Disebut Bersekongkol dengan China, AS Keluar dari WHO, Pakar Kesehatan & Politisi Dunia Ketar-ketir

Presiden Amerika Serikat Donald Donald Trump menilai pandemi virus Corona adalah 'serangan' terburuk yang pernah terjadi di AS.

Editor: Romi Rinando
AFP
Donald Trump 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID  - Presiden Amerika Serikat Donald Donald Trump mengumumkan keluar dari WHO.

Donald Trump mengambil keputusan karena menuduh WHO bersekongkol dengan China di balik pandemi Covid-19.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuduh China menekan WHO untuk "menyesatkan dunia" tentang virus Corona, tanpa memberikan bukti atas tuduhannya, seperti diberitakan BBC, Sabtu (30/5/2020).

Kronologi

Kritik Donald Trump terhadap penanganan pandemi WHO dimulai bulan lalu ketika ia mengancam akan menarik dana AS secara permanen.

Ia menganggap badan kesehatan PBB telah gagal dalam tugas dasarnya.

"Jelas salah langkah berulang oleh Anda dan organisasi Anda dalam merespons pandemi ini (jadi) sangat mahal bagi dunia," tulisnya dalam sepucuk surat kepada kepala WHO pada 18 Mei 2020. 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. (appleinsider.com)

Khawatir Jadi Spionase, Donald Trump Akan Usir Ribuan Mahasiswa Pascasarjana Asal China dari AS

Dilabeli Twitter Sebar informasi Menyesatkan, Donald Trump Malah Ancam Berangus Medsos

Donald Trump Adu Mulut dengan 2 Wartawan Saat Konferensi Pers, Senator Vermen Sebut Trump Pengecut

Dia kemudian menyebut WHO "boneka China".

China menuduh AS bertanggung jawab atas penyebaran virus di negaranya sendiri, menghubungkan wabah ini dengan "politisi yang berbohong" Amerika.

Awal bulan ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian mengatakan Donald Trump berusaha menyesatkan publik, mencoreng nama China dan "mengalihkan kesalahan atas tanggapan tidak kompeten (AS) sendiri".

Negara-negara anggota WHO sejak saat itu sepakat mengadakan penyelidikan independen terhadap respons global terhadap pandemi ini.

Apa Reaksi yang Terjadi Terhadap Keputusan Donald Trump?

Ada banyak kekhawatiran di antara para pakar kesehatan dan politisi.

Banyak di antaranya takut denan keputusan Donald Trump akan menghalangi upaya global mengendalikan pandemi Covid-19.

Pada hari Sabtu, Uni Eropa mengeluarkan pernyataan bersama dari Presiden Komisi Ursula von der Leyen dan kepala urusan luar negeri Josep Borrell, yang mendesak AS untuk berpikir lagi.

Uni Eropa menekankan pentingnya dukungan dan partisipasi semua pihak dalam mengatasi pandemi Covid-19.

"Kami mendesak AS untuk mempertimbangkan kembali keputusan yang diumumkannya," tambah pernyataan itu.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn juga mengkritik langkah itu, dengan mengatakan itu sama dengan "reaksi mengecewakan bagi kesehatan internasional".

Presiden Amerika Serikat Donald Donald Trump menilai pandemi virus Corona adalah 'serangan' terburuk yang pernah terjadi di AS.

Menurut Donald Trump, pandemi ini lebih buruk dari serangan 11 September.

Bahkan menurutnya, Covid-19 juga lebih buruk dari serangan Jepang atas Pearl Harbor pada Perang Dunia II.

Hal itu ia sampaikan kepada wartawan di Oval Office Gedung Putih, Rabu (6/5/2020), seperti diberitakan BBC.com.

"Kami mengalami serangan terburuk yang pernah kami alami di negara kami, ini adalah serangan terburuk yang pernah kami alami."

Amerika Serikat Akan Bubarkan Gugus Tugas Penanganan Corona

Amerika Serikat semakin serius merencanakan untuk membuka kembali negara di tengah pandemi virus Corona.

Presiden Donald Donald Trump telah mengkonfirmasi Gugus Tugas Virus Corona Gedung Putih akan mulai dikurangi.

Wakil Presiden Mike Pence menyarankan gugus tugas bisa dibubarkan dalam beberapa minggu ke depan.

"Kami (akan) membawa negara kami kembali," kata Donald Trump saat mengunjungi pabrik masker di Arzizona, diberitakan BBC, Rabu (6/5/2020).

Selama kunjungan ke pabrik di Phoenix, Donald Trump mengatakan kepada wartawan, "Mike Pence dan satuan tugas telah melakukan pekerjaan dengan baik, tetapi kami sekarang melihat sedikit bentuk yang berbeda, dan bentuk itu adalah keselamatan dan pembukaan."

Donald Trump tidak membantah jika sebenarnya misi gugus tugas belum selesai.

"Tidak, tidak sama sekali. Misi selesai adalah ketika semuanya sudah selesai."

Para kritikus menuduh presiden itu mengorbankan kesehatan masyarakat Amerika dalam upaya membuka kembali ekonomi AS menjelang pilpres pada November.

Mengakui bisa menimbulkan korban, Donald Trump mengatakan kepada wartawan, "Saya tidak mengatakan sesuatu itu sempurna, dan ya, apakah beberapa orang akan terpengaruh? Ya."

"Apakah beberapa orang akan terkena dampak buruk? Ya. Tapi kita harus membuka negara kita dan kita harus segera membukanya."

Apa yang dikatakan wakil presiden?

Pence sebelumnya mengatakan kepada wartawan dalam briefing bahwa gugus tugas dapat segera dibubarkan, Selasa (5/5/2020).

Dia mengatakan itu adalah "cerminan dari kemajuan luar biasa yang kami buat sebagai sebuah negara."

Pence sendiri telah memimpin satuan tugas, yang melapor kepada presiden dan berkoordinasi dengan lembaga medis, staf politik dan gubernur negara bagian.

Kelompok ini juga berkonsultasi dengan para ahli medis untuk merumuskan pedoman nasional tentang jarak sosial.

Sekretaris pers Gedung Putih Kayleigh McEnany kemudian mencuit di Twitter bahwa presiden "Akan melanjutkan pendekatan berbasis data menuju pembukaan kembali dengan aman."

Padahal pejabat kesehatan setempat sudah memperingatkan virus bisa menyebar ketika pusat bisnis mulai beroperasi kembali.

Hingga berita ini ditulis, kasus positif Covid-19 baru per hari di AS mencapai 20.000, sementara kematian per hari lebih dari seribu.

Berdasarkan data Johns Hopkins University di Baltimore, tak kurang 1,2 juta kasus positif telah dikonfirmasi di AS, dengan total lebih dari 70 ribu kematian.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ahmad Nur Rosikin)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Putuskan Keluar dari WHO, Donald Trump Tuduh WHO Bersekongkol dengan China Soal Pandemi Covid-19

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved