Kisah Kakek 112 Tahun Alami 4 Peristiwa Besar Dunia, Flu Spanyol, Perang Dunia hingga Wabah Corona
Kisah seorang kakek berusia 112 tahun yang ikut mengalami 4 peristiwa besar dunia, bahkan hingga saat ini.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kisah seorang kakek berusia 112 tahun yang ikut mengalami 4 peristiwa besar dunia, bahkan hingga saat ini.
Keempat peristiwa besar dunia yang dialaminya adalah wabah flu Spanyol pada Tahun 1918, 2 Perang Dunia, dan wabah virus corona saat ini.
Bob Weighton lahir pada 1908 dan dia turut mengalami pandemi flu Spanyol pada 1918-1920.
The Guardian mengabarkan Weighton juga telah menjalani operasi medis serius, tapi belum pernah mengalami isolasi diri seperti sekarang.
• Buya Yahya Ungkap Kesalahan Fatal Lirik Lagu Aisyah Istri Rasulullah: Saya Ndak Tega Bacanya
• Gara-gara Corona Eric Yuan Masuk Dalam Daftar Orang Terkaya Dunia
• Lagi, Jubir Presiden Fadjroel Rachman Ralat Pernyataannya Sendiri
• Mahfud MD Klarifikasi Pernyataan Menkumham Yasonna Laoly Soal Pembebasan Napi Korupsi
"Ini aneh. Saya belum pernah mengalami hal seperti (wabah) virus corona sebelumnya," ungkap Weighton.
"Saya agak frustrasi tetapi sekali lagi saya berada dalam situasi di mana Anda harus menerima apa yang terjadi," imbuhnya.
Kakek yang dinobatkan sebagai pria tertua yang masih hidup di dunia oleh Guinness World Records ini juga menyarankan, orang tidak perlu terlalu memikirkan apa yang tidak bisa mereka lakukan selama isolasi.
"Saya menderita flu dan kebanyakan penyakit anak-anak, tapi tidak pernah menyendiri."
"Tapi tidak ada yang bisa kami lakukan, sehingga Anda bisa melakukan apa yang Anda bisa."
"Jangan pedulikan hal-hal yang tidak bisa Anda lakukan," ujar Weighton menasihati.
Weighton lahir di Hull dan merupakan anak tengah dari 3 saudara laki-laki dan 3 saudara perempuan.
Ia sendiri memiliki 3 anak, 10 cucu, dan 25 cicit.
Weighton dan istrinya, Agnes, sempat berpindah-pindah pekerjaan ke beberapa negara sampai akhirnya menetap di Inggris.
Di "Negeri Ratu Elizabeth" Weighton bekerja sebagai dosen teknik kelautan di City University London, hingga pensiun pada 1973 di usia 65 tahun.
Dia dan istrinya yang meninggal pada 1997, menghabiskan sebagian besar masa pensiun dengan menjadi penasihat perkawinan sukarela, dan membantu kelompok pemuda di Ailton.
