Mobil Bekas
Larangan Mudik Bikin Bisnis Mobil Bekas di Lampung Kian Lesu, Pedagang Andalkan Penjualan Online
Kabag Humas Apmol (Asosiasi Pedagang Mobil Lampung) Rizal menjelaskan, larangan mudik semakin berdampak terhadap anjloknya omzet penjualan mobil bekas
Penulis: Tama Yudha Wiguna | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Larangan mudik membuat bisnis mobil bekas kian lesu.
Pemerintah Indonesia resmi memberlakukan larangan mudik Lebaran sejak 24 April 2020.
Larangan tersebut diputuskan dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/4/2020), sebagai langkah guna memutus mata rantai penyebaran virus corona atau Covid-19.
Akibat kebijakan tersebut, para pelaku usaha harus menerima dampaknya, termasuk pedagang mobil bekas di Lampung.
Kabag Humas Apmol (Asosiasi Pedagang Mobil Lampung) Rizal menjelaskan, larangan mudik semakin berdampak terhadap anjloknya omzet penjualan mobil bekas.
• Imbas Wabah Corona, Omzet Pedagang Mobil Bekas di Bandar Lampung Turun 70 Persen
• Jenis-jenis Minyak Rem Mobil dan Fungsinya
• Harga Mobil Bekas Kia Sorento, Sedona, dan Pride Mei 2020
• Harga Mobil Bekas Daihatsu Terios di Lampung, Termurah Rp 75 Juta

"Tentu sangat berdampak ke kita (penjualan mobkas). Kalau dihitung-hitung omzet sekarang sudah merosot lebih dari 50 persen," kata Rizal kepada Tribunlampung.co.id, Kamis (30/4/2020).
"Tambahan lagi keadaan saat ini (larangan mudik) akses transportasi semua sudah di-lock, mulai bandara, pelabuhan tidak bisa dipakai," tambahnya.
Rizal mengatakan, kondisi saat ini membuat penjual mobil bekas hanya bisa mengharapkan dan mengandalkan sektor penjualan di sekitaran wilayah Lampung.
"Ya mau tidak mau. Sebab hampir semua bisnis saat ini tidak bergerak dan mati, hingga sebagian besar hanya bertumpu pada akses di lokal (Lampung)," imbuhnya.
Namun hal tersebut tidak semata-mata berbuah manis.
Pasalnya, di tengah kondisi saat ini, tentu konsumen akan jauh lebih berkurang dan kian selektif mempertimbangkan membeli sebuah kendaraan.
"Beli mobil karena benar-benar dibutuhkan. Artinya, orang yang membeli mobil sekarang tinggal orang-orang tertentu dan pilihan saja," ucap Rizal.
Kendati demikian, hampir seluruh pengusaha mobil bekas di Bandar Lampung masih tetap membuka showroom seperti biasa.

"Ya kita tetap berusaha menarik konsumen, dengan tetap mematuhi segala peraturan pemerintah, termasuk soal protap pencegahan Covid-19 ini," tutur Rizal.
Selain itu, sejumlah upaya dan langkah pun telah ditempuh oleh penjual mobil bekas demi memancing minat calon konsumen.
Mulai dari diskon, bantuan proses leasing dan lainnya.
"Termasuk mengandalkan penjualan online, jaringan-jaringan dari kolega yang ada di daerah, yang mungkin dampaknya di sana belum signifikan," ungkap Rizal.
"Selebihnya seperti biasa kita pasang iklan dan stay di showroom," tandasnya. (tribunlampung.co.id/tama yudha wiguna)