Tanda-tanda Alami Panic Disorder atau Kecemasan Berlebihan dan Cara Mengatasinya
Setiap orang pasti memiliki kecemasan.Hanya saja cemas yang tidak berlebihan.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Jelita Dini Kinanti
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Setiap orang pasti memiliki kecemasan.
Hanya saja cemas yang tidak berlebihan.
Kalau kecemasan sudah berlebihan disebut sebagai panic disorder.
Psikolog UIN Lampung Retno Riani M.Psi mengatakan, kecemasan berlebihan yang dialami sebenarnya adalah kecemasan yang tidak jelas dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Misalnya merasa cemas berlebihan saat naik pesawat.
Dia merasa cemas pesawat akan jatuh.
• Kenali Ciri-ciri Kepribadian Introvert, Muncul Saat Anak Memasuki Usia Remaja
• Jangan Gosok Gigi saat Bangun Tidur Pagi! Berikut, Penjelasan Dokter Gigi
• Manfaat Minum Air Hangat Dicampur Perasan Lemon saat Bangun Tidur Pagi
Lalu saat pesawat jatuh dia akan meninggal dunia. Padahal kalau secara logika, kemungkinan pesawat jatuh sangat kecil sekali, karena pesawat itu bukan pesawat alakadarnya dan pilotnya pun sangat profesional.
Orang lain yang melihat orang yang mengalami kecemasan berlebihan pasti merasa aneh, dan akan berpikir kok bisa dia mengalami kecemasan berlebihan seperti itu.
Padahal kecemasan berlebihan seharusnya tidak perlu terjadi.
Namun kecemasan berlebihan itu tidak terjadi begitu saja.
Pasti ada penyebabnya.
Salah satunya kebiasaan orangtua menakuti anaknya ketika masih kecil agar anaknya nurut.
Contoh jangan main maghrib nanti ada wewe gombel atau jangan tidur kemalaman nanti ada mak lampir.
Contoh lain, jangan nempel di pohon, ada ulatnya
Kalau anak itu adalah anak yang terbuka, pasti anak itu tidak langsung menerima.
Dia akan mengatakan mana wewe gombelnya atau mana mak lampirnya.
Berbeda dengan anak yang tertutup, dia akan langsung menelan mentah-mentah dan dia merasa apa yang dikatakan orangtuanya benar.
Selain karena kebiasaan orangtua menakuti anaknya, kecemasan berlebihan juga bisa disebabkan karena pengaruh obat obatan yang diminum dan gaya hidup, dari yang terbiasa terprogram menjadi tidak terprogram
Kecemasan berlebihan biasanya mulai terlihat saat masih kecil.
Terutama saat anak berusia dua tahun.
Pada usia itu anak sudah bisa diajak komunikasi dan apa yang dikomunikasikan sudah bisa diaplikasikan.
Tanda anak mengalami kecemasan berlebihan mudah dikenali.
Kalau anak itu mudah terprovokasi atau mudah dibohongi, itulah tandanya.
Ketika sudah mulai menunjukan tanda, cara mengatasinya dengan minum obat anti cemas.
Cara lain dengan melakukan relaksasi.
Sebab dengan merasa rileks dan nyaman, akan lebih mudah berkomunikasi.
Selain itu juga perlu belajar untuk mengenali dan memahami tentang diri.
Satu lagi caranya dengan menjalani gaya hidup sehat dan makan makanan yang sehat.
Kalau ingin konsultasi dengan psikolog atau psikiater juga boleh.
Tapi menurut Retno yang paling penting adalah support dari orang terdekat seperti orangtua, saudara, dan teman.
Support itu seperti kamu hebat dan kamu bisa.
Dengan adanya support tersebut motivasi dan keberanian diri akan tumbuh.
Sehingga kecemasan berlebihan itu akan berkurang.
Bagaimana jika kecemasan yang berlebihan muncul pada diri sendiri? Langsung duduk untuk tenangkan diri, jika ada makan permen karet, memegang sesuatu, dan berpikir positif.
Contohnya rasa cemas berlebihan muncul saat mau naik pesawat, berpikir positif kalau pesawatnya pasti aman.
Kalau kecemasan berlebihan dibiarkan terus, bisa jadi akan mengalami gangguan jiwa.
Misalnya saat mengalami kecemasan berlebihan dia menyendiri dan tidak ada teman, lama-lama dia stres dan mengalami gangguan jiwa. Bahkan bisa jadi akan melakukan bunuh diri.
Beda Dengan Fobia
Selain panik disorder, bentuk kecemasan berlebihan lain adalah fobia.
Bedanya, fobia adalah kecemasan berlebihan terhadap sesuatu yang jelas.
Misalnya terhadap tikus, ketinggian, gelap, dan sebagainya.
"Contohnya merasa cemas dan takut saat kamar gelap karena lampu dimatikan. Padahal sebenarnya tidak perlu cemas dan takut, karena dengan gelap, tidur akan lebih nyaman," kata Retno.
Namun terkadang panic disorder dan fobia bisa terjadi bersamaan.
Misal saat dia akan naik pesawat.
Dia akan mengalami panic disorder dan saat berada didalam pesawat dan pesawatnya mulai terbang, fobia akan muncul yang disebut sebagai aerophobia.
Panic disorder dan fobia tidak bisa hilang total.
Tapi bisa dikurangi atau dikendalikan. Misalnya fobia terhadap tikus.
Pelan-pelan dekati tikus itu dan coba berpikir positif kalau tikus tidak akan mengigit. Tikus hanya mau lewat saja depan kita
"Kalau yang mencoba mengurangi fobia adalah anak kecil, bisa berikan dia hadiah seperti coklat kalau dia berhasil mendekati tikus itu. Dengan begitu dia akan termotivasi untuk mengurangi fobianya," ucap Retno
Salah satu ciri fobia mulai berkurang, dengan tidak menjerit saat melihat sesuatu yang menjadi fobianya.
Misal semula melihat tikus teriak, menjadi sudah tidak teriak lagi.
"Paling penting untuk mengurangi fobia dan panic disorder adalah dukungan dari orang terdekatnya. Kalau memang butuh bantuan psikolog dan psikiater, boleh mendatangi psikolog dan psikiater," ujar Retno.(Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)