Berita Nasional
Curhat Guru kepada Mendikbud Nadiem: HP Sering Hang, Kerja 24 Jam
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim melakukan kunjungan kerja ke Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/7/2020).
"PJOK ini salah satu aset penting ya, Pak. Apalagi di masa (pandemi) corona, anak-anak perlu menjaga kesehatan. Nah, kesulitan mengajar pelajaran PJOK, dengan tidak tatap muka itu susah, Pak. Kami memberikan teori-teori saja," ucapnya.
Supriyatna lantas mengusulkan agar siswa diperkenankan mengikuti pelajaran olahraga di sekolah. Setelah berolahraga, siswa dipersilakan kembali pulang ke rumah.
"Saya punya usul, Pak. Kalau untuk materi olahraga, kenapa sih anak nggak didatangkan ke sekolah. Itu boleh nggak, Pak? Kami 'kan bisa langsung (mengajar). Setelah olah raga, anak bisa pulang dengan menjaga protokol kesehatannya. Itu saja usulannya," pinta Supriyatna.
Belajar Teknologi
Keluh kesah juga datang dari para guru di Sekolah Muhamadiyah, Bogor. Satu di antaranya dari Badriah, guru yang sudah lanjut usia, namun tetap bersemangat belajar teknologi.
Kepada Menteri Nadiem, Badriah bercerita bahwa ketika mendengar pembelajaran diubah menjadi online, ia sempat menarik nafas panjang.
Meskipun awalnya tidak mengerti cara mengakses pembelajaran online, dengan belajar dan dibantu rekan guru lainnya, ia akhirnya bisa melakukannya.
"Saya ditanya, 'Bu bisa nggak? Bisa'. Tapi setelah itu, nggak bisa. Terus saya minta tolong, 'Tolong Pak Rudi, tolong Pak Lili'. Biarin, saya ingin bisa, ternyata saya juga bisa," tuturnya.
Hal yang sama diutarakan Soimah, guru Sekolah Muhamadiyah lainnya.
Ia mengungkapkan, dari 100 persen siswa, hanya 57 persen yang mampu belajar secara daring.
Untuk memastikan proses belajar berjalan baik, Soimah kemudian melakukan luring dengan belajar per zona di rumah siswa, dengan jumlah siswa maksimal enam orang.
"Untuk yang luring, walaupun saya agak waswas dengan pembelajaran membagi kelompok per zona, tapi saya lakukan itu, Pak. Punten pisan saya lakukan per zona, anak dibuat kelompok yang berdekatan," ujarnya seraya berharap pandemi Covid-19 segera berlalu agar para siswa bisa belajar tatap muka.
Tergantung Status
Mendengar cerita para guru itu, Menteri Nadiem menyatakan ikut merasakan apa yang dirasakan para guru yang ingin cepat melakukan belajar tatap muka.
Namun, ia menegaskan bahwa keputusan membuka kembali belajar tatap muka tergantung status setiap wilayah.
"Jadi pertama adalah bagaimana mewujudkan keamanan di sekolah, sehingga bisa mengembalikan anak ke sekolah. Tentunya ini tergantung kriteria zonanya. Hijau, kuning, oranye. Kami akan tetap usahakan terus dengan gugus tugas untuk bisa mencari kredibilitas dalam sistem ini ya," katanya. (tribun network/lin/dod)