







TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Viral foto tumpukan mayat pasien corona yang meninggal dunia di rumah sakit. Foto mencekam tersebut diambil oleh petugas kebersihan rumah sakit.
Gambar itu menunjukkan mayat-mayat yang ditumpuk satu sama lain disimpan di sebuah kamar kosong.
Petugas kesehatan di rumah sakit tersebut juga disebutkan kewalahan menangani pasien, baik yang baru datang maupun yang sudah meninggal dunia.
Melansir Daily Star pada Jumat (17/4/2020), sebuah gambar menunjukkan, situasi rumah sakit yang dipenuhi mayat-mayat tergeletak.
Menurut keterangan foto, pemandangan mengerikan itu adalah di rumah sakit di Detroit Amerika Serikat, yang saat ini berjuang mengatasi pandemi Covid-19.
• AS Tembus 600 Ribu Kasus Corona, Berikut Daftar Negara dengan Kasus Covid-19 Tertinggi
• Balita Pasien Corona Meninggal Dunia di Medan: Jenis Kelamin Perempuan Usia 2,5 Tahun
• VIDEO Viral Kuitansi Ambulans Antar Jenazah Korban Corona Dipungut Biaya Rp 15 Juta
• Ganjar Pranowo Kaget saat Tahu 46 Tenaga Medis Terinfeksi Corona
Saat ini Amerika menjadi negara dengan kondisi yang memprihatinkan akibat wabah virus corona.
Jumlah korban yang terifeksi dan meninggal terus bertambah dalam jumlah memprihatinkan, bahkan jumlahnya melebihi China.

CNN melaporkan, rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit Sinai-Grace di Detroit.
Mereka juga mengatakan bahwa sudah kewalahan karena jumlah kematian akibat Covid-19 terus terjadi peningkatan.
Foto itu diambil oleh seorang pekerja di ruang gawat darurat di rumah sakit yang meminta dirahasiakan identitasnya, lapor CNN.
Selain memanfaatkan kamar kosong, rumah sakit itu juga menempatkan unit pendingin di parkiran untuk menyimpan mayat.
Pekerja rumah sakit yang berbicara dengan identitas rahasia itu khawatir dengan pekerjaan mereka.
Mereka mengatakan, kamar kosong terpaksa digunakan untuk menyimpan mayat karena kamar mayat di rumah sakit itu penuh.
Selain itu, staf kamar mayat juga tidak bekerja pada malam hari.
Salah satu petugas itu mengatakan, "Ya saya tahu adalah karena kami kehabisan tempat tidur untuk menjaga pasien kami."
"Sehingga tak menyisakan ruangan untuk tempat menyimpan mayat-mayat itu," katanya.
Satu foto menunjukkan dua mayat di tempat tidur berdampingan sementara mayat juga diletakkan di sebuah ranjang.
Semua mayat yang terlihat dimasukkan ke dalam kantong mayat berwarna putih.
Kondisi ini menyebabkan staf rumah sakit memesan unit penyimpanan pendingin portabel untuk menyimpan mayat.
Lima unit lainnya diletakkan di tempat parkir umum di rumah sakit tersebut.
Staf melaporkan, setidaknya merawat 130 pasien Covid-19 pada satu waktu di rumah sakit tersebut, meskipun sudah turun sebanyak 50%.
Mereka juga mengatakan jumlah yang berkurang membuatnya lebih mudah ditangani daripada sebelumnya.
Seorang juru bicara di RS Sinai-Grace mengatakan pada CNN, "Pasien yang meninggal di rumah sakit kami perlakukan dengan hormat dan bermartabat, sampai mereka dilepaskan dengan tepat."
"Seperti Rumah Sakit di New York dan tempat lain, kami telah menambahkan sumber daya baru seperti unit pendingin untuk mengelolas kapasitas yang disebabkan lonjakan kasus Covid-19," jelasnya.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim bahwa AS telah melewati yang terburuk dari pandemi virus Corona dan dirinya akan mengumumkan pedoman untuk membuka kembali perekonomian pada Kamis (16/4) waktu setempat.
"Jelas bahwa strategi agresif kita berhasil," ujar Trump pada konferensi pers, Rabu (15/4/2020) waktu setempat.
Hal ini disampaikan Trump di saat jumlah kematian karena COVID-19 mencapai lebih dari 2 ribu jiwa dalam sehari, dengan total kematian di AS mencapai sekitar 30 ribu orang.
Jumlah korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19) di wilayah Amerika Serikat (AS) telah melampaui 30 ribu orang.
Total kasus di negara ini juga semakin bertambah hingga melampaui 635 ribu kasus.

Seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (16/4/2020), data penghitungan terbaru Reuters menyebut lebih dari 30.800 orang meninggal dunia akibat virus Corona di wilayah AS hingga Rabu (15/4) sore waktu setempat.
Laporan terbaru dari Johns Hopkins University, seperti dilansir AFP, menyebut AS mencatatkan 2.569 kematian baru dalam 24 jam terjadi.
Angka ini mencetak rekor baru untuk jumlah kematian tertinggi dalam sehari di seluruh dunia.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa AS telah melewati yang terburuk dari pandemi virus Corona dan dirinya akan mengumumkan pedoman untuk membuka kembali perekonomian pada Kamis (16/4) waktu setempat.
"Jelas bahwa strategi agresif kita berhasil," ujar Trump pada konferensi pers, Rabu (15/4) waktu setempat.
Trump menambahkan bahwa "perkembangan yang menggembirakan ini telah menempatkan kita pada posisi yang sangat kuat untuk menyelesaikan pedoman bagi negara-negara bagian tentang pembukaan kembali negara."
Dia mengatakan bahwa dirinya akan membahas ini dalam konferensi pers pada hari Kamis, untuk "mengumumkan pedoman."









AS Tembus 600 Ribu Kasus Corona
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi sedikitnya ada 200 negara yang terjangkit virus corona (Covid-19).
Lalu negara mana yang paling banyak mencatatkan kasus corona?
Dikutip Kompas.com dari Worldometer, Amerika Serikat menempati peringkat teratas dengan lebih dari 600 ribu kasus corona.
Berikut lima negara dengan kasus corona terbanyak di dunia berdasarkan data Worldometer, Rabu (15/4/2020) pukul 10.16 GMT:
• UPDATE Corona di Indonesia 16 April 2020: Kini Ada 5.516 Kasus Covid-19, Meninggal 496 Orang
• VIDEO Viral Kuitansi Ambulans Antar Jenazah Korban Corona Dipungut Biaya Rp 15 Juta
• Balita Pasien Corona Meninggal Dunia di Medan: Jenis Kelamin Perempuan Usia 2,5 Tahun
• Akhirnya Terungkap Identitas Pria Kekar Punya Kenalan Perwira Ngamuk Ditegur soal Masker
1. Amerika Serikat
Amerika Serikat memimpin jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di antara seluruh negara di dunia.
Dari total 2.013.998 kasus infeksi yang terjadi di seluruh dunia, 614.246 di antaranya terjadi di negeri Paman Sam.
Itu berarti hampir 30,5 persen kasus dunia terpusat di Amerika Serikat.
Jumlah kematian di sana mencapai 26.064 kasus atau jika dibandingkan dengan jumlah kasus yang terjadi di negara itu, berarti tingkat kematiannya mencapai 4,24 persen.
New York menjadi kota dengan jumlah infeksi terbanyak di AS, yakni mencapai 203.123 kasus atau 33 persen dari kasus nasional.
2. Spanyol
Negara dengan jumlah kasus infeksi Covid-19 terbanyak kedua di dunia adalah Negeri Matador, Spanyol.
Meski terpaut cukup jauh dari kasus di AS, posisi kedua dunia ini menempatkan Spanyol sebagai negara dengan kasus tertinggi di Eropa.
Jumlah kasus yang telah terkonfirmasi hingga Rabu (14/4/2020) siang di sana mencapai 177.633 kasus dengan 18.579 kasus kematian.
Jumlah kasus yang terjadi di Spanyol menyumbang 18,7 persen kasus keseluruhan di dataran Eropa yang mencapai 948,354.
3. Italia
Masih dari Eropa, negara ketiga dengan kasus infeksi virus corona tertinggi adalah Italia.
Saat ini, kasus di negara yang dikenal dengan Menara Pissa itu mencapai 162.488 kasus.
Sementara itu, total kematian di sana mencapai 21.067 kematian.
Sebelumnya, Italia sempat menjadi zona merah, atau episentrum terbesar persebaran Covid-19 bersama dengan Korea Selatan dan Iran.
Namun, kini perlahan Italia sudah bisa mengatasi jumlah kasus yang terjadi di wilayahnya dengan mengetatkan aturan dan menerapkan lockdown berskala nasional.
Meski sempat tidak dipatuhi oleh warganya, pemerintah terus menyerukan kepada masyarakat untuk taat demi terputusnya rantai penyebaran virus ini.
4. Prancis
Di urutan keempat, negara yang memiliki kasus infeksi Covid-19 tertinggi adalah Prancis.
Negara yang terkenal sebagai pusat mode dunia ini pun saat ini sepi oleh kunjungan wisatawan.
Banyak kegiatan ditiadakan, pariwisata ditutup, semua demi mengatasi Covid-19 yang sudah mencapai 143.303 kasus di sana.
Jumlah kematian akibat infeksi ini pun sudah tercatat mencapai 15.729 kasus
5. Jerman
Terakhir, negara kelima dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia adalah Jerman.
Di negara ini, kasus infeksi diketahui sudah ada di angka 132.210 kasus.
Namun, menariknya angka kematian di Jerman akibat Covid-19 ini tergolong yang paling rendah di antara keempat negara lain.
Bahkan jika dibandingkan dengan tingkat kematian di negara-negara lainnya.
Dari total kasus infeksi yang terjadi, hingga saat ini kasus kematian masih berada di angka 3.495 kasus.
Meski mencapai hampir 3.500, namun angka itu terbilang relatif kecil untuk total infeksi yang mencapai 132.210 kasus.
Jika dikalkulasikan, tingkat kematian di negara itu hanya di angka 2,6 persen.
Bandingkan dengan AS yang angka kematiannya ada di angka 4,24 persen, China sebagai negara awal infeksi virus 4,1 persen, atau Indonesia yang bahkan mendekati 10 persen yakni ada di angka 9,1 persen. (*)
Artikel ini sudah tayang di Intisari dengan judul: Mayat-Mayat Ditumpuk dan Disandarkan Dalam Kondisi Tidak Beraturan, Beginilah Rekaman Rahasia, Situasi Rumah Sakit di Amerika Serikat di Tengah Pandemi Covid-19