Kasus Corona di Indonesia
Cerita Bupati Parosil dan Nanang Mengisi Ramadan di Tengah Pandemi Corona
Parosil mengaku memang sangat suka berkebun, sekaligus ingin memberi contoh kepada masyarakat.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Pandemi corona telah mengubah kebiasaan banyak orang. Kini hampir sebagian besar aktivitas dilakukan di rumah termasuk saat Ramadan.
Ini juga dialami para bupati di Lampung.
Sebut saja Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus dan Plt Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto.
Saat Ramadan, biasanya para bupati berkeliling menyapa warga dan melakukan safari Ramadan.
Namun karena pandemi corona, aktivitas rutin tahunan itu tidak dilakukan.
• Tak Bisa Safari Ramadan, Bupati Way Kanan Lebih Banyak Ibadah di Rumah
• Cerita Pemain BLFC Jalani Ramadan Bersama Istri, Dikri Bikin Kue, Ahmad Bisnis Online Shop
• Rektor Universitas Lampung Serahkan Bantuan Secara Simbolis
• Bandar Lampung Disebut Zona Merah kok Sekarang Jadi Zona Ungu
Parosil pun mengisi waktunya selama di rumah dengan berbagai kegiatan.
Salah satunya yakni berkebun menanam pisang.
Parosil mengaku memang sangat suka berkebun, sekaligus ingin memberi contoh kepada masyarakat.
“Iya, di luar pemerintahan aktivitas kita berkebun nanam pisang. Karena memang di kampung ini dari dulu mayoritas di kebun. Kita kasih contoh juga kepada masyarakat,” ungkap Parosil, Selasa (5/5/2020).
Selain itu, pria yang biasa disapa Pakcik ini juga masih rutin melakukan olahraga untuk menjaga kebugaran tubuhnya agar tetap sehat di bulan Ramadan ini.
Tak tanggung-tanggung, ia menyempatkan diri untuk bersepeda di pagi hari hinga 3-5 km. "Sabtu-Minggu selalu bersepeda," katanya.
Parosil bercerita, ada banyak hikmah berpuasa di tengah pandemi corona ini.
Salah satunya, ia jadi banyak meluangkan waktu berkumpul bersama keluarga.
Bahkan kini ia memiliki banyak waktu untuk mencicipi masakan istrinya.
“Biasanya kita sering nyicipin sayur orang. Sekarang kita kembali lagi nyicipin sayur istri. Jadi istri juga tertantanglah mau masak apa untuk suaminya,” kelakar Parosil.
Menu favoritnya saat berbuka puasa dan makan sahur juga sangat sederhana, yakni serabi Lampung dan ikan goreng.
“Biasa-biasa aja kalo Pakcik ini, seperti masyarakat pada umumnya. Kalo buka favoritnya serabi Lampung dan kurma. Kalo sahur banyak macemnya. Tapi yang sering sama ikan goreng kalo makan sahurnya,” ujarnya.
Nanang Ermanto juga merasakan perbedaan menjalankan puasa tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya.
Jika tahun lalu ia banyak menghabiskan waktu untuk safari Ramadan keliling ke kecamatan-kecamatan, kini hanya bisa di rumah.
“Hikmahnya puasa Ramadan tahun ini, bisa lebih banyak waktu untuk keluarga. Lebih banyak waktu berbuka bersama keluarga,” ujar Nanang Ermanto.
Selama Ramadan, ia juga mengaku jadi sering mencicipi masakan istrinya.
Untuk menu spesial ia mengaku tidak ada.
Ia hanya suka makan kolak atau camilan sederhana.
Untuk makanan utama, dia juga cuma suka sayur asem, tempe goreng dan menu-menu masakan tradisional lainnya.
Sesekali, kata dia, sang istri memang suka membuatkan menu masakan tongseng kambing untuk menu berbuka puasa.
“Tongseng kambing buatan Ibu sangat enak. Biasanya sesekali Ibu membuat menu ini untuk berbuka puasa,” ujar Nanang.
Untuk aktivitas lainnya, Nanang mengaku banyak beribadah bersama keluarga. Salat maghrib, isya, serta tarawih bersama keluarga.
“Puasa tahun ini merupakan puasa untuk keluarga. Karena lebih banyak waktu untuk menikmati berbuka dan sahur bersama keluarga,” kata Nanang Ermanto. (Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama/Dedi Sutomo)