Lakalantas di Lampung Selatan
Duka Mendalam Orangtua Siswa SMAN 1 Metro Tewas Lakalantas di Bakauheni, Wisnu: Awalnya Gak Percaya
Duka mendalam terlihat jelas di wajah Wisnu Heli Andoko, ayah Heldany Bintang Alwisyah, siswa SMAN 1 Metro yang menjadi korban lakalantas di Desa Kela
Penulis: Indra Simanjuntak | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, METRO - Duka mendalam terlihat jelas di wajah Wisnu Heli Andoko, ayah Heldany Bintang Alwisyah, siswa SMAN 1 Metro yang menjadi korban lakalantas di Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan.
Ia seolah tak percaya anaknya meninggal dunia dalam kejadian tragis.
Wisnu mengaku kaget saat mendapat kabar putranya menjadi korban kecelakaan di Bakauheni.
Wisnu mengatakan, anaknya memang pamit untuk pergi ke pantai bersama teman-temannya.
"Berangkat dari rumah jam 10.00 WIB kemarin. Katanya mau ke pantai sama teman-teman. Terus kita dengar informasi sekitar jam 17.30 WIB, itu ditelepon ke nomor ibunya. Orang gak kenal, mungkin petugas," beber Wisnu saat ditemui di rumah duka, Desa Kalibening, Pekalongan, Lampung Timur, Kamis (2/7/2020).
• BREAKING NEWS Dimakamkan Hari Ini, Siswa SMAN 1 Metro Korban Lakalantas Sosok Mudah Bergaul
• Belasan Penumpang Minibus yang Masuk Jurang di Lamsel Ternyata Pelajar SMA dari Kota Metro
• Kapal Terbalik di Pangkal Pinang, Nelayan asal Brebes Ditemukan tanpa Kepala di Lampung
• Kisah Ibu di Bandar Lampung Tak Tularkan Covid-19 ke Bayinya meski Beri ASI
Ia menceritakan, istrinya mendapat kabar putranya menjadi korban lakalantas.
"Awalnya enggak percaya. Tapi yang telepon minta WA. Itu mau video call, disuruh lihat biar percaya. Dari situ kita mulai yakin," imbuhnya.
Wisnu baru percaya ketika kerabatnya di Kalianda mengecek kebenaran informasi tersebut.
Setelah azan Magrib, ia baru mendapat kepastian bahwa anaknya memang menjadi korban lakalantas maut itu.
"Ya kita pasrah. Mungkin Tuhan punya rencana lain buat anak kami," tuturnya.
Sosok Mudah Bergaul
Ketua OSIS SMAN 1 Metro Alif Rayhan Madani Dalimunthe mengatakan, Heldany dimakamkan di TPU Desa Kalibening, Pekalongan, Lampung Timur, Kamis (2/7/2020) sekitar pukul 09.08 WIB.
Ditanya soal Heldany, Alif mengaku tak terlalu mengenalnya karena tidak satu kelas.
Namun, kata Alif, Heldany adalah sosok yang dikenal mudah bergaul.
Korban juga diketahui aktif dalam kegiatan olahraga di sekolah.
"Secara pribadi, saya tidak satu kelas. Jadi jarang berinteraksi. Hanya study tour kita satu bangku. Orangnya humble. Almarhum aktif main futsal dan basket. Dan kata teman-teman sekelas, orangnya juga mudah bergaul," beber Alif.

Masuk Jurang
Diketahui, satu minibus yang mengangkut belasan remaja menuju Pantai Minang Rua, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, mengalami lakalantas, Rabu (1/7/2020) sekitar pukul 16.45 WIB.
Minibus masuk jurang yang ada di sisi jalur menurun menuju Pantai Minang Rua mengakibatkan satu korban atas nama Heldany Bintang Alwisyah meninggal dunia.
Mobil yang mengangkut belasan remaja yang hendak ke Pantai Minang Rua, Desa Kelawi, Bakauheni, Lampung Selatan, mengalami lakalantas pada Rabu (1/7/2020) sekira pukul 16.45 WIB.
Dari informasi yang diperoleh, penumpang mobil nahas itu merupakan pelajar dari SMA Negeri 1 Metro, SMA Negeri 5 Metro, serta SMK dari Solo, Jawa Tengah.
Minibus tersebut masuk jurang yang ada di sisi jalur menurun menuju Pantai Minang Rua. Satu orang meninggal dunia.
Korban tewas bersama tujuh orang korban luka berat dilarikan ke RSUD Bob Bazar Kalianda.
Sementara 8 korban luka ringan di rawat di Puskesmas Rawat Inap Bakauheni.
Kemudian 2 orang menjalani perawatan urut di Kelawi dan 1 orang pendaming di balai Desa Kelawi.
“Untuk yang luka ringan dan bisa tangani dirawat di puskesmas. Sementara yang luka parah kita rujuk ke RSUD Bob Bazar,” kata Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Bakauheni, dr Paul Neman, Rabu (1/7/2020).
Rafli, seorang penumpang selamat, mengatakan dirinya tidak mengingat pasti kejadian tersebut.
Menurutnya, sekira pukul 16.30 WIB, ia dan teman-temannya yang menumpang minibus BE 2694 GG tiba di Bakauheni.
“Kejadiannya begitu cepat, tidak ingat pastinya,” kata dia di Puskesmas Rawat Inap Bakauheni.
Rian Haikal dari Pokdarwis Pantai Minang Rua, dari informasi yang didapat, sopir minibus sempat menolak untuk turun ke pantai karena kondisi jalan cukup curam dan sempit.
“Tetapi ada dari penumpang yang tetap memaksa untuk turun sampai pantai,” kata dia.
Saat melaju di jalur turunan menuju Pantai Minang Rua, kendaraan kehilangan kendali.
Mobil itu kemudian terguling ke sisi jalan yang merupakan jurang.
Sampai Rabu sore, badan minibus nahas yang terguling dan masuk jurang di jalur menurun menuju Pantai Minang Rua masih belum dievakuasi. (Tribunlampung.co.id/Indra Simanjuntak)