumlah pihak, termasuk di antaranya adalah pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.
Hotman Paris Hutapea tak hanya gencar mengkritisi cara kerja pemerintah yang lamban dalam memerangi Virus Corona atau Covid-19, tetapi juga rajin menyuarakan gerakan #dirumahaja.
Senin (23/3/2020) ini, Hotman Paris Hutapea mengunggah curahan hati (curhat) atau testimoni seorang tenaga medis anak seorang dokter yang menjadi korban Virus Corona.
• Virus Corona Sudah Menyebar di 22 Provinsi di Indonesia, Maluku Utara dan Jambi Kasus Baru
• Ratusan Dus Berisi Masker Hilang di RS Saat Wabah Virus Corona, Kapolres: Sangat Tidak Manusiawi
• Gelar Resepsi Pernikahan di Tengah Corona Bakal Dipenjara
Testimoni seseorang yang tak disebutkan namanya itu mengungkap cerita pasien Virus Corona meninggal dunia.
Bahkan, seorang dokter sekali pun ketika sudah terkena Covid-19 akut, dia hanya bisa sendirian di ruang isolasi sampai maut menjemput.
"Yang menyedihkan buat pasien suspek Covid adalah meninggal sendirian sesak sendirian. Mau minta tolong? Gak ada perawat berjaga, ruangan isolasi ditutup, keluarga gak bisa lihat," demikian testimoni itu yang diunggah Hotman.
Dia menambahkan, "Tahu apa yang papa lakukan pas sesak tadi malam? Telepon anak dan menantunya, minta tolong.
Saya sampai menelpon RS utk kasih tahu, karena keluarga ga bisa masuk."

Selain itu, pembuat testimoni tersebut pun menggugat kesadaran warga masyarakat yang tidak mau mematuhi gerakan #dirumahaja dan bahkan mereka yang sudah suspect pun masih melarikan diri dari rumah sakit.
Akibat pasien kabur dari rumah sakit itulah, seorang dokter menjadi korban Virus Corona hingga meninggal dunia.
"... ternyata pasien yang dbilang kasian itu adalah suspek COVID dengan rontgen paru2 uda putih semua," ujar penulis testimoni itu.
Dia yang mengaku bekerja di rumah sakit, sudah lebih dari 2 minggu tidak pulang ke rumah karena khawatir ada virus di dalam tubuhnya yang bisa menulari keluarga dekatnya.
Testimoni yang diunggah Hotman Paris Hutapea ini pun banyak mendapat tanggapan dari netizen (warganet).
Bahkan banyak di antara mereka yang mengaku bersedih dan mengerimkan emoticon menangis.
Inilah surat atau testimoni anak korban Corona yang diunggah Hotman Paris Hutapea:
Hari ini makna @dirumahaja yang sbagian dari kalian abakan dan jadikan lelucon menjadi air mata buat keluarga kami.
Ya memang, ayah saya bisa dibilang bandel. Disuruh jangan praktek bilangnya kasian orang dari jauh, ternyata pasien yang dbilang kasian itu adalah suspek COVID dengan rontgen paru2 uda putih semua.
Pasien tersebut yang pulang paksa dari RS Bintara karena ia dan itu.
Lalu apa efeknya?
Ayah saya demam, sesak. Fyi, ayah saya adalah orang yang gak pernah ngeluh, patah kaki aja masi jalan, batuk2 masih ngajar dari rumah. Jadi ketika mengeluh sesak, itu gak main2.
Dibawa ke RS, sesak gak membaik, suturasi terus turun, RJP, intubasi dan meninggal...
Saya tulis ini cuma mau minta tolong, plis utk yang punya pilihan, jangan bandel @dirumahaja dan yang uda di RS jangan bandel sampe pulang paksa.
Yang menyedihkan buat pasien suspek Covid adalah meninggal sendirian sesak sendirian.
Mau minta tolong? Gak ada perawat berjaga, ruangan isolasi ditutup, keluarga gak bisa lihat.
Tahu apa yang papa lakukan pas sesak tadi malam? Telepon anak dan menantunya, minta tolong.
Saya sampai menelpon RS utk kasih tahu, karena keluarga ga bisa masuk.
Jadi selama kalian punya hidup yg kalian hargai, punya keluarga yg kalian kasihi yang masih hidup, plis jangan menambah penyebaran virus.
Marah??
Jelas saya marah akrena ada orang2 egois macam kalian yg ga mau nurut dan bawa penyakit buat keluarga kita.
Jujur saya 2 minggu ini bahkan ga pulang, takut ketemu orang tua. Kenapa? Karena saya kerja di RS, dan saya paham betul di rumah saya ada 2 orang berusia di atas 60 tahun yg harus dilindungi.
Saya ga punya pilihan untuk @dirumahaja karena saya masih jaga.
Saya ga dapat jatah swab dari RS karena terbatas.
6 Dokter Meninggal karena Corona

Sementara itu, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengumumkan, enam dokter yang bertugas menangani wabah virus corona ( Covid-19) di Indonesia meninggal dunia.
Enam dokter meninggal karena Corona atau Covid-19 itu berasal dari sejumlah rumah sakit.
Dari keenam dokter meninggal itu, lima orang dokter di antaranya diduga meninggal dunia akibat terjangkit virus corona.
Adapun seorang dokter lainnya meninggal dunia akibat serangan jantung setelah mempersiapkan fasilitas kesehatan demi menghadapi virus corona.
"Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia berduka cita amat dalam atas wafatnya sejawat-sejawat anggota IDI sebagai korban pandemi Covid-19," demikian dilansir Kompas.com dari akun resmi Instagram PB IDI @ikatandokterindonesia, Senin (23/3/2020).
Lima dokter yang diduga meninggal akibat terjangkit Covid-19, yakni dokter Hadio Ali SpS, dokter Djoko Judodjoko SpB, dokter Laurentius P SpKj, dokter Adi Mirsa Putra Sp THT, dan dokter Ucok Martin SpP.
Adapun dokter Toni D Silitonga bukan meninggal akibat terpapar Covid-19.
Dokter yang menjabat sebagai Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bandung Barat itu meninggal akibat kelelahan serta serangan jantung setelah mempersiapkan fasilitas kesehatan agar sigap dari ancaman virus corona dan edukasi masyarakat agar terhindar dari Covid-19.
"Semoga apa-apa yang menjadi perjuangan para sejawat kita diterima oleh Allah SWT dengan limpahan pahala yang mulia. Amin," imbuh keterangan itu.
Jumlah dokter meninggal dunia yang disampaikan PB IDI ini diketahui lebih banyak dibanding yang disampaikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona pada Minggu (23/3/2020).
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona Achmad Yurianto menyatakan, ada tiga dokter yang meninggal dunia akibat terpapar virus corona.
Ketiganya adalah dokter Hadio Ali Khazatsin, dokter Djoko Judodjoko, dan dokter Adi Mirsa Putra.
Pemerintah pun menyampaikan belasungkawa dan rasa dukacita yang mendalam atas kepergian para tenaga medis itu.
Para dokter yang telah berjibaku dalam mengatasi dampak penyebaran virus corona dinilai telah mendedikasikan diri terhadap bangsa dan negara.
"Pemerintah bersedih untuk ini dan kami menyampaikan rasa belasungkawa sedalam-dalamnya. Yakinlah kita berada dalam pengabdian yang benar, profesional, dan kita berikan semuanya untuk kebaikan rakyat kita yang dicintai ini," kata Yurianto dalam keterangan tertulis, Minggu.
Artikel ini telah tayang di wartakota.