Bacaan Doa
Bacaan Syahadat Tauhid yang Benar
Arti dari syahadat tauhid yakni aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT.
Penulis: Wakos Reza Gautama | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Untuk menjadi Islam, seseorang harus mengucapkan dua kalimat syahadat.
Menurut mantan Ketua MUI Lampung Mawardi AS, kalimat syahadat (syahadatain) adalah rukun Islam pertama.
Syahadatain terdiri atas syahadat tauhid dan syahadat rasul.
Mawardi mengutarakan, rukun Islam pertama ini sangat mudah diucapkan, tapi paling berat dilaksanakan.
Dua kalimat syahadat (syahadatain) ini menjadi fondasi bagi rukun-rukun Islam lainnya.
Arti dari syahadat tauhid yakni aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT.
• Doa Shalat Hajat Dilengkapi Niat Shalat Hajat
Ada dua terminologi penting dalam syahadat tauhid, yakni:
- Aku bersaksi
- Tiada Tuhan selain Allah
Oleh karena itu, makna kalimat "La ilaha illa Allah" dalam syahadat tauhid yakni adalah tiada ilah (sesembahan) yang benar-benar berhak disebut ilah (sesembahan) kecuali Allah SWT.
Menurutnya, beberapa ayat Alquran telah mendukung pengertian di atas.
Allah SWT berfirman: "Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan manusia, yang menguasai manusia, sesembahan manusia. (114: 1-3)
"Ataukah mereka mempunyai ilah (sesembahan) selain Allah?" (Al-Thur: 43)
"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih." (Al-Maidah: 73)
"Ayat-ayat ini menunjukkan dengan jelas bahwa sesembahan yang hakiki hanyalah Allah SWT. Kita diperintahkan untuk mengingkari semua sesembahan (ilah) selain Allah. Ini ditunjukkan dengan sangat jelas pada ayat lain, yakni tatkala Nabi Ibrahim mengingkari semua sesembahan yang telah disembah oleh kaumnya," jelas Mawardi.
Allah SWT berfirman: "Dan ingatlah tatkala Ibrahim berkata kepada bapak dan kaumnya, "Sesungguhnya aku melepaskan diri dari segala apa yang kamu sembah, kecuali Allah saja Tuhan yang telah menciptakan aku, karena hanya Dia yang akan menunjukkiku (kepada jalan kebenaran)." (Al-Zukhruf: 26-27)
Di ayat lain, Allah SWT juga menjelaskan dengan sangat jelas tentang sesembahan-sesembahan selain Allah SWT.
Setelah itu, manusia diperintahkan untuk mengingkari sesembahan tersebut.
Allah SWT berfirman: "Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Mahaesa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan". (At-Taubah: 31)
Surat (At-Taubah: 31) ini menunjukkan dengan gamblang bahwa ahli kitab telah menjadikan rahib-rahib dan pendeta (orang alim) mereka sebagai sesembahan.
Padahal, mereka hanya diperintahkan untuk menyembah kepada Ilah Yang Satu (Allah SWT).
Maksud dari 'menyembah rahib-rahib dan pendeta-pendeta di sini' adalah mematuhi orang-orang alim dan rahib-rahib dalam tindakan mereka yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah SWT.
Meskipun, secara dzahir kaum ahlu al-kitab tidaklah menyembah alim-ulama mereka.
Berdasarkan ayat ini, kata Mawardi, pengertian La ilaha illa al-Allah dan tauhid adalah pemurnian ketaatan kepada Allah dengan menghalalkan apa yang dihalalkan Allah dan mengharamkan apa yang diharamkan Allah.
Yakni, hanya mengakui bahwa Allah SWT semata yang berhak menetapkan hukum, bukan manusia. (Tribunlampung.co.id)