Berita Nasional
Pemudik Nekat Duduk di Dalam Bagasi Bus, Terungkap Besaran Ongkos yang Dibayarkan
Sejumlah pemudik nekat duduk dalam bagasi bus agar bisa mudik ke kampung halaman.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Sejumlah pemudik nekat duduk dalam bagasi bus agar bisa mudik ke kampung halaman.
Aksi nekat penumpang tersebut menjadi viral setelah sebuah foto beredar di media sosial (medsos).
Foto itu memperlihatkan sejumlah pemudik nekat duduk dalam bagasi bus.
Pada masa pandemi corona di Indonesia, pemerintah telah melarang masyarakat untuk melakukan aktivitas mudik.
Berbagai pihak terkait, seperti kementerian dan aparat kepolisian, telah menjalankan larangan tersebut.
• Cerita Pemudik dari Lampung Diisolasi di Rumah Angker
• Wali Kota Palangkaraya Mengaku Kaget dan Bingung Setelah Dinyatakan Positif Corona
• Driver Taksi Online Tewas Dibunuh 4 Gadis di Bandung, Kasus Terungkap Gara-gara Kecelakaan
• Jenderal Purnawirawan Ceritakan Detik-detik Tien Soeharto Meninggal, Celetukan Soeharto Jadi Firasat
Di antaranya, menutup Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek, penyekatan di jalur tol dan nontol hingga pembatasan operasional bus AKAP.
Ada saja orang yang nekat mudik dengan berbagai cara.
Di antaranya, pemudik nekat duduk dalam bagasi bus demi menghindari razia mudik.
Kejadian ini terjadi di sebuah terminal di Ciledug, Tangerang, Banten.
Beberapa waktu lalu, foto kejadian pemudik bersembunyi di kolong bus itu pun viral.
Hal itu sebagaimana dibagikan salah satu akun Twitter @akurommy.
Dalam keterangannya disebutkan, pemudik nekat hindari razia aparat PSBB.
Selain nekat, para pemudik itu rela merogoh kocek lebih dalam.
Mereka rela membayar ongkos hingga Rp 450 ribu.
“Nekat mudik meski sudah dilarang oleh pemerintah, mereka nekat mudik. Untuk menghindari razia yang digelar aparat selama PSBB, mereka rela duduk di bagasi bus dengan ongkos Rp 450 ribu. Foto diambil oleh sepupunya @saeval di Terminal Bus Ciledug, Jumat (24/4/2020) siang,” tulis akun @akurommy.
Dalam foto tersebut, sejumlah pemudik terlihat berada di bagasi di kolong bus.
Mereka rela duduk dan berimpitan dengan udara yang pengap di dalam bagasi bus tersebut.
Bagasi yang cukup luas itu diisi lima orang hingga enam orang.
Diketahui, bus yang mengangkut penumpang tersebut adalah bus AKAP.
Klarifikasi pemilik PO
Kejadian tersebut dibenarkan oleh Kurnia Lesani Adnan, Pemilik PO SAN.
Kurnia mengatakan, peristiwa itu benar adanya dan terjadi di kawansan Ciledug, Tangerang.
"Kejadiannya di Ciledug, tapi bukan terminal resmi."
"Sebenarnya begini, bukan busnya saja, tapi penumpangnya yang memang sudah mau mudik."
"Artinya, kemauan dari penumpang atau masyarakatnya."
"Karena takut ada razia, jadi penumpang itu mau duduk di dalam bagasi dulu," ujar pria yang akrab disapa Sani, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).

Kurnia menjelaskan, bus AKAP bersama penumpangnya itu memang berhasil melewati pos pengawasan.
Namun setelah melewati pos tersebut, penumpang kembali menaiki bus dalam kabin.
Lalu, mereka pun meneruskan perjalanan hingga ke daerah tujuan.
Menanggapi hal itu, kejadian tersebut diakuinya memang miris.
Kurnia mengatakan bahwa pengawasan yang dilakukan pemerintah belum ketat.
Ia pun tak memungkiri bila masyarakat yang mudik tersebut adalah perantau yang sudah tak bekerja lagi di Jakarta.
"Kalau sudah begitu siapa yang harus disalahkan," ujarnya.
Kurnia pun mengungkapkan kondisi di lapangan bahwa para pemudik itu telantar.
Menurutnya, kebanyakan pemudik sudah tak memiliki pekerjaan di kota.
Oleh sebab itu, mereka pun terpaksa dan nekat untuk pulang ke kampung.
Ia pun mengatakan fakta lain di lapangan, bahwa masih ada kendaraan gelap yang beroperasi hingga lolos razia.
Terkait kejadian tersebut, diketahui bus AKAP memang melayani banyak tujuan.
Seperti tujuan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Biasanya, mereka membawa penumpang dari Jabodetabek keluar ke beberapa provinsi tersebut.
Namun sejak pelarangan mudik dan pengoperasian, bus AKAP pun beralih fungsi menjadi kendaraan mengangkut logistik.
Kebijakan banting setir itu pun dilakukan agar masih tetap beroperasi di tengah PSBB.
Selain itu, kebijakan tersebut juga berlaku agar pengusaha bus tak mengangkut para pemudik.
Putar balik
Larangan pemerintah untuk mudik ternyata masih tak menyurutkan para perantau.
Khususnya bagi perantau yang kini kena imbas tak lagi bekerja di kota besar.
Hal itu diambil dari data sudah lebih dari 3 ribu kendaraan putar balik.
Jumlah tersebut hasil operasi selama dua hari terakhir di wilayah Jakarta.
Polisi meminta kendaraan-kendaraan itu memutar balik dan kembali ke Jakarta.
Pemudik yang diminta balik kanan itu juga terlihat di Bandung.
Di antaranya di Gerbang Tol Cileunyi dan Baros, Cimahi.
Para perantau yang nekat mudik terlihat di sejumlah terminal.
Salah satunya di Ciledug Tanggerang, Banten.
Padahal, semua moda transportasi termasuk transportasi darat seperti bus juga harus berhenti beroperasi.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ulah Warga yang Nekat Mudik: Masuk Bagasi Bus Bayar 450 Ribu, Lolos dari Pemantauan.
Kasus pemudik nekat duduk dalam bagasi bus demi bisa mudik dibenarkan oleh pemilik PO. (Tribunnews.com)