Tribun Bandar Lampung

Cerita Istri Gubernur Lampung Riana Sari Ciptakan APD Kawai Plastik Bermotif Tapis

Diakui istri Arinal Djunaidi itu, alat pelindung diri (APD) yang dinamainya Kawai Plastik Hempas Corona terinspirasi dari baju hazmat dan jas hujan.

Tribunlampung.co.id/Sulis Setia M
Riana Sari menceritakan idenya menciptakan APD yang diberi nama Kawai Plastik Hempas Corona dalam talkshow bersama Tribun Lampung di Mahan Agung, Rabu (24/6/2020). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pandemi Covid-19 justru melahirkan kreativitas dan inovasi bagi sebagian mereka, yang mampu memanfaatkan peluang.

Seperti yang dilakukan Riana Sari Arinal.

Ia menjadi istri gubernur pertama penggagas kawai plastik bermotif tapis.

Diakui istri Arinal Djunaidi itu, alat pelindung diri (APD) yang dinamainya Kawai Plastik Hempas Corona terinspirasi dari baju hazmat dan jas hujan.

"Ide muncul saat saya sering turun ke masyarakat untuk memberikan bantuan sosial. Saya sering pakai masker dan sarung tangan, tapi belum melindungi badan saya. Lalu, terinspirasi melihat baju hazmat juga," beber Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Lampung ini dalam talkshow bersama Tribun Lampung di Mahan Agung, yang dipandu Manajer Produksi Gustina Asmara, Rabu (24/6/2020).

Lampung Nominator Lomba Inovasi New Normal Covid-19, Dibintangi Riana Sari hingga Sarie Purwadi

Cara Unik Tukang Cukur Keliling di Bandar Lampung, Pakai Baju Hazmat dari Jas Hujan

Berdalih Kemalaman, Pemuda Bengkulu Perkosa Siswi SMP di Lampung Tengah Saat Mabuk

Pura-pura Servis Motor Butut, Residivis asal Banten Bawa Kabur Motor Bengkel

Riana Sari (kanan) menjadi narasumber dalam talkshow bersama Tribun Lampung di Mahan Agung, dengan dipandu Manajer Produksi Gustina Asmara, Rabu (24/6/2020).
Riana Sari (kanan) menjadi narasumber dalam talkshow bersama Tribun Lampung di Mahan Agung, dengan dipandu Manajer Produksi Gustina Asmara, Rabu (24/6/2020). (Tribunlampung.co.id/Sulis Setia M)

Namun karena model hazmat terlalu tertutup, ibu tiga anak itu terpikir untuk membuatnya lebih nyaman dan menarik namun mampu melindungi diri dari kuman dan virus.

"Baju hazmat kan terlalu tertutup, saya terpikir untuk membuatnya lebih menarik. Ngeliat bentuk jas hujan, tapi keliatan modelnya pendek. Dari situ jadinya kawai plastik ini," tuturnya.

Kawai plastik tersebut diproduksi sejak dua minggu lalu.

Dengan mengenakan kawai plastik, Riana merasa lebih aman dan terlindungi.

"Saya beri nama Kawai Plastik Hempas Corona. Artinya melindungi kita dari kuman dan bakteri. Penamaan kawai sendiri karena saya ingin sesuatu yang unik berbau Lampung," tambah Riana.

Dalam proses pembuatannya diakuinya tidaklah mudah.

Terlebih bahannya dari plastik.

"Jadi harus benar-benar hati-hati. Saya juga maunya desain yang simpel tapi nyaman dan tetap stylish (bergaya)," kata dia.

Untuk mengangkat para perajin di Provinsi Lampung, Riana terpikir menambahkan tapis sebagai modifikasinya. 

"Bahkan tapis ini bisa kita ganti pakai belah ketupat, celugam, hingga sulam usus. Ini bisa menjadi peluang bisnis baru bagi perajin di Lampung. Ambil peluangnya," kata Riana.

Terlebih diakuinya, semenjak dirinya kerap mengenakan kawai plastik saat turun ke lapangan, banyak yang tertarik dan bertanya.

"Terus terang ini masih pesan di Jakarta. Kenapa tidak perajin kita yang buat. Nanti kalau ada yang buat sini saya yang promosikan," tawarnya.

Mengenai harga, ada di kisaran angka Rp 1,4 jutaan karena menggunakan bahan plastik yang nyaman dan lembut.

Riana memiliki beberapa kawai plastik yang digunakan sehari-hari saat beraktivitas di tempat ramai.

Di luar gagasan kawai plastik, Riana sendiri juga memunculkan gagasan program Siger sejak sebulan terakhir. 

Dalam program ini dia mengajak masyarakat berbagi makanan dengan tetangganya.

"Dengan tetap meminimalkan interaksi langsung, kita bisa belanja bahan makanan dan digantungkan di depan rumah kita. Tetangga yang membutuhkan bisa mengambil seperlunya," ucapnya.

Program lainnya yakni program Bela dan Beli Produk UKM.

"Saya sebar 2 ribu sembako produksi UKM. Beras saya ambil dari Pringsewu. Gula semut dari Lambar, terasi dari Lamtim, keripik pisang dari Bandar Lampung," kata dia.

Dari tujuh jenis sembako yang dibagikan, lima di antaranya produksi UKM lokal.

Dia menginginkan gerakan ini diikuti juga oleh pihak lainnya yang juga ingin membantu masyarakat.

Dengan berbagi, menurutnya membahagiakan dan juga bisa meringankan beban sesama.

"Kita memang dilanda pandemi, tengah menghadapi cobaan. Tapi jangan bersedih, tetap harus semangat dan tetap bahagia," kata Riana.

Riana berharap, pandemi ini bisa melahirkan peluang-peluang baru.

"Ini bisa mengangkat lagi dan memberi pelaku usaha semangat untuk bangkit dan berproduksi," tandasnya. (Tribunlampung.co.id/Sulis Setia M)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved