Tribun Bandar Lampung
Waspada Jika Keluar Rumah, Aksi Kriminalitas Meningkat di Tengah Pandemi Corona
Aksi kriminalitas ini didominasi pencurian motor, pembegalan, serta perampokan.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Di tengah pandemi Corona, aksi kriminalitas marak terjadi di berbagai daerah di Lampung, khususnya di Kota Bandar Lampung.
Aksi kriminalitas ini didominasi pencurian motor, pembegalan, serta perampokan.
Para pelaku kerap membawa senjata api dan menodongkannya kepada warga.
Guna menghindari tindak kriminal, jajaran kepolisian di Lampung meminta warga mengurangi aktivitas di luar rumah.
Keluar rumah hanya jika ada keperluan yang penting sekali.
• Motor Gadis 19 Tahun Dirampas Dua Pelaku Usai Beli Pulsa di Konter
• Begal Driver Ojol, Pelaku: Korban Melawan, Saya Tusuk 2 Kali
• Tim Gugus Tugas Covid-19 Pesawaran Sebut Masyarakat Belum Sadar Bahaya Virus Corona
• Dugaan Sementara Polisi, Mayat yang Mengapung di Kali Serpong Tewas karena Kecelakaan
Sedangkan kalangan pengusaha juga mengantisipasi dengan mengurangi jam kerja bagi karyawannya.
Kasus kriminalitas terbaru terjadi pada pada Minggu (10/5/2020) malam, seorang pengojek online ditusuk kawanan begal di pinggir Jl KS Tubun, Bandar Lampung.
Para pelaku kriminalitas ini hendak mengambil motor sang ojol.
Sang ojol melawan dan berteriak minta tolong.
Warga datang dan menolong ojol sehingga aksi kriminalitas berhasil digagalkan.
Seorang pelaku berhasil ditangkap.
Namun korban mengalami dua luka tusuk di punggung dan pinggang belakang.
Masih di hari yang sama, seorang ibu rumah tangga di Lampung Selatan menjadi korban penjambretan.
Aksi itu terjadi saat korban melintas di jalan provinsi di wilayah Desa Sripendowo pada Minggu (10/5/2020).
Pelaku merampas HP milik korban.
Sebelumnya, sebuah toko kelontongan di Pasar Sidoasih Kecamatan Ketapang juga dibobol pencuri.
Pemilik toko mengalami kerugian puluhan juta.
Berdasarkan penelusuran Tribunlampung.co.id, setidaknya ada 70 tindak pidana C3 (Curat, Curas, dan Curanmor) yang terjadi di tengah pandemi Covid dari Maret hingga 11 Mei 2020.
Aksi pencurian motor (curanmor) masih mendominasi mencapai 31 kasus, kemudian disusul pencurian dengan kekerasan (curat) 24 kasus dan pencurian dengan kekerasan (curas) 15 kasus.
Kondisi di atas membuat warga khawatir dan merasa tidak aman melakukan aktivitas di luar rumah.
Medianto (24), warga Telukbetung, setiap hari mendengar kabar aksi curanmor.
Baik itu dari sosial media, maupun portal berita.
Dia mengaku takut karena pelaku tak segan melukai korbannya.
"Sangat meresahkan, kadang kita sudah waspada pakai kunci tambahan tapi mereka punya cara lain," ujar Medi.
Rizki Saputra (33), seorang kasir toko swalayan di Jl Wolter Monginsidi mengatakan, aksi curanmor ini harus jadi perhatian pihak polisi.
Sebab, sudah meresahkan.
Apalagi, sejumlah minimarket telah menjadi korban pencurian.
Agus warga Ketapang, Lamsel mengatakan jika sebulan terakhir ada beberapa kejadian pencurian di Ketapang.
"Sejak adanya pandemi Covid-19 yang membuat kondisi Jalinpatim sepi, tindak kriminal meningkat,” kata dia.
Pengusaha perkopian di Lampung, Elkana Riswan, selaku pemilik El's Coffee mengatakan, pihaknya telah mengurangi jam kerja guna menghindari aksi kriminalitas.
"Kita sedang bertahan di tengah pandemi Corona, jadi harus selamat dan aman," kata dia.
Kapolresta Bandar Lampung Komisaris Besar Polisi Yan Budi Jaya meminta masyarakat agar selalu meningkatkan kewaspadaan.
"Segera lapor ke polisi jika melihat ada gerak-gerik mencurigakan," katanya.
Kapolresta juga meminta masyarakat mengikuti aturan pemerintah di tengah pandemi Corona.
"Kurangi aktivitas di luar rumah," tambahnya.
Gencar Patroli
Kapolres Tubaba AKBP Hadi Saepul Rahman mengatakan, pihaknya telah menggencarkan patroli rutin di seluruh wilayah hukumnya guna menekan tindak kriminalitas di tengah pandemi Corona.
Patroli dilakukan setiap malam menjelang subuh.
"Kita rutin patroli tidak hanya di satu titik, tapi di semua titik di wilayah hukum kita. Kita juga minta masyarakat melakukan siskamling guna mencegah aksi kriminalitas," katanya.
Selain itu, ia juga meminta setiap individu bisa menjadi "polisi" minimal untuk diri sendiri atau keluarga.
"Ini dalam arti mengamankan harta benda dengan cara mengunci rumah, memasang pengaman lain seperti pagar atau teralis serta upaya pengaman lainnya," tandas Kapolres.
Langkah serupa dilakukan Polres Pringsewu.
Wakapolres Pringsewu Kompol Misbahudin mengatakan bila patroli dilaksanakan siang dan malam di komplek pemukiman warga maupun titik yang dianggap rawan kejahatan.
Dia mengakui bila kejahatan di Bumi Jejama Secancanan mengalami peningkatan.
Baik itu curat, curas maupun curanmor.
"Maka untuk menghindari terulangnya kasus serupa, Polres Pringsewu mengambil langkah-langkah antisipasi dan pencegahan dengan menggiatkan patroli siang dan malam" ungkapnya melalui Humas Polres Pringsewu, kemarin.
Misbahudi menekankan, bahwa polisi tidak akan segan-segan mengambil langkah tegas terhadap para pelaku kejahatan yang beraksi diw ilayah hukum Polres Pringsewu.
Ia juga meminta partisipasi masyarakat untuk melapor jika melihat tindak kejahatan
Sementara Kapolsek Penengahan Lamsel AKP Hendra Saputra menegaskan, pihaknya telah meningkatkan patroli polisi untuk di wilayah Jalinpatim di Kecamatan Ketapang guna mengantisipasi adanya tindak kejahatan jalan dan tindak kriminal lainnya.
Kabid Humas Pold Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, untuk langkah represif, melalui Tekab 308 beserta unsur Polres jajaran senantiasa melakukan patroli di titik dianggap rawan, disamping personel yang melaksanakan operasi Ketupat Krakatau 2020 dan Operasi Aman Nusa II.
Polisi juga tidak segan melakukan tindakan tegas terukur terhadap pelaku kejahatan.
Dalam kondisi ini, Pandra menghimbau kepada masyarakat untuk waspada dan segera melapor jika melihat adanya tindak pidana.
"Di masa pandemi ini agar warga tidak beraktivitas di luar rumah. Kalau pun di luar rumah memang benar benar penting, kemudian hindari melintas di jalan yang sepi, setidaknya saat berkendara minimal dua orang," tandasnya.(Tribunlampung.co.id/joe/end/ded/dik/nif)