Pilkada Metro 2020
Gagal Kantongi Rekom NasDem, Mufti: Terus Jalan, Komunikasi dengan Partai Lain Belum Final
Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Lampung ini memastikan, pihaknya akan tetap berjalan meskipun tanpa Partai Nasdem.
Penulis: kiki adipratama | Editor: Reny Fitriani
Selain pernah menjadi wakil wali kota Metro (periode 2010-2015), Saleh saat ini menduduki jabatan sebagai ketua DPD NasDem Metro.
Sementara status Mufti tak kalah mentereng.
Anggota DPRD Lampung ini tercatat sebagai ketua DPW PKS Lampung.
Dengan begitu, harapan Mufti-Saleh mengantongi rekomendasi dari NasDem pun pupus.
Rekomendasi untuk Anna-Fritz tercantum dalam surat nomor 141-SI/RP/DPP-NasDem/V/2020 Partai NasDem.
Saat dikonfirmasi, Anna Morinda mengaku tersanjung mendapatkan rekomendasi dari NasDem.
Ia pun berkomitmen untuk memenangkan kontestasi politik tersebut bersama seluruh partai koalisi.
“Saya mengucapkan rasa syukur atas kepercayaan dari NasDem. Mudah-mudahan kita selalu sinergi, bergerak, dan bergotong royong untuk memenangkan. Saya tidak bisa sendiri. Bersama partai koalisi, kita akan membangun Kota Metro,” ungkapnya, Minggu (14/6/2020).
Wanita yang menjabat ketua DPC PDIP Metro ini mengaku akan memulai langkah strategis demi memuluskan niatnya menjadi orang nomor satu di Kota Metro.
Bahkan, Anna menyebut akan ada parpol lain yang bakal memberikan dukungan kepadanya.
"Partai-partai lain masih ada. Kita terbuka bagi partai mana pun yang ingin mengusung Anna-Fritz," pungkasnya
Sementara itu, Sekretaris DPW NasDem Lampung Fauzan Sibron menjelaskan, pemberian rekomendasi menjadi keputusan mutlak DPP.
Menurut dia, keputusan itu didasari hasil survei yang telah dilakukan oleh partai.
"Sebelum mengeluarkan rekomendasi, partai telah melakukan survei. Kita menentukan calon dengan membaca hasil survei. Karena hasil survei itu merupakan representasi rakyat," beber Fauzan.
Dikatakannya, dinamika politik yang terjadi di Pilkada Metro merupakan hal biasa.
Kata Fauzan, ketika DPP telah memutuskan dan menetapkan calon yang akan diusung, maka setiap kader akan siap bergerak memenangkan.
"Dinamika yang seperti ini tentu biasa. Ada calon mendaftar, kader mendaftar. Mendaftar itu biasa. Tetapi ketika DPP sudah memutuskan, kita harus taat kepada keputusan partai, dan kita harus menjalankan itu," tandasnya.(Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama)