Reuni Keluarga di Tengah Pandemi Berujung Petaka
Tetapi, kini mertuanya tengah berada dalam kondisi kritis, dengan nenek pasangannya dilaporkan meninggal setelah terinfeksi.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Keluarga di Texas, Amerika Serikat (AS), harus menerima kenyataan pahit di mana 14 anggotanya terpapar Covid-19 setelah reuni, dengan salah satunya meninggal.
Keluarga itu dilaporkan melakukan reuni setelah beberapa pekan tidak bertemu butut lockdown yang diterapkan pemeirntah lokal untuk menangkal virus corona.
Tony Green, pria yang mengaku tak memercayai Covid-19, menggelar reuni di rumahya di Austin, Texas, mengaku tidak ada yang mengalami gejala saat pesta.
Namun beberapa hari kemudian seperti diwartakan Daily Mirror Selasa (28/7/2020), anggota keluarganya satu per satu mulai jatuh sakit.
Green mengungkapkan, selama ini virus corona merupakan sebuah kabar hoaks yang bertujuan untuk menghancurkan pemerintahan Presiden Donald Trump.
• Ramalan Zodiak Kamis 30 Juli 2020, Leo Gangguan Kesehatan, Libra Merasa Cemas
• Artis Roy Kiyoshi Dituntut 6 Bulan Penjara
• Polisi Juga Periksa Pengusaha Asal Lampung Inisial S yang Order Artis VS
• Fakta-fakta Artis VA Ditangkap Polisi Diduga Terlibat Prostitusi Online di Lampung, Komentar Manajer
TONTON JUGA:
Tetapi, kini mertuanya tengah berada dalam kondisi kritis, dengan nenek pasangannya dilaporkan meninggal setelah terinfeksi.
Dalam blog yang ditulisnya, pria 43 tahun itu sempat beranggapan bahwa virus corona merupakan konspirasi, yang kini disesalinya.
"Saya mengakui saya memilih Donald Trump pada 2016, dan terlalu jauh berada dalam jebakan konspirasi mengenai Covid-19," tulis Green.
Dia menuturkan selama ini dia dan para pendukung Trump yang lainnya menentang segala protokol kesehatan, dengan alasan "hak dari Tuhan".
Kepada KDFI, Green menceritakan bagaimana dia dan istrinya menggelar reuni bersama keluarga lain setelah mereka menjalani karantina wilayah.
Namun, nenek sang istri yang berusia 68 tahun meninggal, dengan ayah mertua Green, Rafael Ceja, kini menjalani perawatan di rumah sakit.
Green mengisahkan ibu mertuanya, Marisa, suatu hari meneleponnya "dalam keadaan menangis dan histeris" karena kondisi suaminya kritis.
"Semua orang sudah meyakinkan saya bahwa ini bukan kesalahan saya. Tetapi bagaimana pun, itu adalah rumah saya," keluhnya.
Dia mengatakan bertanggung jawab sebagai tuan rumah, seraya mengaku tidak tahu siapa yang terinfeksi sehingga menyebarkan 14 anggota keluarga lainnya.
Adapun Green sempat menghabiskan tiga hari dirawat di Rumah Sakit Dallas karena Covid-19 yang menyerang sistem sarafnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com