Dokter Agung Resmi Dilantik Sebagai Ketua Papdi Lampung

Ringkasan Berita:

• Dr. Agung Budi Prasetiyono resmi dilantik sebagai Ketua Papdi Lampung masa bakti 2025-2028 oleh Ketua Umum Papdi Pusat, dr. Eka Ginanjar, Sabtu (8/11/2025). 
• Selama tiga tahun ke depan, Dr. Agung bersama pengurus akan fokus memperkuat keilmuan dokter penyakit dalam, pelayanan primer, dan transfer ilmu ke dokter umum. 
• Papdi Lampung juga menggelar seminar nasional 2027 dan LIMAS ke-3 tahun 2025. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung – Dr. Agung Budi Prasetiyono resmi dilantik sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Papdi) Lampung untuk masa bakti 2025-2028 oleh Ketua Umum Papdi Pusat, dr. Eka Ginanjar, Sabtu (8/11/2025).

Dr. Agung menyampaikan, selama tiga tahun ke depan pihaknya bersama pengurus akan fokus meningkatkan keilmuan dokter penyakit dalam serta memperkuat pelayanan kesehatan di Provinsi Lampung.

“Fokus kami terutama penguatan keilmuan dokter penyakit dalam, sehingga Papdi dapat menjadi garda kesehatan bagi masyarakat Lampung,” ujar Dr. Agung. 

Ia juga menekankan pentingnya pengembangan profesi pelayanan primer dan transfer ilmu kepada dokter umum.

Selain itu, pengurus baru berencana mengadakan berbagai kegiatan organisasi agar anggota semakin kompak. Saat ini, terdapat sekitar 100 dokter penyakit dalam di Lampung yang diharapkan dapat mengimplementasikan ilmunya dalam pelayanan primer dan pengabdian masyarakat.

“Setelah pelantikan, kami akan menyelenggarakan seminar nasional yang akan diikuti oleh dokter penyakit dalam seluruh Indonesia pada 2027,” tambah Dr. Agung. Tahun 2025, Papdi Lampung juga menggelar Lampung Internal Medicine Annual Scientific Meeting (LIMAS) ke-3, termasuk kompetisi cerdas cermat ilmu penyakit dalam bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran dari seluruh Indonesia.

Sementara itu, Ketua Umum Papdi Pusat, dr. Eka Ginanjar, menekankan bahwa dokter penyakit dalam memiliki peran penting melayani masyarakat dari semua lapisan, baik pasien BPJS maupun pasien rumah sakit swasta.

“Dokter tidak hanya merawat pasien yang sakit, tetapi juga berperan dalam pencegahan dan edukasi agar masyarakat tetap sehat,” ujar dr. Eka. Ia menambahkan, tantangan pelayanan kesehatan ke depan bersifat kompleks dan membutuhkan kolaborasi antar-stakeholder serta solidaritas dalam organisasi.

(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)