Aksi Terpuji Seorang Perawat Membantu Persalinan Tunawisma yang Akan Melahirkan di Pinggir Jalan
Perawat yang mengidap leukemia pada 2013 ini mengatakan da sudah lama tidak membantu persalinan karena dia harus berhenti bekerja di rumah sakit, untu
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang perawat, yang hekndak ke tempat kerja , tiba-tiba menghentikan langkahnya di jalan ketika dia sudah terlambat bekerja pada Selasa (18/8/2020).
Dia membantu seorang ibu tunawisma yang akan melahirkan di pinggir jalan.
Tanpa meletakkan tasnya, perawat tersebut langsung menolong ibu tersebut.
Setelah ia tiba-tiba dihentikan oleh petugas penyelamat setempat yang mengenali seragamnya sebagai seorang perawat.
Perawat tersebut bernama Lorrainne Pingol dan berusia 29 tahun
Menurut informasi yang dilansir dari New York Post pada Rabu (19/8/2020), beberapa detik setelah proses melahirkan, seorang bayi perempuan lahir, tak jauh dari Osmeña Highway yang ramai di selatan Manila.
“Tidak ada orang lain yang membantu mereka kecuali saya pada saat itu, jadi saya membantu,” kata Pingol mengatakan kepada ABS-CBN News.
TONTON JUGA
• Perawat Positif Covid-19, 40 Tenaga Kesehatan di RSUD Bob Bazar Kalianda Dites Swab
• Jadi Korban Lakalantas Ambulans di Flyover MBK, Perawat RS Medika Insani Alami Luka-luka
• Ingin Punya Mobil, Perawat Honorer di Bandar Lampung Palsukan Dokumen
Perawat yang bekerja di sebuah organisasi pemeliharaan kesehatan (HMO) menyebut pengalaman tersebut sebagai “takdir”, bahwa dia berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.
Atau mungkin itu sesuatu yang lebih besar dari itu. “Mungkin Tuhan benar-benar menginginkan saya untuk bangun terlambat, jadi saya bisa membantu ibu,” katanya.
Christian Jacinto, seorang anggota dewan desa yang juga memimpin tim penyelamat, mengatakan kepada media lokal setempat bahwa tidak satu pun dari tim penyelamat lokal, yang semuanya laki-laki, bisa membantu proses kelahiran.
Jucinto sangat bersyukur Pingol datang membantu, tidak hanya memotong tali pusar, tapi juga memastikan seluruh plasenta dikeluarkan dari rahim ibunya.

Pingol mengungkapan bahwa membantu persalinan ibu tunawisma itu adalah pengalaman pertama kalinya setelah satu dekade lalu, saat dia Far Eastern University di Manila.
Perawat yang mengidap leukemia pada 2013 ini mengatakan da sudah lama tidak membantu persalinan karena dia harus berhenti bekerja di rumah sakit, untuk menghindari gangguan lebih lanjut terhadap sistem kekebalannya.
"Tetapi ketika tugas memanggil, Anda mendengarkan," katanya.