Berita Nasional

Keluarga Ambil Paksa Jenazah Pasien Corona, Ratusan Orang Datangi RS Bawa Parang

Apa mau diperbuat? Karena jumlahnya hampir seratusan orang bawa senjata tajam. Ya dibiarkan saja

fB jurnalwarga via tri bun timur
Kolase screen shoot dari rekaman CCTV saat jenazah diambil paksa keluarga dari rumah sakit 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ratusan orang anggota keluarga pasien corona yang meninggal dunia di rumah sakit Makassar, Sulawesi Selatan mengamuk.

Dengan membawa senjata tajam, mereka mendatangi rumah sakit untuk membawa pulang jenazah pasien covid-19 yang meninggal. 

Keluarga tak terima, anggota keluarga mereka yang meninggal dunia karena corona akan dimakamkan secara protokol kesehatan.

Mereka mengambil paksa jenazah untuk dimakamkan sendiri oleh keluarga. 

Petugas medis hanya bisa pasrah, membiarkan jenazah PDP covid-19 diambil paksa oleh pihak keluarga.

Apalagi yang datang mengambil ada yang bersenjata tajam.

Baim Wong Ungkap Alasan Takut Jadi Youtuber Nomor Satu Meski Disebut Sudah Kalahkan Atta Halilintar

Istri Brimob Pukuli Bidan Desa di depan Sang Anak, Tuding Rebut Suaminya

2 Adik Raffi Ahmad Jualan Kain Akibat Corona, Jumlah Modalnya Bikin Kaget

Satpam Sugiyanti yang Dikabarkan Hilang Ditemukan Tewas Mengambang di Sungai Bengawan Solo

Mereka datang untuk mengambil paksa jenazah PDP (pasien dalam pengawasan) virus corona, Rabu (3/6/2020) siang.

Kejadian tersebut sempat terekam kamera pengawas (CCTV) Rumah Sakit (RS) Dadi Makassar, Sulawesi Selatan.

Sedianya jenazah PDP tersebut akan dimakamkan sesuai prosedur Covid-19 di Pemakaman Maccanda, Kabupaten Gowa. 

Rekaman keluarga pasien PDP terekam CCTV RS Dadi Makassar
Rekaman keluarga pasien PDP terekam CCTV RS Dadi Makassar ((Istimewa) via Kompas.com)

Dalam rekaman kamera CCTV RS Dadi yang beredar di media sosial, jenazah diambil saat masih berada di ruang ICU.

Tampak tujuh orang masuk dan langsung membawa pergi jenazah tersebut.

Direktur RS Dadi, dr Arman Bausat SpB SpOT, membenarkan adanya pengambilan paksa jenazah seorang PDP pada Rabu (3/6/2020) siang.

Pihak rumah sakit tidak bisa berbuat banyak.

Pasalnya, saat pengambilan paksa berlangsung ada sekitar 100 orang datang dengan membawa senjata tajam.

"Daripada dihalau, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi saya perintahkan langsung.

"Biarkan saja agar tidak terjadi pertumpahan darah,” kata Arman saat dikonfirmasi, Kamis (4/6/2020).

PDP itu merupakan rujukan dari Rumah Sakit Akademis Makassar pada Senin (1/6/2020).

Rujukan dilakukan karena pasien itu menunjukkan gejala batuk, demam tinggi, sesak napas, dan muntah.

Pada Rabu (3/6/2020), pasien itu meninggal dunia.

"Jadi kami langsung hubungi tim gugus tugas covid dan baru rencana akan dikafani,

"Lalu dishalatkan dan dimakamkan protap Covid-19 di Pemakaman Maccanda, Kabupaten Gowa.

"Eh, datang pihak keluarganya langsung ambil paksa dan bawa pergi,” jelasnya.

Arman mengatakan, rumah sakit belum sempat mengambil sampel pasien itu untuk diperiksa.

Keluarga pasien sudah mengambil paksa jenazah saat sampel hendak diambil.

"Apa mau diperbuat? Karena jumlahnya hampir seratusan orang bawa senjata tajam. Ya dibiarkan saja,” tuturnya.

Gratiskan Pasien Corona

RSUD (Khusus) Dadi yang menjadi rumah sakit rujukan pasien Covid 19 (Corona), hingga saat ini telah menangani 329 orang pasien yang terpapar virus Corona.

Para pasien yang dirawat di rumah sakit milik Pemprov Sulsel ini tanpa dibebankan biaya perawatan, hingga mereka sembuh atau kembali ke rumah mereka.

Kabag Keuangan RS Dadi, Harmin mengatakan para pasien covid ini ditanggung oleh rumah sakit.

"Tidak ada yang bayar, semua perawatan ditanggung oleh rumah sakit," kata Harmin, via telepon, Minggu (31/5/2020).

Menurut Harmin, dari total 329 pasien, 53 orang diantaranya sudah dinyatakan sembuh dan kembali ke rumahnya.

Sedangkan pasien meninggal dunia, akibat covid ini yakni 30 orang, dan yang lainnya di rawat. 

Harmin menyebutkan, pendapatan RS milik pemerintah ini tetap berjalan seperti hari sebelumnya, meski selama pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) poly umum di RS Dadi tutup.

"Pendapatan di RS Dadi itu pendapatan utamanya dari pelayanan Jiwa dan itu tidak menurun, karenarn pasien jiwa tetap tdk berpengaruh sama covid. Mereka (pasien jiwa) tetap terlayani," katanya.

Pelayanan jiwa dan pasien covid lanjut Harmin itu memiliki blok berbeda, sehingga pelayanannya bisa terfokus.

Ia mengungkapkan, khusus untuk pelayanan swab, itu hanya melayani yang rawat inap saja dan tidak untuk umum.

Ditambahkan Harmin, RS Dadi tidak me menganjurkan tim medis mengunakan rapid test untuk mengecek pasien Corona, pasalnya akurasinya hanya sampe 30 %. 

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jenazah PDP Diambil Paksa Keluarga dari RS Dadi Makassar"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved