Kisah Napi Nazi Jerman, Bayi Dilempar Lalu Ditembak di Udara

Petugas itu melempar bayi tak berdosa ke udara setelah mencibir, "Jika kamu tidak bisa berjalan, kamu maka kamu akan terbang."

Editor: taryono
via kompas.com
Kisah Napi Nazi Jerman, Bayi Dilempar Lalu Ditembak di Udara 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang narapidana Nazi Jerman yang selamat dari peristiwa Holocaust, Murray Scheinberg menceritakan apa yang disaksikannya selama 6 tahun berada di penjara 'neraka' Nazi dalam buku berjudul First One In, Last One Out.

Salah satu peristiwa mengerikan yang tidak pernah dia lupa adalah ketika seorang petugas Nazi membunuh bayi usia 6 bulan yang direnggut dari ibunya.

Petugas itu melempar bayi tak berdosa ke udara setelah mencibir, "Jika kamu tidak bisa berjalan, kamu maka kamu akan terbang." 

Dia kemudian mengarahkan senjata, menarik pelatuk dan menembak bayi itu.

Ketika ibu dari bayi itu pingsan karena syok melihat peristiwa yang tidak manusiawi tersebut, sang ibu juga ditembak mati di kepala.

VIDEO Pedangdut Ayu Ting Ting Akan Bentuk Geng Bareng Artis Selvi Kitty

Artis Aurel Hermansyah sampai Pukuli Atta Halilintar karena Takut Saat di Atas Sampan

Brigjen Polisi Prasetijo Utomo Jadi Tersangka Kasus Pelarian Djoko Tjandra

Nia Ramadhani Diledek Vidi Aldiano Gegara Lagu Bams

TONTON JUGA:

Peristiwa itu, terjadi pada 1944 di kamp kematian Auschwitz.

Dan itu terus menghantui Murray sampai dia meninggal pada 1996 silam.

Keponakan perempuan Murray, Marilyn Shimon yang menuliskan cerita dari sang paman dalam buku tersebut mengungkapkan keberanian sang paman yang berjuang melampaui lebih dari setengah dekade kelaparan dan penyiksaan setelah ditangkap pasukan pemimpin Nazi, Adolf Hitler.

Enam tahun 'neraka Nazi' Murray Scheinberg adalah seorang pengusaha asal Polandia.

Dia terpaksa bertahan selama hampir 6 tahun di Auschwitz, lubang neraka Nazi lainnya.

Pada 1940, dia menjadi salah satu dari 8 orang Yahudi pertama yang dikurung di Auschwitz.

Belakangan, dia diketahui menjadi salah satu yang terakhir melarikan diri dari kamp konsentrasi di Dachau, dengan bantuan seorang perwira Jerman.

Selama masa penahanannya, dia dipaksa untuk menyaksikan penembakan 'Tembok Maut' secara rutin dan mengikuti permainan Nazi yang tidak waras, seperti "berjalan" dengan tulang punggung menjadi alas sementara kedua kaki diangkat ke udara.

Marilyn, keponakan Murray mengatakan sebagaimana dikutip The Sun, "Cerita paman saya ini unik, dia menjadi orang pertama yang masuk kamp konsentrasi sekaligus menjadi yang terakhir keluar (melarikan diri)."

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved