Berita Nasional

Alasan Amien Rais Tak Ingin Presiden Jokowi Lengser di Tengah Jalan

Jangan sampai mendesak Jokowi turun di tengah jalan karena menurut Amien Rais hal itu bisa membuat situasi semakin buruk.

Editor: wakos reza gautama
Kolase TribunWow
Amien Rais dan Presiden Jokowi. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) diketahui adalah oposisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Amien Rais selalu bersebrangan dengan kubu pemerintah Jokowi.

Pada pilpres 2019 lalu, Amien Rais adalah salah satu tokoh pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, yang merupakan rival Jokowi.

Sebagai seorang oposan, Amien Rais rajin mengkritik pemerintahan Jokowi

Biarpun begitu, ternyata Amien Rais tak ingin Jokowi jatuh di tengah jalan. 

Hal itu diungkapkan Amien Rais melalui channel YouTube Refly Harun yang tayang pada Kamis (21/5/2020).

Mulanya, Amien Rais menjelaskan bahwa seharusnya dalam dunia politik semua orang harus bisa bersikap dewasa dan tidak mudah berseteru.

"Jadi tidak ada yang kemudian puas ya, hanya sesungguhnya sebuah yang dewasa itu kalau awalnya sudah bagus mestinya juga jangan cepat lantas gontok-gontokan," ujar Amien.

Amien mengaku merasa aneh dengan pergantian presiden yang berlangsung cukup singkat pada 1998-2004.

Dalam lima tahun sudah ada lima kali pergantian presiden.

"Kemudian saya mengingatkan alangkah lucunya selang lima tahun kita menyaksikan lima presiden."

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais (tengah) menunjukkan buku berjudul Jokowi People Power saat jeda pemeriksaan untuk Shalat Jumat di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat 24 Mei 2019. Amien Rais diperiksa sebagai saksi atas kasus dugaan makar dengan tersangka Eggi Sudjana.
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais (tengah) menunjukkan buku berjudul Jokowi People Power saat jeda pemeriksaan untuk Shalat Jumat di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat 24 Mei 2019. Amien Rais diperiksa sebagai saksi atas kasus dugaan makar dengan tersangka Eggi Sudjana. (ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR)

"Jadi waktu reformasi kita menyaksikan Pak Harto diganti oleh Pak Habibie, Pak Habibie diganti oleh Pak Abdurrahman Wahid, Gus Dur diganti oleh Megawati, lalu diganti Pak Yudhoyono itu kan cuma rentang lima tahun saja," ucap dia.

Sehingga, ia meminta jangan sampai mendesak presiden mundur.

Apabila itu terjadi maka sia-sia konstitusi itu telah dibentuk.

"Jadi jangan sampai kita nanti ada presiden yang turun di tengah jalan, ini kita hormati semarah-marah kita kepada presiden, kita tunggu sampai titik akhir."

Sumber: TribunWow.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved