Berita Nasional
Makian Bencong Kapolres Bikin Kasat Sabhara Polres Blitar Mengundurkan Diri
Puncaknya, AKP Agus Tri mengajukan surat pengunduran dari dari Polri ke Polda Jatim.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Makian bencong kapolres bikin Kasat Sabhara Polres Blitar mengundurkan diri.
AKP Agus Tri mengaku tak tahan dengan sikap arogan atasannya.
Puncaknya, AKP Agus Tri mengajukan surat pengunduran dari dari Polri ke Polda Jatim.
Diketahui, seorang polisi mengajukan surat pengunduran diri sebagai anggota Polri ke Polda Jatim.
Polisi yang menjabat sebagai Kasat Sabhara Polres Blitar, AKP Agus Tri ini pilih mundur karena tidak betah dengan kepemimpinan atasannya.
Perwira dengan tiga balok berwarna emas itu mengaku tidak betah dengan kepimimpinan Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetya.
Selain mengundurkan diri, Agus juga melaporkan Kapolres Blitar ke Polda Jatim. Dia pun membuat laporan ke SPKT.
• Hasil Lobi Tingkat Tinggi, Sandiaga Uno Jadi Juru Kampanye Gibran di Pilkada Solo
• Penyaluran Subsidi Gaji Gelombang Dua Mulai Oktober
Isi laporan tersebut berupa pembiaran proyek dan kegiatan yang sifatnya mengumpulkan banyak massa. Padahal saat ini Indonesia, khususnya Blitar sedang konsentrasi memutus penularan Covid-19.
"Pertambangan pasir bebas, sabung ayam bebas tidak ada teguran. Tambang pasir di Kali Putih dan Gandungsari," tuturnya.
"Saya sengaja kirim surat pengunduran diri saya sebagai anggota Polri. Hari ini saya resmi mengundurkan diri ke Bapak Kapolda nanti tembusannya ke Kapolri. Sudah saya ajukan, tinggal tunggu proses lebih lanjut," ujarnya, Kamis, (1/10/2020).
Dia menyebut kalau AKBP Ahmad Fanani arogan dalam kepemimpinannya.
"Setiap beliaunya marah dan ada yang gak cocok itu makian kasar yang disampaikan," ungkapnya.
Agus pun mengalami tekanan psikis. Sebagai kapolres, lanjut Agus, AKBP Ahmad Fanani tidak memberikan arahan apa pun kepada bawahannya.
Namun jika ada pekerjaan yang menurutnya kurang berkenan, kapolres tidak membina anggotanya. Tapi justru memberi makian dan mengancam akan mencopotnya.
"Mohon maaf kadang sampai nyebut binatang, umpatan. Terakhir sama saya gak seberapa. Hanya mengatakan bencong, tidak berguna, banci, lemah dan lain-lain. Sebenarnya kan kalau sudah salah yauda dibina. Ini dimaki terus-terusan. Kadang main copot-copot," lanjutnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com