Kasus Corona di Lampung
Pos Pantau Covid-19: Dalam 18 Hari Ada 4.872 Orang Masuk Tanggamus
Pos Pantau Covid-19 Tanggamus yang berdiri di Pekon Sedayu, Kecamatan Semaka telah mendata orang-orang yang masuk dari arah barat.
Penulis: Tri Yulianto | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SEMAKA - Pos Pantau Covid-19 Tanggamus yang berdiri di Pekon Sedayu, Kecamatan Semaka telah mendata orang-orang yang masuk dari arah barat.
Menurut Kabid Kesiapsigaan BPBD Tanggamus Suhairi, pos sudah berdiri sejak Sabtu (4/4/2020) lalu dan langsung difungsikan.
Pos ini melengkapi pos pantau di Rest Area Pugung yang mendata orang yang masuk dari arah timur, seperti Pringsewu, Pesawaran, dan Bandar Lampung.
"Sesuai rencana awal, pos ada di jalur masuk Tanggamus. Pertama yang didirikan di Pugung, terus di Sedayu. Untuk Sedayu untuk menjaring dari arah Pesisir Barat, Lampung Barat, Bengkulu," terang Suhairi, Senin (6/4/2020).
• Harga Ayam Anjok Akibat Wabah Virus Corona, Pinsar: Tolong Kami Satgas Pangan
• Personel Satpol PP Lampung Meninggal Dunia, Keluarga Pastikan Bukan karena Corona
• PNS Diskes Lampung Meninggal Kecelakaan, Reihana Ucapkan Belasungkawa
• Kisah ABK Kapal Pesiar asal Lampung Dilarang Bersandar, 1 Bulan Terombang-ambing di Perairan Yunani
Ia mengatakan, petugas yang ada di dalamnya juga gabungan dari mulai BPBD, puskesmas, Dinas Perhubungan, Satpol PP, TNI, dan Polri.
Mereka bertugas untuk mengecek dan mendata orang yang masuk atau melalui jalur Tanggamus.
Hal ini untuk mendapatkan data warga yang berpotensi masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP).
Selanjutnya data tersebut diserahkan ke sekretariat Covid-19 di kantor BPBD Tanggamus.
Sejak 18 Maret sampai 5 April, kata Suhairi, jumlah orang yang masuk ke Tanggamus berjumlah 4.872 orang.
Dari jumlah tersebut, yang masuk kategori ODP ada 157 orang.
Di pos pantau Covid-19, setiap orang didata mulai dari nama, asal, dan alamat tujuan.
Selanjutnya diperiksa suhu tubuhnya.
Kemudian disosialisasikan pencegahan Covid-19 mulai dari biasakan cuci tangan, tidak keluar rumah atau berkumpul di keramaian, dan segera ke sarana kesehatan jika mengalami batuk dan demam.
Kendaraan yang diperiksa diutamakan angkutan umum seperti bus antarkota dalam provinsi (AKDP), bus antarkota antarprovinsi (AKAP), dan travel.
Sedangkan untuk jenis kendaraan lain, seperti mobil pribadi, pikap, dan truk diminta berpartisipasi aktif.
"Selama pos pantau Sedayu beroperasi kami tidak menemukan orang diduga kuat terinfeksi Covid-19. Semuanya masih masuk kategori sehat," terang Suhairi.
Bupati Tanggamus Dewi Handajani yang memantau pos pantau dan RSUD Batin Mangunang, Kota Agung, mengatakan, semua tempat berfungsi dengan baik sesuai prosedur operasional standar.
"Upaya kami hanya bisa screening pendatang, pemudik yang masuk ke wilayah Tanggamus. Mereka harus dijamin, dipastikan tidak menjadi carrier dari penyebaran virus corona di Tanggamus," kata Dewi.
Selain itu, usaha sosialisasi dan edukasi di masyarakat secara masif terus dilakukan mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, dan pekon.
Dewi bersama jajaran kaum wanita peduli Covid-19 juga memberikan bantuan berupa tali asih, makanan ringan, susu, dan vitamin ke dua pos pantau dan RSUD.
"Ini kepedulian kami pada petugas yang siap bekerja bagaimana caranya agar Covid-19 tidak menjangkiti masyarakat Tanggamus," kata Dewi.
Penumpang Keberatan
Kabid Kesiapsigaan BPBD Tanggamus Suhairi mengaku, pos pantau Covid-19 di Sedayu menuai protes dari para penumpang angkutan umum.
"Alasan mereka karena dari mulai perbatasan Bengkulu dengan Lampung sudah diperiksa, lalu diperiksa lagi saat di perbatasan Pesisir Barat, kemudian diperiksa saat masuk Tanggamus. Hasil pemeriksaannya juga sama," terang Suhairi.
Kemudian para awak bus juga keberatan karena setiap pemeriksaan selalu disemprot disinfektan di dalam kabinnya.
Menurut Suhairi, penyemprotan disinfektan di bus AC dinilai mengganggu kenyamanan penumpang.
Karena bau disinfektan bertahan lama.
"Saya sudah sampaikan ke bupati keluhan itu. Jadi nanti bagimana solusinya akan dirapatkan," ujar Suhairi.
Ia mengaku, bisa saja pos ditiadakan dan gantinya memaksimalkan puskesmas yang ada di tepi Jalinbar, seperti Puskesmas Sanggi di Kecamatan Bandar Negeri Semong dan Puskesmas Siring Betik di Kecamatan Wonosobo.
"Jadi itu memudahkan juga petugas puskesmas juga karena mereka selain piket di pos pantau, ada piket juga di puskesmasnya," terang Suhairi.
Ia menyarankan lebih baik dirikan pos pantau di Kelumbayan Barat.
Sebab meskipun cakupan kecil, banyak warga dari Pulau Jawa masuk ke Kelumbayan lewat jalur Pesawaran. (Tribunlampung.co.id/Tri Yulianto)