Impor Turun hingga 81 Persen Setahun Terakhir, Kadin Ingatkan Jaga Momentum di Kuartal II

Pemprov Lampung berhasil menekan angka impor secara signifikan hingga 81,29 persen dengan nilai Rp 4,5 triliun dalam kurun waktu setahun terakhir.

Dokumentasi Tribunlampung.co.id
Ilustrasi - pemaparan ekspor impor di BPS Lampung. Impor Turun hingga 81 Persen Setahun Terakhir, Kadin Ingatkan Jaga Momentum di Kuartal II. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pemprov Lampung berhasil menekan angka impor secara signifikan hingga 81,29 persen dengan nilai Rp 4,5 triliun dalam kurun waktu setahun terakhir.

Mengecilnya impor barang ke Lampung menunjukkan komitmen kuat Pemprov untuk mempercepat perputaran ekonomi daerah dengan memaksimalkan produksi dan produktivitas lokal.

Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung yang dirilis Juni 2020 menunjukkan, pada April tahun 2019 nilai impor Lampung masih 398,31 juta dolar AS atau Rp 5,6 triliun, maka pada April 2020 nilai impor sangat drastus turunnya yakni tinggal 74,53 dolar AS atau Rp 1,05 triliun.

Ini berarti impor bulan April tahun 2020 dibanding April 2019 turun hingga 81,29 persen atau Rp 4,5 triliun.

Penurunan nilai impor Provinsi Lampung ini memang sudah terlihat sejak awal tahun 2020, yang mana rata-rata sudah 100 jutaan dolar AS.

Rinciannya, Januari 144,78 juta dolar AS, Februari 79,05 juta dolar AS, Maret 103,66 dolar AS.

Kondisi ini berbeda jauh dibanding tahun 2019 yang masih diangka 200 jutaan dolar AS bahkan pada Mei 2019 nilai impor Lampung pernah mencapai 481,35 juta dolar AS.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Lampung, Riduan, mengungkapkan, neraca perdagangan Lampung memang cukup tangguh.

Pada awal 2019, impor Lampung pernah sangat tinggi bahkan pada Mei 2019 Lampung masih defisit.

Namun neraca perdagangan Lampung mulai surplus sejak Juni 2019 (meski sempat defisit pada Agustus 2019 lalu kembali surplus setelahnya) dan nilai impor memasuki awal 2020 terus turun.

Menurutnya, ada 10 barang impor utama di Lampung.

Namun dari 10 golongan barang itu, enam di antaranya mengalami penurunan impor.

Keenamnya yakni, binatang hidup, gula dan kembang gula, besi dan baja, mesin-mesin/pesawat mekanik, berbagai produk kimia dan bahan kimia organik.

Untuk empat golongan barang impor lainnya mengalami kenaikan pada April 2020.

Yakni, pupuk, lokomotif dan peralatan kereta ap, ampas/sisa industri makanan, dan bahan kimia anorganik.

Komitmen Pemprov

Kepala Seksi Ekspor dan Impor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, Teguh Winarno, mengungkapkan, tren penurunan nilai impor itu tidak terlepas dari komitmen pemerintah provinsi dalam mengendalikan impor.

Ia mengatakan, Pemprov Lampung melalui Gubernur Lampung Arinal Djunaidi telah memberi banyak imbauan dan pendekatan kepada berbagai stakeholder agar impor bisa ditekan.

"Bahkan saat ini Pemerintah Provinsi melalui Pak Gubernur sedang berusaha melakukan pendekatan untuk menekan angka impor terhadap hasil komoditas unggul kita seperti kopi, lada, dan lain-lain. Sebab hal itu akan berdampak pada harga di level petani,” jelas Teguh.

Teguh juga mengatakan, aktivitas impor memang terkadang tidak bisa dihindari saat kondisi stok sedang kritis.

Sehingga impor dilakukan dengan tujuan untuk menekan harga di pasaran dan mengisi kekosongan stok.

Namun begitu, pemerintah selalu akan melihat situasi dan kondisi serta dampak atas impor yang dilakukan.

Menurutnya, meski impor pada April 2020 secara umum mengalami penurunan, namun ada beberapa barang yang mengalami kenaikan.

Barang-barang tersebut merupakan pendukung untuk produksi seperti pupuk.

Barang-barang tersebut masih diimpor karena memang Lampung sedang gencar melakukan peningkatan produktivitas pertanian.

Sehingga membutuhkan barang penunjang seperti pupuk, kimia anorganik, dan lainnya.

Teguh berharap, di kuartal II ini aktivitas ekspor dan impor semakin baik.

Saat ini Pemprov Lampung sedang memaksimalkan produktivitas dan kualitas produk lokal.

Sehingga bisa lebih mensejahterakan masyarakat.

Bergerak Bersama

Atas kondisi impor yang mulai menurun dan ekspor yang menaik, Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Lampung Yuria Tubarat mengajak semua elemen pelaku usaha Lampung bergerak bersama di kuartal kedua tahun 2020 ini.

"Penurunan impor ini menunjukan hal yang bagus dan kita dukung,” kata Yuria.

Untuk itu sinergisitas pelaku usaha ekspor-impor bersama stakeholder dan pemerintah harus ditingkatkan untuk menjaga momentum di kuartal kedua.

“Saya rasa sambil berjalan bisa berbenah, kalau ada aspek yang harus dibenahi kita benahi bersama dengan tetap mematuhi peraturan yang ada. Kita berharap semua sektor dunia usaha bergerak maju mengembangkan kegiatan kita masing-masing dengan berpedoman protokol kesehatan mengingat kita masuk di masa new normal,” kata dia.(tribunlampung.co.id/rob)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved