Berita Nasional

Dalam 2 Hari Corona Bertambah Hampir 1000 Kasus, Ridwan Kamil: Tidak Tahan Belanja Baju Baru

Ridwan Kamil tampaknya melihat ada korelasi antara sikap warga yang tak menaati PSBB dengan jumlah penambahan kasus virus corona.

Editor: wakos reza gautama
KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat diwawancarai usai rapat koordinasi bersama gugus tugas Covid-19 Jabar di Gedung Pakuan, Jalan Otista, Kota Bandung, Senin (6/4/2020). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengomentari kenaikan jumlah pasien positif corona di Indonesia dalam dua hari terakhir.

Dalam dua hari terakhir, kenaikan kasus baru Covid-19 di Indonesia hampir 1.000

Satu dari kasus itu di antaranya adalah kasir sebuah mal yang terbukti positif virus corona.

Ia merupakan kasir di sebuah mal di Medan dan diketahui mal tersebut setiap harinya ramai dipadati pengunjung.

Kepadatan pengunjung di mal dan pasar tradisional di beberapa daerah ini adalah imbas dari wacana pelonggaran PSBB.

Hal itu membuat warga berbondong-bondong pergi ke mall untuk membeli baju lebaran.

Penampakan itu juga terjadi di Bogor dan mal CBD Ciledug yang videonya viral belakangan ini.

Baru dua hari ramai warga berbondong-bondong berbelanja, terjadi peningkatan yang pesat atas kasus baru Covid-19.

Bahkan hari ini, menjadi rekor baru penambahan kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia sejak 2 Maret 2020 lalu.

Ddilansir dari Kompas.com, dalam 24 jam terakhir, tercatat ada penambahan 973 pasien positif Covid-19.

Angka ini tercatat sebagai jumlah kasus baru paling banyak sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Dengan penambahan tersebut, juru bicara pemerintah untuk penganan virus corona, Achmad Yurianto mengungkapkan, total ada 20.162 kasus Covid-19 di Tanah Air.

Sejumlah pengunjung di Mal Central Plaza, Bandar Lampung, rela antre untuk bisa belanja baju Lebaran 2020, Kamis (21/5/2020). Pengunjung Rela Antre Demi Berburu Baju Lebaran 2020 di Mal Central Plaza.
Sejumlah pengunjung di Mal Central Plaza, Bandar Lampung, rela antre untuk bisa belanja baju Lebaran 2020, Kamis (21/5/2020). Pengunjung Rela Antre Demi Berburu Baju Lebaran 2020 di Mal Central Plaza. (Tribunlampung.co.id/Deni Saputra)

"Peningkatan ini luar biasa. Ini yang tertinggi (selama ini). Di Jawa Timur khususnya," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis sore.

Sebelumnya, penambahan kasus baru tertinggi didapatkan pada periode 20 - 21 Mei 2020.

Kemarin, ada 693 kasus baru Covid-19.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, penambahan kasus tertinggi terjadi tepat sepekan lalu, yakni pada Rabu 13 Mei 2020.

Saat itu, tercatat penambahan 689 pasien positif Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Sementara itu, penambahan kasus dalam jumlah tinggi juga tercatat pada Sabtu 9 Mei 2020, yakni sebanyak 533 kasus dalam 24 jam.

Kemudian, pada 5 Mei 2020, juga terjadi penambahan kasus dalam jumlah tinggi, yakni 484 kasus.

Penambahan jumlah tinggi lainnya juga tercatat pada 1 Mei 2020 dengan 433 kasus baru.

Kemudian rekornya, hari ini ada 937 penambahan kasus baru, atau hampir 1.000 kasus.

Hal itu pun membuat Ridwan Kamil buka suara.

Di akun Instagramnya, Ridwan Kamil memposting artikel berita tentang seorang kasir yang positif virus corona.

Kemudian berita itu disandingkan dengan foto warga berdesakan untuk berbelanja jelang lebaran.

Ditambah artikel berita jumlah kasus corona baru di Indonesia hari ini.

Ridwan Kamil tampaknya melihat ada korelasi antara sikap warga yang tak menaati PSBB dengan jumlah penambahan kasus virus corona.

"Tidak bisa disiplin menahan nafsu belanja baju baru, ini adalah akibatnya dalam 2 hari ini.

Hari ini hampir tembus di 1000 orang yang positif covid dalam sehari," tulis pria yang akrab disapa Emil itu.

Ia pun mengajak warga untuk menahan diri untuk tidak mudik dulu ke kampung halaman.

"Tahan belanja yang tidak urgent dan tahan tidak mudik dulu. .

Mari disiplin jika kita ingin menang melawan corona dan kembali berkehidupan yang normal dengan beradaptasi di normal baru," tambahnya.

Masyakarat Nekat Berkerumun demi Baju Lebaran, MUI: Haram Hukumnya

Beberapa hari lalu, masyarakat di sejumlah wilayah termasuk DKI Jakarta nampak memadati pusat perbelanjaan dan pasar untuk beli baju Lebaran.

Padahal, mereka telah dihimbau untuk menghindari kerumunan selama masa penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Hal ini tentu bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Melihat situasi ini, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta Munahar Muchtar menyayangkan tindakan masyarakat yang masih tidak peduli akan keselamatan bersama.

Ilustrasi - Mal Central Plaza mulai memberlakukan protokol kesehatan salah satunya adalah jaga jarak pengunjung, Kamis (21/5/2020). Dinas Perdagangan Lampung Akan Sidak Mal 'Bandel' Tak Jalankan Protokol Kesehatan Cegah Covid-19.
Ilustrasi - Mal Central Plaza mulai memberlakukan protokol kesehatan salah satunya adalah jaga jarak pengunjung, Kamis (21/5/2020). Dinas Perdagangan Lampung Akan Sidak Mal 'Bandel' Tak Jalankan Protokol Kesehatan Cegah Covid-19. (Tribunlampung.co.id/Deni Saputra)

"Kami sangat menyayangkan hal ini karena masih ada kelompok orang yang hanya mengikuti hawa nafsu saja. Padahal membahayakan diri dan orang lain itu haram hukumnya, tidak boleh," ujar Munahar kepada Kompas.com, Kamis (21/5/2020).

Munahar menambahkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan MUI telah berupaya keras dalam menurunkan angka penyebaran wabah Covid-19 di wilayah ibu kota.

Jika masyarakat tetap tidak mengindahkan kebijakan PSBB, Munahar khawatir wabah Covid-19 belum akan selesai dalam waktu dekat.

"Gubernur sendiri sudah berbuat semaksimal mungkin, bekerja sama dengan para masyarakat, para tokoh dan para ulama sehingga Jakarta ini sudah agak turun trennya (Covid-19)," tuturnya.

Jika dilihat dari segi hukum agama, kata Munahar, kegiatan yang dapat membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain adalah haram hukumnya.

Sedangkan saat ini, berkerumun dan berkumpul di tempat yang ramai telah dikategorikan sebagai aktivitas yang berbahaya.

"Membahayakan diri sendiri, membahayakan orang lain dan membawa penyakit itu diharamkan kalau di suasana seperti ini. Makanya dikhawatirkan agar masyarakat untuk sementara tidak usah dulu (belanja baju lebaran)," kata Munahar.

Munahar pun kembali menegaskan kepada masyarakat agar mengurungkan niatnya untuk membeli baju lebaran.

"Sekali lagi, membahayakan diri dan membahayakan org lain itu haram hukumnya," pungkas dia.

(Tribun Bogor)

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul "Hampir 1.000 Orang Positif Corona, Ridwan Kamil: Akibat Tak Disiplin Menahan Belanja Baju Baru"

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved