Tribun Bandar Lampung

Komunitas Sahabat Laut Berdayakan Masyarakat Nelayan

Pelopor menggerakan pengembangan potensi masyarakat pesisir adalah tujuan Komunitas Sahabat Laut. Merupakan komunitas yang bergerak di bidang sosial.

Penulis: Debby Rizky Susilo | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi KSL
Komunitas Sahabat Laut bergerak di bidang sosial, pendidikan dan lingkungan masyarakat kawasan pesisir melalui berbagai program edukasi. Komunitas Sahabat Laut Berdayakan Masyarakat Nelayan 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pelopor menggerakan pengembangan potensi masyarakat pesisir adalah tujuan Komunitas Sahabat Laut.

Ini merupakan komunitas yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan lingkungan.

Founder sekaligus ketua Sahabat Laut Beddu Hafidz mengatakan, komunitas ini dibentuk berawal dari temuan- masalah di daerah pesisir.

Kondisi itu membuat para anggota bergerak menggulirkan beragam program.

“Awalnya komunitas ini bernama Bstaredu dengan konsep pendidikan saja. Lambat laun kami menemukan masalah-masalah penting di lapangan seperti masalah sosial dan ekonomi,” paparnya.

Komunitas CCI Lampung Bagikan 1.000 Masker dan Sembako Kepada Masyarakat

Komunitas JJE Lampung Fokus Pada Anak Yatim, Piatu dan Duafa di Panti Asuhan

Wagub Nunik Bagikan Masker Gratis ke Pedagang dan Pembeli di Pasar Sentral Kotabumi

Cegah Penyebaran Virus Corona, TPU Blok 7 Sawah Brebes Tiadakan Ziarah Makam

Beddu mencontohkna, masyarakat pesisir dari usia 9 tahun sudah bekerja di laut.

”Jadi kami berusaha untuk menggaet anak-anak tersebut untuk cerdas dan juga pemberdayaan masyarakat nelayannya,” ujarnya.

Untuk mencapai visinya tersebut, Sahabat Laut menjalankan program-program pemberdayaan dan edukasi masyarakat pesisir.

Contohnya, Taman Baca, Clean Up a Beach, dan Pemberdayaan Masyarakat Nelayan.

“Kami memiliki program Rumah Baca yang menjadi tempat anak-anak pesisir menimba ilmu dengan belajar, berdongeng dan memberi motivasi pada adik-adik untuk belajar hingga jenjang pendidikan tinggi,” papar Beddu.

Program Clean Up a Beach adalah program membersihkan lingkungan pesisir dan pantai.

Dalam program ini mereka mendata sampling sampah laut dan mendaur ulang barang-barang bekas.

“Kita juga mempunyai program pemberdayaan masyarakat nelayan dengan pembuatan ikan asin untuk hasil olahan yang kebih baik lagi. Kegiatan ini sudah kami lakukan di Pulau Tegal, Pulau Pahawang dan Desa Tarahan,” jelasnya.

Beddu berharap, Sahabat Laut ke depan bisa menjadi tempat kontribusi masyarakat yang lebih bermanfaat bagi sesama.

“Harapannya, semoga Sahabat Laut menjadi wadah bagi masyarakat untuk memanusiakan manusia,” harapnya.

Salah satu pengurus Sahabat Laut Allia Shafira bergabung dalam komunitas dikarenakan keprihatinannya terhadap kondisi anak-anak pesisir dan kepeduliannya terhadap lingkungan laut. Ia bergabung di wadah ini 2018 lalu.

“Komunitas ini menarik perhatian saya karena tidak hanya fokus pada keadaan laut. Tetapi masyarakatnya juga menjadi target pemberdayaan dan pengembangan, khususnya pada anak-anak,” katanya.

Allia menuturkan, bergabung dalam komunitas ini belajar peduli kepada lingkungan dan sesama yang berada di daerah pesisir.

“Rasanya bahagia bisa berkontribusi dan berbagi dengan apa yang bisa kita lakukan apalagi ketika mendapatkan apresiasi dari penduduk setempat,” ujarnya.

“Kita lebih peduli terhadap masalah yang terjadi, misalnya laut yang tercemar, sehingga kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan laut tersebut,” tuturnya.

Ia juga berharap Sahabat Laut mendapat dukungan dan diterima oleh masyarakat, bisa terus belajar dan berbagi pada anak-anak serta terus peduli terhadap lingkungan. Konsep itu tidak hanya laut tapi lingkungan yang ada di sekitar. 

Dirintis dari SMA

Komunitas Sahabat Laut mulai dirintis oleh Beddu Hafidz sejak ia menempuh pendidikan SMA.

Ia mendirikan komunitas pada 16 November 2015 setelah pengalamannya keliling Indonesia.

“Komunitas ini didirikan dari saya masih SMA, selepas pulang dari kegiatan Pelayaran Lingkar Nusantara V Sail Tamini yang berkeliling di Indonesia dan singgah di Pulau Sebatik yang merupakan perbatasan Indonesia-Malaysia. Dari situ saya tergerak untuk membangun komunitas ini,” cerita Beddu.

Komunitas ini memiliki 20 anggota pengurus yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat pesisir.

Sahabat Laut sedang melakukan pembangunan aula multifungsi di Dusun Surung Batang, Desa Tarahan Kecamatan Katibung, Lampung Selatan.

Aula ini akan berfungsi menjadi TPA, Taman Baca, Posyandu dan Balai Pertemuan Warga. Dengn itu Shabat Lampung masih membutuhkan bantuan dalam pembangunannya.

Media sosial Instagram @sahabatlaut.idadalah tempat mereka menunjukan program dan kegiatan komunitas. Sahabat Lampung sangat terbuka bagi siapapun yang ingin membantu dan bergabung. (Tribunlampung.co.id/Debby Rizky)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved