Ciri-ciri Psikopat yang Perlu Diwaspadai, Penyebab dan Cara Mencegahnya
Kepribadian psikopat ini baru bisa terdiagnosa saat usia sudah menginjak 18 tahun.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Jelita Dini Kinanti
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Kasus pembunuhan, merupakan kasus yang sudah tidak asing di telinga.
Sebab hampir setiap bulan masyarakat mendengar, membaca, atau melihat berita adanya kasus pembunuhan.
Kebanyakan orang hanya tahu kasus pembunuhan terjadi karena seseorang tidak mampu mengontrol emosinya, atau menyimpan rasa dendam.
Tapi tahukah kalau seseorang yang melakukan pembunuhan adalah orang yang memiliki kepribadian psikopat?
Kepribadian psikopat yakni kepribadian yang tidak memiliki empati dan rasa belas kasihan sama sekali.
Orang-orang yang memiliki kepribadian psikopat umumnya adalah orang-orang yang dengan mudahnya membunuh orang lain, tanpa memikirkan dampak pembunuhan itu.
Namun sayangnya kepribadian psikopat ini baru bisa terdiagnosa saat usia sudah menginjak 18 tahun.
Kalau dibawah 18 tahun bukan dikatakan sebagai psikopat melainkan callous un emotional.
Callous un emotional, pada dasarnya hampir sama seperti psikopat, yakni melakukan tindakan tidak baik tanpa belas kasihan dan tidak memikirkan dampaknya.
Contohnya anak yang dengan mudahnya membunuh orangtua yang misalnya karena keinginannya tidak dipenuhi.
Setelah membunuh, anak ini cuek saja dan tidak peduli.
Dia tidak memiliki rasa bersalah, menyesal, dan kehilangan orangtuanya.
Orang yang bisa mendiagnosa callous un emotional maupun psikopat hanya psikolog atau psikiater.
"Jadi jangan langsung mengatakan seseorang memiliki kepribadian psikopat, sebelum ada diagnosa dari psikiater atau psikolog," ujar Psikolog Octa.
Sayangnya kepribadian psikopat tidak bisa disembuhkan total, yang artinya kepribadian itu ada selama hidupnya.
Namun orang yang memiliki kepribadian psikopat bisa diturunkan perilakunya dengan bantuan psikolog atau psikiater.
Selain itu juga dibutuhkan bantuan support dari orang-orang terdekatnya, seperti keluarga dan teman-temannya.
Dengan diturunkan perilakunya harapannya tindakannya membunuh orang lain juga bisa diturunkan.
"Tapi kebanyakan, orang yang psikopat, sebelum diturunkan perilakunya, pasti dia masuk penjara, karena tindakannya membunuh orang lain," kata Octa.
Namun adanya kepribadian psikopat bisa dicegah.
Caranya dengan perhatian dan kepedulian orangtua terhadap anak remajanya ketika anaknya itu menunjukan perilaku kenakalan remaja.
Harus diketahui, penyebab kepribadian pesikopat, adalah kenakalan remaja sepenjang hayat.
Artinya kenakalan yang dilakukan saat remaja, berlanjut hingga dewasa.
Kepedulian itu bisa ditunjukkan dengan memberi dukungan kepada anak agar tidak melakukan kenakalan remaja lagi, dan membawa anak ke psikolog atau psikiater agar anak bisa mendapatkan treatment. (Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)