Berita Nasional
Eks Danjen Kopassus Soroti Sikap Mentang-mentang Gatot Nurmantyo
Adalah mantan Danjen Kopassus Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar yang buka suara atas ulah Gatot Nurmantyo.
Adalah mantan Danjen Kopassus Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar yang buka suara.
Agum Gumelar menyayangkan cara-cara Gatot Nurmantyo cs menghadapi para juniornya.
Tak hanya itu, Agum Gumelar mengaku kecewa dengan sikap sejumlah purnawirawan TNI tersebut.
Terlebih, ada beberapa di antaranya mengenakan baret merah Kopassus.
Agum menuturkan, selain ziarah, para purnawirawan tersebut terlihat sangat memaksa untuk masuk ke halaman TMP Kalibata Jakarta Selatan demi mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Menurut Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Warakawuri TNI-Polri (PEPABRI) itu, tidak seharusnya para purnawirawan TNI tersebut bersikap memaksa dan terlibat konflik dengan petugas di lapangan.
"Terus terang saya prihatin dan bahkan kesal melihat kejadian itu. Terutama untuk mereka yang kemarin mengenakan baret merah dengan gagah perkasa. Saya ini mantan Danjen Kopassus," kata Agum dalam wawancaranya dengan Kompas TV, Jumat (2/10/2020).
• Reaksi Kolonel Ucu Yustiana Saat Ditunjuk-tunjuk Jenderal Gatot Nurmantyo
• Agum Gumelar ke Gatot Nurmantyo Cs, Jangan Mentang-mentang Jenderal
Agum mengatakan, seharusnya mereka yang menjadi prajurit baret merah alias Kopassus bisa dicintai dan mencintai rakyat.
"Ini malah kejar-kejaran dengan mahasiswa. Apa itu," ucap Agum menyatakan kekecewaannya.
Agum menyebut, sebagai prajurit Kopassus seharusnya tidak berlaku terlalu murah karena meneriakkan komando di tempat-tempat yang tidak tepat.
"Jadi cara-cara seperti kemarin itu, mohon maaf ya, jangan terlalu murah meneriakkan Komando di tempat-tempat yang tidak tepat," katanya.
Lebih lanjut, Agum juga menyoroti sikap sejumlah purnawirawan yang punya pangkat tinggi dan terlibat cekcok dengan petugas di lapangan.
"Kita ini pernah bertugas. Tahu kondisi di lapangan. Janganlah mentang-mentang pangkat jenderal lalu menganggap remeh petugas di lapangan," kata Agum.
"Mereka itu hanya bertugas, melaksanakan perintah. Pernah punya pangkat tinggi itu seharusnya lebih bisa menghargai."
Terakhir, Agum berpesan kepada Gatot Nurmantyo jika ingin membangun gerakan moral jangan mencampurinya dengan gerakan politik.