868 Kasus DBD di Bandar Lampung Sejak Januari 2020
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Bandar Lampung, per hari ini (Jumat, 31/7/2020) tercatat sudah 868 kasus DBD terjadi sejak 1 Januari kemarin.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Masyarakat Bandar Lampung tetap diimbau untuk selalu waspada terhadap penularan demam berdarah dangue (DBD) di tengah rutinitas kenormalan baru saat ini.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Bandar Lampung, per hari ini (Jumat, 31/7/2020) tercatat sudah 868 kasus DBD terjadi sejak 1 Januari kemarin.
Spesifiknya, terdapat 89 kasus DBD terjadi dalam kurun waktu tiga puluh hari ke belakang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Edwin Rusli mengatakan pada kasus DBD terus merangkak seiring dengan masa pandemi covid-19.
"Untuk Bulan ini (Juli) ada sebayak 89 kasus," ujarnya.
Berdasarkan laporan sebelumnya yang reporter dapatkan, angka kasus yang terjadi pada waktu sebelumnya ialah sebagai berikut:
Dia merinci, kasus DBD di Bandar Lampung pada Januari tercatat 63 kasus, Februari mencapai 177 kasus, pada Maret mengalami peningkatan hingga 211 kasus. Sedangkan April turun tinggal 131, Mei 101 kasus dan Juni 96 kasus.
Sementara itu, ia menjelaskan dalam angka kasus tersebut, hingga saat ini terdapat satu orang korban meninggal dunia akibat DBD di Bandar Lampung.
"Sejak Januari, ada satu korban meninggal pada Mei kemarin," kata dia.
Menurut Edwin Rusli, kewaspadaan masyarakat harus terus ditingkatkan, terutama untuk tetap menjalankan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk.
"Partisipasi masyarakat harus terus ditingkatkan, terlebih terkait kebersihan lingkungan dengan contoh menghilangkan ganangan ataupun ruang-ruang yang memingkinkan untuk nyamuk bersarang. Termasuk menjaga kebersihan di dalam rumah," harapnya.
Edwin juga mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan membiasakan gerakan 3 M yakni, menguras, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang barang bekas.
Selain memberantas sarang nyamuk, warga juga diharapkan lebih sadar pada gejala penyakit tersebut dan memeriksakan diri secara lebih dini.
"Selain itu masyarakat juga menjaga asupan gizi seimbang dan meminum suplemen tambahan," kata dia.
Ia menambahkan, masyarakat bisa meminta bubuk abate di puskesmas terdekat sebagai tahapan pencegahan DBB.
"Bubuk Abate bisa diminta masyarakat di puskesmas terdekat," tambahnya.
( Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)