Kisah Kematian Mayjen Teuku Djohan yang Masih Jadi Misteri, Ditembak Sebelum Ungkapkan Hal Penting

Ada hal penting yang akan saya sampaikan,” kata mantan wagub Aceh tersebut dengan suara tegas dan fokus dari ujung telepon.

Editor: Romi Rinando
facebook
Almarhum MAYOR JENDERAL TNI (Purnawirawan) H.TEUKU DJOHAN mantan Wakil GUbernur Aceh yang ditembak mati satu hari sebelum wawancara khusus dengan wartawan 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Misteri kematian Mayjen (Purn) HT Djohan akibat penembakan ketika kembali dari shalat magrib di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Kamis, 10 Mei 2001 masih menyisakan tanda tanya apa motif dan siapa pelaku  penembakan.

Diketahui beberapa jam sebelum penembakan itu, tepatnya menjelang ashar, 10 Mei 2001, Wartawan Serambi Indonesia, Nasir Nurdin menerima telepon dari HT Djohan.

“Apa Anda punya waktu sebentar? Saya ingin memberikan keterangan pers.

Ada hal penting yang akan saya sampaikan,” kata mantan wagub Aceh tersebut dengan suara tegas dan fokus dari ujung telepon.

Karena pertimbangan ‘kepepet’ waktu—apalagi banyak hal penting yang akan disampaikan—dan Serambi juga merasa perlu merangkum beberapa isu untuk dikonfirmasikan, akhirnya disepakati menunda pertemuan hingga Jumat pagi, 11 Mei 2001.

Tempat yang disepakati untuk wawancara khusus tersebut di markas Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Aceh, Jalan Nyak Adam Kamil, Banda Aceh.

s
Mayjen (Purn) HT Djohan Facebook

“Baiklah kalau begitu. Saya tunggu besok pagi jam setengah sepuluh,” kata Pak Djohan sambil menutup pembicaraan telepon.

Ternyata, pembicaraan HT Djohan dengan Serambi pada Kamis sore itu adalah pembicaraan terakhir.

Pulang dari Jakarta, 8 Pemuda Aceh Tinggal di Hutan, Pihak Kecamatan Beri Fasilitas Genset dan Tenda

Bripka Rachmat Tewas Ditembak Brigadir Rangga, Ini Alasan Pelaku Penembakan

Korban Penembakan di Mesuji Ternyata Bukan Warga Balinuraga, Kades Sebut Sudah 12 Tahun Merantau

 

Selepas magrib malam itu, merebak kabar duka putra Aceh kelahiran Tanoh Abee, Kecamatan Seulimuem, Aceh Besar. tahun 1937 tersebut, meninggal dunia.

HT Djohan meninggal akibat ditembak orang tak dikenal ketika pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki seorang diri setelah melaksanakan shalat magrib di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.

Lokasi penembakan tak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman dan terpaut sekitar 50 meter menjelang sampai ke rumahnya.

Bagi Serambi, kematian mantan wagub Aceh periode 1988-1993 itu terasa begitu menyentak.

TEUKU DJOHAN bersama EE MANGINDAAN, putra MENADO yang ketika muda pernah bertugas di ACEH serta menjadi pemain klub PERSIRAJA (kini menjabat MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA / MENPAN di pemerintahan SBY). /Facebook Film Aceh Biografi Jenderal Teuku Djohan (Upcoming)
TEUKU DJOHAN bersama EE MANGINDAAN, putra MENADO yang ketika muda pernah bertugas di ACEH serta menjadi pemain klub PERSIRAJA (kini menjabat MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA / MENPAN di pemerintahan SBY). /Facebook Film Aceh Biografi Jenderal Teuku Djohan (Upcoming) ()

Kematiannya secara tragis menjadi berita utama edisi Jumat, 11 Mei 2001.

Berita itu juga dilengkapi dengan tulisan pendukung tentang misteri dari sebuah rencana wawancara yang tak pernah terlaksana. Tabir itu begitu pekat, hingga kini.

Diketahui Mayjen Teuku Djohan setelah menjadi pejabat sipil di Aceh juga pernah menjabat Wakil Gubernur Aceh, Ketua Golkar, Ketua DPRD, Ketua Pramuka, Ketua KONI, dan berbagai jabatan lainnya di Aceh. 

Berdasarkan penelusuran Tribun Lampung kisah kematian Mayjen Teuku DJohan juga diangkat dalam film. 

Hal ini terlihat dari postingan di akun facebook Film Aceh Biografi Jenderal Teuku Djohan (Upcoming)

Bahan dalam posingan tersebut juga diuraikan cerita detik-detik penembakan Teuku Djohan yang terjadi pada 10 MEI 2001 -

Berikut ceritanya yang diambil tribun Lampung dari akun facebook Film Aceh Biografi Jenderal Teuku Djohan (Upcoming) :

Mayjen Teuku Djohan dan Keluarga
Mayjen Teuku Djohan dan Keluarga (facebook)

Seusai shalat maghrib berjamaah… Teuku Djohan berjalan sendirian keluar dari pintu gerbang Masjid Raya Baiturrahman… Sambil berjalan kaki di trotoar masjid, ia menyapa beberapa warga yang sedang duduk di emperan toko di tepi jalan.

Sementara itu, sebuah mobil Kijang warna coklat tampak parkir di seberang jalan… Di dalam mobil itu, dua orang sedang mengawasi, dan saat melihat Teuku Djohan melintas, seseorang memberi instruksi lewat handphone.

Tiba-tiba sebuah sepeda motor yang dikendarai dua pria mendekati Teuku Djohan dari arah belakang, salah seorang melompat turun dan langsung membuntuti Teuku Djohan.

teuku djohan facebook
teuku djohan facebook ()

Pria itu menempelkan pistol di belakang telinga Teuku Djohan sehingga Teuku Djohan terkejut dan coba berpaling. Tanpa sepatah katapun, pria itu langsung menarik pelatuk pistolnya. Dagu Teuku Djohan terkena peluru, darah muncrat!

Di latar belakang tampak orang-orang lari berhamburan menyelamatkan diri, ada yang masuk ke dalam toko, dan yang lainnya kabur menyisakan raungan suara motor dan becak mesin.

 Teuku Djohan terhuyung-huyung menuju ke jalan aspal. Namun pria berpistol itu dengan dingin kembali menembak dua kali. Satu peluru mengenai leher dan satu lagi mengenai telinga. 

Teuku Djohan pun roboh dengan posisi menyamping di jalan raya sekitar lima meter dari pagar masjid… Si penembak melompat ke atas sepeda motor yang dikemudikan temannya, lalu melaju kencang.

Suasana mendadak sepi mencekam, meninggalkan Teuku Djohan sendirian… Tapi sang jenderal itu belum meninggal, ia masih berjuang untuk bertahan hidup, namun darahnya terus mengucur menggenangi aspal.

Pelan-pelan kepala sang jenderal pun terkulai, sebuah senyum damai menghiasi wajahnya. (*)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Hari Ini 19 Tahun Lalu, HT Djohan Ditembak, Misteri di Balik Wawancara yang Tertunda

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved