Berita Nasional

Respons 3 Pria Disuruh Pakai Masker Saat Covid-19, Todong Pisau ke Polisi hingga Tampar Wanita

Sejumlah kasus penganiayaan akibat disuruh pakai masker terjadi di berbagai kota di Indonesia, mulai dari todong pisau ke polisi hingga tampar wanita.

Instagram @bogor24update
Seorang pria kekar mengamuk (baju biru) di Bogor karena ditegur tak pakai masker. Respons 3 Pria Disuruh Pakai Masker Saat Covid-19, Todong Pisau ke Polisi hingga Tampar Wanita. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pemerintah mengimbau masyarakat untuk pakai masker apabila keluar rumah saat pandemi virus corona atau Covid-19 di Indonesia.

Ternyata, hal tersebut tidak serta merta diikuti masyarakat.

Sejumlah kasus penganiayaan akibat disuruh pakai masker terjadi di berbagai kota di Indonesia.

Terbaru, seorang pria todong pisau ke polisi akibat disuruh pakai masker di Jakarta.

Sebelumnya, seorang pria tampar wanita lantaran disuruh pakai masker di Semarang.

Sekuriti Todong Pisau ke Polisi, Tak Terima Diminta Pakai Masker

Jajakan 600 PSK Online, Muncikari Mami Lisa Tawarkan Mahasiswi hingga Pekerja Kantoran

Kisah Romantis Suami Istri Positif Corona Rayakan Ulang Tahun Pernikahan Ke-50 di Ruang ICU RS

Pungli Biaya Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 Rp 15 Juta Direspons Pemkot, RS Dikasih Surat Teguran

Berikut, kasus-kasus penganiayaan akibat disuruh pakai masker yang terjadi di berbagai kota di Indonesia sebagaimana dirangkum Tribunlampung.co.id.

1. Sekuriti todong pisau ke polisi

Pertengkaran antara polisi dengan seorang pria terjadi di kawasan Pasar Jumat, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (15/4/2020).

Hal tersebut terjadi karena pria tersebut tak terima saat ditegur untuk pakai masker.

Dilansir Kompas.com dalam artikel berjudul Pria yang Todongkan Pisau ke Polisi adalah Sekuriti Pengawal Pengisian Mesin ATM, pria yang kemudian diketahui bekerja sebagai sekuriti tersebut, sempat todong pisau ke polisi yang berjaga di check point.

Awalnya, pria tersebut sedang melewati check point kawasan Pasar Jumat menggunakan mobil, sekitar pukul 08.00 WIB.

Saat itu, petugas gabungan dari Kepolisian, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan berjaga di lokasi, untuk memantau penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Petugas melihat pria di dalam mobil tidak menggunakan masker.

Mobil pun diberhentikan.

"Dia diimbau pakai masker malah enggak terima," kata Camat Kebayoran Lama, Aroman, saat dihubungi.

Pria tersebut marah dan menodongkan sebilah pisau kepada polisi.

Keadaan sempat memanas.

Polisi dan satpol PP sempat kontak fisik dengan pria tersebut.

Sementara, petugas dishub merampas pisau.

Pria tersebut kemudian dibawa ke pos untuk diinterogasi.

Saat diperiksa, pria itu mengaku purnawirawan.

Kasatlantas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Sri Widodo menambahkan, pria itu adalah sekuriti yang mengawal petugas pengisian uang di mesin-mesin ATM.

"Itu dia sekuriti yang ngawal-ngawal uang untuk isi ATM," kata Kompol Sri Widodo, saat dikonfirmasi.

Sri Widodo mengaku tidak tahu apakah benar pria tersebut purnawirawan.

Menurut dia, masalah tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan setelah pria itu meminta maaf.

"Dia sudah minta maaf terus tidak mau mengulangi lagi, lalu dibantu dilepaskan," kata Sri.

2. Pria ajak berkelahi

Seorang pria kekar mengamuk setelah ditegur agar pakai masker. Ia bahkan sempat ingin memukul seorang laki-laki paruh baya.

Kasus pria kekar mengamuk terjadi di Kabupaten Bogor.

Ia terlihat tidak terima ketika diminta untuk pakai masker, saat akan memasuki kompleks perumahan.

Dalam aksinya, pria tersebut tampak ingin memukul seorang laki-laki paruh baya.

Video pria kekar mengamuk tersebut pun viral di media sosial (medsos).

Dilansir Tribun Bogor dalam artikel berjudul Kronologi Pria Kekar Ngamuk karena Ditegur Tak Pakai Masker, Satpam : Dia Bilang Kerja di Mabes, akun Instagram @bogor24update memposting video pria kekar mengamuk karena ditegur untuk pakai masker.

Terlihat di video, pria berbaju biru berbicara dengan nada tinggi, pada laki-laki paruh baya berkaus putih.

Pria baju biru mencoba untuk mendekati pria baju putih.

Namun, sejumlah pihak keamanan mencoba menghalanginya.

"Ayo, pamannya saya juga banyak yang perwira," kata pria baju biru dengan nada tinggi.

Dalam video, tak jelas apa yang dikatakan oleh pria baju putih tersebut.

"Kalau bukan orang tua itu," kata pria baju biru.

Seorang pria tak dikenal yang memasuki kawasan komplek Perumahan Taman Rezeki, Jalan Mayor Oking, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor mengamuk menantang berkelahi kepada pengurus komplek tak terima ditegur karena tak memakai masker.
Seorang pria tak dikenal yang memasuki kawasan komplek Perumahan Taman Rezeki, Jalan Mayor Oking, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor mengamuk menantang berkelahi kepada pengurus komplek tak terima ditegur karena tak memakai masker. (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Pria baju biru itu beberapa kali mengambil ancang-ancang untuk memukul.

Malahan, ia juga sempat melayangkan tendangan

"Mau saya tonjok kamu," katanya.

"Coba tonjok," timpal pria baju putih yang coba untuk melawan.

Hasil penulusuran Tribun Bogor, kejadian tersebut terjadi di pintu masuk Perumahan Taman Rezeki, Jalan Mayor Oking, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.

Seorang petugas keamanan, Ibnu mengatakan, kejadiannya pada pukul 10.00 WIB, Minggu (12/4/2020).

Ibnu menjelaskan, hasil kesepakatan warga, siapapun yang hendak masuk ke kawasan tersebut memang diwajibkan pakai masker.

Hal itu selaras dengan imbauan dari pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Siapapun yang masuk Kompleks Taman Rezeki wajib pakai masker, ini aturan perumahan yang juga udah ngikutin peraturan pemerintah."

"Kita udah pasang banner. Waktu kejadian itu, banner ini udah ada, malah udah semingguan dipasang," ungkap Ibnu.

Ibnu menjelaskan, saat itu, pria baju biru yang belum diketahui identitasnya tersebut, sedang berolahraga.

Ia lantas hendak ke ATM, yang berada di kawasan perumahaan.

Menurut Ibnu, pria itu membawa masker.

Namun, masker tak digunakan secara benar.

"Dia abis olahraga mungkin ya. Dia bukan warga perumahan ini."

"Masuk kompleks ini mau ke ATM."

"Dia bawa masker tapi cuma dipegang," katanya.

Ia lantas menegur pria baju biru ini.

Tak hanya sekali, Ibnu sampai 3 kali menegur pria itu untuk pakai masker.

"Saya tegur tiga kali untuk dipakai maskernya, dia sepelein."

"Ditegur keempat kalinya sama pengurus kompleks sini," kata Ibnu.

Dari situlah, terjadi cekcok.

Ibnu membenarkan pria baju biru itu sempat melayangkan pukulan dan tendangan.

Namun, kata Ibnu, tak ada satupun yang terkena pukulan dan tendangan.

"Gak ada yang kena, gak ada yang sampai kena pukul, keburu dilerai."

"Kejadiannya 10 menitan. Orang itu terus langsung pergi," kata Ibnu.

Ibnu menceritakan, pria tersebut juga mengaku bertugas sebagai aparat.

Tak jelas memang, aparat yang dimaksud dari Kepolisian atau TNI.

"Dia ngakunya dari mabes, dia bilang kerja di mabes," kata Ibnu.

Menurut Ibnu, kasus tersebut kini sudah ditangani oleh Propam dan Kepolisian setempat.

"Gak tahu dia orang mana, tapi udah ditanganin sih,"

"Propam udah dateng, PM udah dateng."

"Polsek sini juga udah dateng. Masih dicari, dia bener anggota apa bukan," ungkap Ibnu.

Tim Tribun Bogor saat ini masih berupaya untuk mengonfirmasi terkait kejadian tersebut.

3. Pria tampar wanita

Sebelumnya, kasus pria tampar wanita yang bekerja sebagai perawat lantaran disuruh pakai masker, berbuntut panjang.

Dilansir Tribun Jateng dalam artikel berjudul Sambil Menahan Tangis, Penampar Perawat di Semarang : Saya Menyesal dan Minta Maaf, polisi kemudian menangkap tersangka bernama Budi Cahyono (43).

Peristiwa pria tampar wanita perawat karena disuruh pakai masker terjadi di Klinik Pratama Dwi Puspita, Kamis (9/4/2020).

Budi Cahyono merupakan warga Kemijen, Semarang Timur, Jawa Tengah.

Pelaku mengaku menyesal atas tindakannya tampar perawat.

Tangkapan layar CCTV pria tampar wanita yang bekerja sebagai perawat gara-gara disuruh pakai masker di Semarang.
Tangkapan layar CCTV pria tampar wanita yang bekerja sebagai perawat gara-gara disuruh pakai masker di Semarang. (instagram)

Adapun, korban bernama Hidayatul Munawaroh (30).

Ia merupakan perawat di Klinik Pratama Dwi Puspita.

Dilansir Tribun Jateng, sambil menahan tangis, Budi menerangkan bahwa dirinya melakukan aksi penganiayaan lantaran disuruh pakai masker.

Padahal saat itu, ia memohon agar anaknya yang sakit diperiksa terlebih dahulu.

"Saat itu, saya bingung. Sebab, saya akan memeriksakan anak yang sedang sakit panas dan batuk tapi disuruh pakai masker," ujarnya saat konferensi pers di Kantor Polrestabes Semarang, Minggu (12/4/2020).

Budi menyatakan minta maaf karena melakukan perbuatan itu.

Dia mengaku sangat menyesal atas perbuatannya.

"Saya cuma menggetok wajah perawat itu, bukan melakukan penganiayaan," terang penjaga malam di sebuah SD di Semarang itu.

Diberitakan sebelumnya, sebuah video seorang pasien tampar wanita perawat klinik di Semarang, Jawa Tengah viral di media sosial.

Video rekaman CCTV itu ramai beredar di Instagram dan Grup WhatsApp.

Peristiwa tersebut terjadi di Klinik Pratama Dwi Puspita, Semarang, Jawa Tengah.

Terlihat, pasien laki-laki tersebut menampar korban setelah diperingatkan untuk mengenakan masker.

Video tersebut berdurasi 58 detik.

Pasien laki-laki itu tampak berdiri di depan meja korban.

Pada detik ke-43, pelaku yang mengenakan baju panjang dan celana panjang itu menampar kepala korban.

Netizen pun geram dan ikut berkomentar marah melihat video tersebut.

"Orang semarang pada kenapa sih?? Keracunan lumpia??" tulis @ucicrut.

"Jangan kasih maap, jangan kasih ampun, kebiasaan ntar... Tangkep ajeee Udeh...," tulis nengfiirda.

"Paling minta maaf, damai. Masukin penjara jangan mau damai," tulis @vins_oberoi.

Atas insiden tersebut, korban melaporkan pelaku ke polisi.

Foto surat laporan itu pun viral.

Dalam surat tersebut, korban melaporkan pelaku ke Polrestabes Kota Semarang.

Korban melaporkan pelaku atas tindak perkara penganiayaan, yang mengakibatkan korban mengalami kerugian.

Kerugian berupa trauma, ketakutan, dan kepala pusing.

Dalam surat itu, kronologi peristiwa dijelaskan .

Di mana, terlapor saat berobat tidak pakai masker.

Diperingatkan supaya pakai masker, pelaku marah, memaki-maki, mengancam, dan menampar korban atau terlapor.

Kejadian itu terjadi pada Kamis (9/4/2020) sekitar pukul 09.00 WIB di Klinik Pratama Dwi Puspita 1, Jalan Mr. Sutan Syahrir no 258, Kemijen, Semarang Timur, Jawa Tengah.

Sementara itu, Polsek Semarang Timur menbenarkan ada kejadian seorang pasien tampar perawat karena tidak terima diperingatkan agar pakai masker.

Pasien berinisial BC (43) itu terekam CCTV telah menampar perawat yang berjaga di Klinik Pratama Dwi Puspita, Kemijen, Semarang Timur.

Polrestabes Semarang berhasil meringkus Budi Cahyono (43), warga Kemijen, Semarang Timur, yang melakukan tindakan pemukulan terhadap Hidayatul Munawaroh (30), perawat di Klinik Pratama Dwi Puspita.

Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Asep Mauludin menuturkan, pelaku ditangkap di rumahnya oleh tim Resmob Polrestabes Semarang bekerja sama dengan Polsek Semarang Timur, Sabtu (11/4/2020) sekira pukul 20.15 WIB.

"Motif tersangka melakukan pemukulan lantaran emosi selepas diingatkan perawat di klinik tersebut," terangnya kepada Tribun Jateng, Minggu (12/4/2020).

Dikatakan Asep, tersangka mendatangi klinik tersebut dengan tujuan untuk berobat.

Namun berhubung tersangka tidak mengenakan masker, seorang perawat menyarankan pelaku untuk pakai masker.

Namun, tersangka marah karena tidak menerima yang dilampiaskan dengan pemukulan.

"Setelah penganiyaan tersebut, korban mengaku pusing dan mual. Korban juga sudah memeriksakan diri ke dokter," bebernya.

Dalam melakukan aksinya, lanjut Asep, tersangka dalam kondisi sadar, dan tidak terpengaruh minuman keras atau obat-obatan.

"Tersangka sehari-hari bekerja sebagai penjaga malam di SD Islam Sultan Agung 4 Kota Semarang," tandasnya.

Ditambahkan, akibat perbuatannya, tersangka dijerat dengan pasal 351 ayat 1 dan pasal 335 KUHPidana.

Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19, pemerintah imbau warga agar pakai masker saat ke luar rumah.

Ternyata, ada orang masih tidak mengikuti imbauan tersebut.

Bahkan, sejumlah kasus penganiayaan akibat disuruh pakai masker terjadi, mulai dari todong pisau ke polisi hingga tampar wanita. (Tribunlampung.co.id/Tribunnewsbogor.com/Tribunjateng.com/Kompas.com)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved