Seorang Pembelot dan Koki Asal Jepang Bongkar Pasokan dan Sumber Bahan Makanan Kim Jong Un

Salah satu mantan penyair Korea Utara Jang Jin-sung, yang melarikan diri dari negara pada tahun 2004, merinci ketidaksetaraan yang dialami oleh rakyat

Editor: Romi Rinando
Daily Mail
Ilustrasi Kim Jong Un : 

"Ini termasuk 5 kg seafood dan daging, 21 kg beras, 30 telur, dua botol minyak goreng, dan produk segar."

Jatah tiga hari dibagikan kepada mereka yang pangkatnya setara menteri, sekretaris partai, dan kader-kader Partai Pusat yang berpangkat Wakil Direktur.

Para direktur departemen di lembaga Partai Pusat dan kepala seksi menerima Jatah Mingguan, jelasnya.

“Sebagian besar orang Korea Utara biasa” diberi Jatah Bulanan - jumlah terkecil - sampai secara kontroversial dihapuskan pada tahun 1994.

Kelas bawah, yang bisa dibilang paling membutuhkan makanan, justru tidak mendapatkannya, berbeda dengan orang-orang yang memiliki hak istimewa yang tetap memperoleh kebutuhan makanan mereka.

Bahkan, beberapa waktu yang lalu, sebuah laporan yang mengejutkan mengklaim bahwa Kim Jong-un telah memerintahkan agar semua anjing diserahkan kepada pihak berwenang untuk memerangi kelaparan.

Jin-sung menulis: “Jatah Mingguan dan nilai-nilai di atas masih berlaku - dinikmati hanya oleh yang setia dan beruntung.

“Tapi golongan jatah yang diberlakukan untuk kader (kalangan elit) dirahasiakan dari rakyat biasa, karena mereka hanya mengandalkan jatah dan tiba-tiba harus mengurus diri sendiri - sementara kader masih mendapat (persediaan).

“Pada saat itu, kampanye 'swasembada' berskala nasional dipromosikan untuk mendorong orang-orang untuk melakukan sendiri, mengikuti teladan Jenderal.

"Ini berarti bahwa penindasan informasi tentang ransum yang dinikmati oleh kelas yang lebih tinggi semakin ditegakkan."

Meskipun ada seruan untuk "swasembada" yang 'diperjuangkan' Kim Jong-il - pemimpin itu jauh dari kelaparan, pada kenyataannya dia menikmati makanan yang mewah dan lezat.

Selama waktu ini, Kenji Fujimoto, seorang koki sushi Jepang bekerja untuk Kim Jong-il sampai dia membelot pada tahun 2001.

Dia ingat bagaimana Kim Jong-il, putranya (Kim Jong-un) dan lainnya, memiliki "nafsu makan yang tak terpuaskan" untuk makanan yang dia siapkan.

Sang koki menggambarkan pesta mahal yang mereka nikmati, bahan-bahannya bersumber dari seluruh dunia, dalam bukunya tahun 2003 'I was Kim Jong-il's Cook'.

Fujimoto hanya bisa melarikan diri karena kerakusan pemimpin saat itu.

Halaman
123
Sumber: Intisari Online
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved